DIPERCEPAT

6.7K 969 169
                                    

bacanya pelan-pelan, bestie.

■♤■♤■

Ketukan pada meja oleh jari panjang itu terdengar beraturan. Pandangan lurus kedepan dengan sorot mata yang tajam. Kevin bangkit dari kursinya menuju balkon kamarnya. Melihat kearah lantai bawah yang memperlihatkan ayahnya yang sedang berjemur dengan seorang perawat disebelahnya.

"aku kira, Jonathan akan membunuhnya. Ekspektasiku membuatku kecewa. Padahal sudah tepat mengenai kepala belakang, apa lemparannya kurang kencang?" Kevin mulai memikirkan sendiri apa penyebab ayahnya tetap hidup dan hampir pulih ini.

Memang ayahnya tidak akan menyakiti Rain, tapi ayahnya mampu hanya dengan mulutnya mempengaruhi Rain dan itu merugikan Kevin. Karena Kevin juga menyerang Rain dengan cara itu. Soal kekuatan berpendapat dirumah ini, ayahnya adalah suara mutlak. Jadi kali ini mungkin Kevin akan lebih memperhatikan ayah mereka.

👥👥👥👥

Rain mendapatkan pesan dari Shenzy saat ia sudah sampai rumah. Sebuah pesan yang meminta Rain untuk menemui Shenzy. Agak mendadak dan terburu-buru. Ketikan Shenzy juga membuat Rain khawatir. Jadi setelah Rain bilang ingin membeli sesuatu pada Jonathan dan Kevin, ia langsung pergi menemui Shenzy.

Rain dan Shenzy bertemu dirumah Shenzy. Tepatnya di ruang tamu dimana mereka duduk berhadapan. Shenzy terus menunduk diam, "Shenzy, ada apa?" setelah 10 menit berdiam diri, Rain membuka pembicaraannya.

"apa.. Kamu memiliki hubungan dengan adikmu?" Rain sedikit tersentak kaget. Bagaimana Shenzy tahu hal ini? Yang seharusnya Shenzy tahu hanya kedua adik Rain menyukai Rain, bukan soal hubungan mereka.

"tidak.."

"aku melihatmu berciuman dengan adikmu dikantor. Apa dia memaksamu?"

"Shenzy.."

"kamu menyukainya? Bagaimana dengan pernikahan kita? Kamu mau membuat ayahmu kecewa? Bagaimana jika ayahmu tahu hal ini?" Shenzy memberikan beberapa pertanyaan memojokkan. Seakan ingin menyadarkan Rain apa yang harus dia lakukan.

"aku tidak ingin ayah kecewa."

"kalau begitu turuti keinginannya Rain.." Shenzy dengan nada pelan, seakan menasehati.

Segalanya seakan-akan salah Rain. Bahkan perasaannya sudah tidak penting disini. Layaknya hanya alat yang bisa memuaskan pikiran orang lain. Tidak bisa bergerak bebas. Setiap melangkah selalu berpikir apakah ini benar atau salah.

"aku tidak tahu harus melakukan apa." Rain sangat pusing. Ia kira awalnya hal ini akan tetap baik-baik saja. Tapi, rahasia tidak bisa tertutup terus menerus. Shenzy bahkan sudah tahu, dan ia tidak ingin ayahnya juga tahu hal ini.

"percepat saja pernikahan kita. Lalu pindahlah kerumah ini bersamaku."

"mana bisa? Seorang istri yang tinggal dirumah suaminya. Bagaimana bisa aku tinggal disini setelah menikah denganmu?"

"kalau begitu, kita bisa membeli rumah baru atau apartemen, Rain. Setidaknya, kamu harus cepat keluar dari rumah itu." ucapannya terlalu terburu-buru, terlihat penuh ketakutan. Entah, Shenzy merasa ketakutan.

Mendengar ucapan Shenzy, sedikit ada benarnya. Tapi, mengapa hatinya tidak menyukainya? Rain memang merasa sesak dan tertekan. Tetapi, dia merasa sangat berat meninggalkan rumah itu.

"baiklah, aku akan meminta pada ayah untuk mempercepat pernikahannya." dengan helaan napas berat Rain mengatakannya. Ia tahu bahwa Shenzy khawatir, ia tak mungkin membuat tunangannya merasa cemas seperti ini.

Rain, terlalu banyak memikirkan kenyamanan orang lain dari pada dirinya sendiri, dan ini akan menjadi bumerang.

👥👥👥👥

ADOPTION - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang