DATANG

9.1K 1.3K 249
                                    

bacanya pelan-pelan!

■♤■♤■

Wanita itu memeluk Rain tepat di depan pintu rumah. Menyapa Rain dengan senyuman tulusnya. Perempuan itu sangat cantik dengan dress berwarna putihnya. Rain memegang tangannya, menuntunnya masuk kedalam rumah dan duduk di ruang keluarga.

"sore, paman." Shenzy menunduk hormat kearah ayah mereka. Lalu duduk dengan sopan. Terlihat dari wajahnya, perempuan ini terlihat baik dan berpendidikan. Tidak ada yang salah dari cara berpakaian Shenzy, namun dirinya merasa diperhatikan dengan tatapan yang tak biasa.

Rain duduk disebelah kanan Shenzy dengan Jonathan dan Kevin duduk dihadapannya. Jonathan terus melihat tautan tangan itu. Tanpa ekspresi dia bersandar ke sofa dengan melipat kakinya. Tersenyum sopan, "senang bertemu denganmu, kakak ipar." yang dibalas senyuman oleh Shenzy.

Kevin, hanya memalingkan wajahnya. Mengetukkan jarinya pada pinggiran sofa. Tidak berminat dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia merasa amat sangat bosan dengan sedikit kekesalan pada hatinya.

"Shenzy, bagaimana kabar orang tuamu? Apa masih ingin mencoba membangun bisnis di bidang fashion? Ibumu benar-benar pekerja keras." percakapan ringan mulai terjadi, layaknya basa-basi yang sebenarnya sudah diketahui, hanya untuk menambah ramai situasi.

"jadi, pertunangan ini karena perjodohan?" Jonathan berujar memotong pembicaraan. Melirik sedikit pada perempuan itu dan melanjutkan, "bukankah sebelum melakukan pertunangan, mereka harus memahami satu sama lain? Cocok atau tidaknya, baru bisa ditentukan dia ingin melanjutkan atau tidak. Bukankah ini termasuk pemaksaan... Ayah?" Jonathan menoleh kearah ayahnya. Menunggu jawaban.

"cinta bisa datang kalau terbiasa bersama." timpal ayahnya. Ia menatap lurus kearah Jonathan seakan memberi peringatan untuk tak kelewatan.

"oh? Pantas. Aku rasa... Aku mencintai kak Rain." dengan tertawaan Jonathan membalas. Kevin tersenyum, ia menikmati pertunjukan yang Jonathan mainkan. Ini terlihat seru. Jonathan, jika sudah mulai bermain, maka itu adalah tontonan paling seru bagi Kevin.

"bercandamu itu berlebihan Jonathan." ayahnya menggeleng seakan sudah biasa mendengar dan hanya bisa memberikan batasan berupa ucapan.

"siapa bilang aku bercanda?"

Tertawaan Jonathan dalam sekejap berubah menjadi tatapan datar melihat ayahnya. Keadaan hening sesaat, Rain menunduk tak berani ikut campur. Shenzy yang melihatnya mencoba untuk memastikan Rain baik-baik saja.

"Shenzy." Shenzy buru-buru menoleh kearah Jonathan. Menelan ludahnya gugup. Tidak tahu mengapa, Jonathan terlihat menyeramkan baginya. Maka dari itu, ia sedikit meremas tangan Rain tanpa sadar.

Rain yang paham langsung menatap kearah Jonathan, menggelengkan kepalanya. Jonathan paham bahwa Rain tidak ingin Shenzy terlibat, tapi... Jonathan hanya ingin memberi peringatan agar perempuan itu mundur.

"kamu harus mengenal lebih dulu kakakku." Jonathan berjalan kearah mereka, berjongkok didepan Rain. Ia melihat tautan tangan itu lagi, lalu berdecih pelan. Jonathan mengambil tangan Rain, menempatkannya tepat di pipinya, lalu melihatkannya kearah Shenzy. Jonathan mengecupi jari-jari itu, Rain yang ingin melawan dengan menarik tangannya tidak dapat dilakukan, karena Jonathan sudah menahannya dan menatapnya mengancam.

