■♤■♤■
Ayah mereka sudah sadar, dengan kepala yang terbalut perban. Pandangannya kosong. Masih jelas teringat bahwa Jonathan melempar botol tepat mengenai belakang kepalanya, ia jatuh pingsan setelahnya. Mungkin jika tidak langsung dibawa kerumah sakit, dirinya akan meninggal ditempat.
Tidak ada hal yang menakutkan didunia ini bagi ayah mereka selain anaknya sendiri. Kembali lagi, ia mempunyai alasan mengapa Rain menjadi anak angkatnya, selain menambah orang kepercayaan.
Jonathan dan Kevin tumbuh dengan kepintaran diatas rata-rata. Ayahnya tentu senang. Dua anaknya seperti berlian tanpa cacat. Dari kecil sudah membanggakan. Ayahnya bahkan tidak pernah malu memperkenalkan Jonathan dan Kevin yang masih kecil pada rekan bisnisnya. Tidak ada kekecewaan, anaknya sungguh dapat dipamerkan. Bahkan sikap mereka yang tenang dan fokus selalu menjadi dambaan setiap orang tua.
Semua orang yakin bahwa Jonathan dan Kevin tanpa cela. Diharap bisa melanjutkan bisnis ayahnya tanpa kesulitan. Menguntungkan. Ayah Jonathan dan Kevin juga terkenal. Setiap Jonathan dan Kevin bertemu seseorang, setidaknya ada hal yang menyangkut ayah mereka. Bahkan, ayah mereka mengira bahwa Jonathan dan Kevin adalah seorang malaikat tanpa kekurangan. Ia memfasilitasi segalanya.
Sudah berkali-kali Jonathan dan Kevin berganti pengasuh. Mungkin Jonathan dan Kevin terkenal dengan sifat yang tenang, tapi jika dirumah sifat tenang itu yang mengkhawatirkan para pengasuh.
Karena, Jonathan yang tenang sedang melakukan sesuatu, dan Kevin yang tenang berarti sedang memikirkan suatu Rencana.
Jonathan, membunuh seekor kucing karena mencakar kakinya. Jonathan yang melempar pisau dengan pandangan tanpa ekspresinya karena kesal. Jonathan yang mengarahkan benda apapun yang ada di tangannya kearah lawannya. Jonathan yang tidak suka mempunyai teman. Anak aneh ini, sangat menjengkelkan saat berada dirumah.
Kevin anak yang tergolong ekstrovert, maka diamnya adalah bencana. Perubahan mood yang cepat. Soal keuntungan untuk dirinya adalah yang utama. Selain pandai berkelahi, ia pandai membaca situasi. Yang menjadi masalah adalah, mereka masih berumur 5 tahun! Monster kecil apa yang dibesarkan ayah mereka. Masih kecil saja, kelakuannya membuat geleng-geleng kepala.
Sampai akhirnya mereka bertemu Rain. Anak 10 tahun yang mereka anggap mainan baru. Jonathan memang yang pertama kali memperhatikan Rain, mainan ini berbeda dari mainan yang ayahnya berikan sebelumnya.
Mungkin orang lain bertanya mengapa Rain tidak diperlakukan hal yang sama seperti para pengasuh?
Yang pertama karena awalnya Rain dianggap sebuah mainan. Yang kedua karena Rain tidak seperti para pengasuh mereka sebelumnya.
Rain adalah segalanya. Jonathan yang berubah lebih baik semakin hari adalah karena Rain. Kevin yang tidak membuat masalah itu karena Rain.
Masih jelas di ingatan ayah mereka saat Kevin dan Jonathan berumur 16 tahun. Ia melihat Kevin dan Rain berciuman, dengan Rain yang berusaha mendorong tubuh Kevin. Jika dibandingkan, tubuh Rain yang kecil dengan Kevin yang sering berkelahi maka jawabannya adalah kalah telak.
"Kevin.. Lepas!" Kevin terus menciumi seluruh wajah Rain. Dorongan Rain semakin melemah, ia lelah. Tergantikan dengan tangisan dan isakan pelan.
Kevin yang mendengarnya langsung melihat mata Rain, mengusap air matanya perlahan, "aku tidak bermaksud menyakitimu, maaf kak. Tolong jangan menangis."
Rain terus menangis, "takut.." suaranya yang parau masuk ke gendang telinga Kevin. Cukup membuat Kevin merasakan sakit pada dadanya. Ia menakuti orang yang ia sukai karena ia memaksanya. Kevin dengan lembut menarik pinggang Rain, memeluknya dan mengusap punggungnya. "maaf." gumamnya.
Ini yang menjadi alasan mengapa ayah mereka meminta mereka pergi ke Amerika dengan alasan mencari ilmu. Tidak hanya satu anaknya, tapi Jonathan juga membicarakannya padanya. Saat itu, Jonathan yang sudah paham bahwa dirinya menyukai Rain, dengan perasaan senang menghampiri ayahnya. Ia menganggap rasa sukanya ini perlu diberitahukan pada ayahnya agar dirinya dibantu untuk mendapatkan Rain.
"ayah. Aku.. Menyukai seseorang." Jonathan terus tersenyum, sangat manis.
"oh ya? Siapa?" anak seusia Jonathan memang sudah difase menyukai lawan jenisnya. Maka ayahnya cukup senang dan terhibur.
"kak Rain." celetuk Jonathan.
Merasa bahwa ia salah dengar, dengan cepat ayahnya menoleh. "Rain? Kakakmu?" ia memastikan pendengarannya. Jonathan mengangguk semangat.
"Tapi kalian bersaudara. Tidak boleh ada perasaan seperti itu."
"dia bukan kakak kandungku, ayah." Jonathan mengerutkan alisnya. Mungkin agak kesal dengan jawaban yang ayahnya berikan. Merasa dilarang dirinya.
"dia laki-laki." jelas ayahnya.
"aku tahu, aku sadar dia lelaki." Jonathan terus menimpali ucapan ayahnya. Merasa terganggu, seperti tidak disukai keputusannya.
"kalian tidak bisa bersama."
"ayah melarangku?" Jonathan bangkit dari sofa yang ia duduki. Pandangannya berbeda. Ayahnya tahu betul bagaimana Jonathan. Penolakan pada keinginan Jonathan akan mengakibatkan dirinya yang akan mendapatkan hal itu bagaimanapun caranya.
Layaknya seperti obat, Jonathan memerlukan Rain. Rain bisa menahan Jonathan. Segalanya, mulai dari emosi dan kelakuan. Kurang lebih, ayahnya selalu meminta Rain menyampaikan keinginannya pada Jonathan, dengan begitu Jonathan akan melakukannya. Jika ayahnya menentang ini, mungkin Jonathan akan tak terkendali. Jonathan hanya perlu tetap berada pada suasana hati yang baik, dengan begitu segalanya tetap tenang.
"baiklah, buktikan dirimu pantas bersama Rain. Pergilah ke Amerika, belajar disana. Setelahnya pimpin perusahaan yang ada disana."
"apa ayah akan menyetujuinya?"
"buktikan dirimu dahulu."
Jonathan terlalu polos karena menyanggupi hal ini, berharap ia akan tetap bersama Rain. Bahkan saat ia berada di Amerika, orang suruhan ayahnya terus berdatangan menggodanya. Bahkan Jonathan tahu saat ia mencoba menghajar perempuan itu karena menyentuhnya, yang berakhir perempuan itu mengaku siapa yang menyuruhnya. Jonathan saat itu berpikir bahwa ayahnya hanya sedang menguji kesetiaan dan kedewasaannya, jadi dirinya tak meminta pulang pada saat itu.
Sekarang, Jonathan tidak peduli. Siapapun yang melarangnya ia akan menyingkirkannya. Pening pada kepala terasa saat ayahnya melihat Jonathan didepan matanya. Tidak ada kata permintaan maaf. Hanya memandang datar. Jonathan menunduk sedikit, lalu tersenyum tipis padanya.
Jonathan tidak sendiri, disini ada Rain dan Kevin. Mereka pergi bertiga. Rain sibuk menyiapkan makanan untuk ayahnya dengan Kevin yang duduk di sofa dengan bersandar. Memperhatikan Jonathan dan ayahnya yang sedang bertatapan. Lalu ia terkekeh pelan.
🦊🦊🦊
btw, aku baru sadar. kalo updatenya lama, votenya lebih banyak😦
pamaksud kalian?😡ayo, renjun kita main lego, biarin mereka nunggu update an yang lama!😡 /narik tangan njun/
ayo!!! -njun🦊
bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADOPTION - NORENMIN
Romance🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR🔞 renjun, anak berumur 10 tahun yang diadopsi keluarga adalvino. menjadi seorang kakak angkat dengan dua adik, jeno dan jaemin. sebuah perusahaan yang di jaga, membutuhkan seorang yang dapat dipercaya...