Jonathan mulai menghisap jari-jari itu didepan Shenzy. Jonathan memandang Rain sensual, membuat Shenzy melihat apa yang dilakukannya. Shenzy mulai bergidik, menatap Jonathan dengan pandangan terkejut disertai ketakutan.

Ayah mereka yang tidak tinggal diam, mulai bangkit, "Jonathan!" ayahnya berteriak membuat seisi rumah menggema oleh suaranya. Rain tentu terkejut dengan teriakan ayah mereka, Rain langsung menarik tangannya sekuat yang dirinya bisa agar terlepas dari Jonathan.

"Kevin..." Jonathan memanggil pelan Kevin. Melirikkan matanya kearah Kevin, memberi isyarat.

"ayah... Dari aku dan Jonathan masih kecil, kak Rain datang ke keluarga kita. Saat kak Rain datang, apa kami pernah meminta sesuatu pada ayah? Apa ayah tidak bisa memberikan kak Rain pada kita? Mari buat kesepakatan--" Kevin duduk dengan menumpukan sikunya pada lututnya. Memberi jeda pada ucapannya dengan menatap satu persatu orang yang ada disana.

"jika ayah tetap ingin pertunangan ini berlanjut, maka... Tidak akan ada pewaris dalam perusahaan ayah. Aku dan Jonathan menolaknya. Setelahnya... Membawa kak Rain, mungkin? Jika ayah membatalkannya, kami dengan senang hati melanjutkan perusahaan ini, tapi kak Rain menjadi milik kami--" Jonathan menatap tajam Kevin. Rain adalah miliknya, ia tentu tidak ingin berbagi.

Kevin paham tatapan Jonathan yang menolak, "tidak ingin berbagi?" Jonathan mulai berpikir, ia perlu memikirkan ini pelan-pelan. Kali ini, mungkin ia bisa membiarkan Kevin berbicara.

Kevin berjalan kearah Rain, lalu berbisik pada Jonathan, "pegang ayah." Kevin takut ayahnya akan menghampirinya dan menyeret Rain memisahkan mereka tiba-tiba. Lalu Jonathan bangkit berdiri tanpa diminta untuk kedua kali.

Kevin mulai memegang tangan Rain, "jangan menolaknya, kumohon." tatapan Kevin yang sendu benar-benar membuat Rain merasa sedih. Tanpa sadar, ia mengelus pipi Kevin. Rain tidak bisa menolak Kevin.

"aku membutuhkanmu, aku berjanji akan berhenti mengonsumsi obat-obatan itu, asal kakak mau bersama denganku."

Rain sedikit terkejut, obat-obatan apa yang dimaksud Kevin? Tapi, dia tidak bisa membalas ucapan Kevin, terlalu terpaku pada cara Kevin menatapnya. Rain juga terkejut mengenai fakta baru yang bahkan tak pernah ia dapati kabar ini tentang adiknya sebelumnya.

Kevin meletakkan tangan Rain dilehernya, menutup matanya dan menikmati elusan Rain pada lehernya, ia memegang tangan Rain dengan kedua tangannya, "aku tidak akan meminta apapun, hanya dirimu." Rain benar-benar ingin menjaga Kevin, Kevin terlihat lelah dan lemah. Sorot matanya dari kemarin redup. Mata memohon itu membuat Rain sakit. Dan, suhu tubuh Kevin tidak normal.

"Kevin, kamu panas. Pergi ke kamarmu sekarang, hm?" Rain berkata lembut.

Kevin menggeleng, "aku tidak ingin ditinggal olehmu." ia menolaknya, bisa saja Rain pergi darinya bahkan saat dia hanya mengedipkan mata, pikirnya.

"hanya sebentar, biarkan aku mengantar Shenzy ke depan. Jonathan, bantu Kevin ke kamarnya." Jonathan mengangguk, menarik tangan Kevin lalu mengantarkannya kekamar.

Saat Rain sudah berdiri dan siap mengantarkan Shenzy kedepan, suara ayahnya terdengar, "Rain, aku memintamu untuk menjaga mereka, bukan membuat mereka mencintaimu." setelahnya ayahnya pergi dari sana dengan amarah yang tertahan.























🦊🦊🦊
reminder!
semua orang punya caranya masing-masing untuk mendapatkan sesuatu.

ADOPTION - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang