MEJA KERJA

9.9K 1.1K 93
                                    

🔞

■♤■♤■

Selama ayahnya masih dirumah sakit, Jonathan yang mengambil alih perusahaan ini. Kevin sebenarnya diminta turut andil, tapi ia malas dan yakin bahwa Jonathan bisa melakukannya sendiri tanpa dirinya.

Alhasil, Jonathan dan Rain sekarang sedang duduk di kursi masing-masing mengerjakan laporan. Sebenarnya tidak buruk mengambil alih kantor pusat, ia bisa melihat Rain terus menerus, penyemangatnya dalam bekerja. Sesekali Jonathan melihat Rain, Rain memakai jas dengan warna coklat muda. Rambut yang tertata rapi. Duduk dengan tegak. Alis yang sedikit menukik saat ia sedang bingung. Jonathan mampu memperhatikan Rain seharian.

Jonathan menghubungi Rain lewat intercom yang ada di mejanya, "kak Rain, kemari." Rain yang sedikit kaget langsung menatap lurus kearah Jonathan. Lalu cemberut, ia kaget!

Rain berjalan kearah ruangan Jonathan, berdiri tepat di meja Jonathan, "ada yang bisa saya bantu, Pak?" pandangan menunduk dengan kedua tangan menyatu didepan.

Jonathan menerapkan pada seluruh karyawan bahwa ia tidak suka mereka melihatnya, semuanya harus menunduk. Tidak ada kontak mata dan Rain juga karyawannya, maka Rain ikut menunduk.

"kak Rain, bisa jelaskan proposal apa ini?" Jonathan bangkit dari kursinya, menarik tangan Rain agar berada tepat disebelahnya. Lalu Jonathan duduk kembali dan menarik Rain agar duduk di pangkuannya.

"Jo.. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?" Rain bergerak tidak nyaman, sesekali melihat kearah pintu.

"mereka harus mengetuk saat ingin masuk. Jangan khawatir." Jonathan melingkarkan tangannya pada pinggang Rain. "jelaskan proposalnya, Rain." seperti layaknya profesional dalam bekerja, Jonathan memanggil nama Rain tanpa ada kata kakak.

"itu... Proposal pelaksanaan kegiatan-- uh.." Rain yang sedang menjelaskan, seketika terhenti oleh tangan Jonathan yang meremas dadanya. Rain meremat tangan Jonathan untuk menghentikannya. Tapi, tangan Jonathan yang lain juga tidak tinggal diam meraba selangkangan Rain.

"anda harus menjelaskan proposalnya, Rain. Saya tidak menyuruh anda untuk mendesah." bisikan tepat berada di belakang telinga Rain diiringi jilatan basah mengenai tengkuknya. Kata perintah tersebut terasa dibuat-buat agar Rain patuh, Jonathan menggunakan kekuasaannya. 

Kegiatan ini berlangsung lama hingga Rain akhirnya ikut terlena, "Jo.." kepalang tanggung, dengan sekuat tenaga Rain berbalik menghadap Jonathan dan langsung menciumnya. Lumatan disertai kecipak basah terdengar. Penuh napsu dan terburu-buru. Rain naik dan duduk dipangkuan Jonathan. Tangan Jonathan yang tidak tinggal diam meremas pantat Rain dengan semangat.

Sungguh, adegan tidak senonoh ini terjadi di kantor. Jonathan berdiri, menggendong Rain dan mendudukan Rain di meja kerjanya setelah menggeser semua berkas dengan kasar jatuh kelantai. Ciuman berlanjut keleher putih Rain. Jonathan menghisapnya kuat, meninggalkan tanda kemerahan.

Jonathan mulai membuka celana Rain, melepasnya. Kecupan Jonathan turun kebawah, menyingkap kemeja yang Rain pakai, menghisap disekitar perut Rain.

"Jonathan.. Itu kotor.." Jonathan dengan tiba-tiba menghisap penis Rain, menggerakkannya maju mundur. Tidak peduli dengan perkataan Rain.

Jonathan mengangkat kaki Rain hingga mengangkang didepannya, mengelus lubang itu sebentar, tanpa menghentikan hisapannya.

"engh.. Jo.." bagaimana bisa Rain menganggap ini sangat seksi? Jonathan yang menghisap miliknya benar-benar menggoda Rain. Padahal awalnya Rain hanya ingin mencium Jonathan saja. Tapi siapa yang tidak tahu dengan sifat Jonathan jika sesuatu menyangkut Rain? Maka dia akan menjadi bersemangat.

Rain menarik bahu Jonathan, ia ingin dicium. Jonathan kembali mencium Rain. Tangan kanannya sibuk memanjakan penis Rain dengan tangan jari-jari tangan kirinya yang mulai masuk.

Dengan sekali hentak, Jonathan memasukkan satu jarinya. "akh.. Sakit!" Rain memukul bahu Jonathan kencang. Memang tidak sabaran. Jonathan terkekeh sebentar, "maaf, lubangmu menyedot jariku, lapar sepertinya."

Rain melirik kebawah, melihat bagaimana Jonathan mulai menggerakkan jarinya. "shh.. Sakit.. Perih, Jo." karena jari Jonathan yang kering, menambah sensasi perih pada lubang Rain. Maafkan Jonathan pembaca, dia memang bodoh saat bernapsu.

Tapi, tidak perlu waktu yang lama, "ngh.. Jo.. Itu.." sesuatu menyentuh yang menimbulkan rasa nikmat.

Desahan Rain semakin kencang. Dua titik nikmatnya dimainkan. "Jonathan.. Lebih cepat!" ya, benar. Rain menjadi gila. Kenikmatannya berlipat ganda dan Jonathan pintar memanfaatkannya.

"kak Rain, penisku lebih nikmat daripada jari. Tapi, aku akan menunggumu memohon untuk dimasuki." bisik Jonathan. Tidak lama dari bisikan itu, Rain berteriak diiringi pelepasannya. Cairan itu mengenai perut Rain, sangat banyak. Terbukti bahwa ia seperti tidak pernah memanjakan dirinya sendiri.

Jonathan kembali duduk, membiarkan Rain tetap pada posisinya seperti tadi. Jonathan mengeluarkan penisnya, menggerakkannya dengan menatap Rain yang masih terengah-engah.

Rain yang sudah menormalkan napasnya bangkit duduk, masih diatas meja. Melihat bagaimana Jonathan memanjakan penisnya dengan menatap lubangnya. Napas yang tak beraturan dari Jonathan membuat Rain merasakan debaran menegangkan.

Rain tahu bahwa Jonathan terus menatap lubangnya. Dengan begitu, dia membuka lebar kakinya, memperlihatkan lubangnya lebih jelas. Jonathan yang melihatnya tersenyum senang, mengelus lubang itu dengan satu tangannya dengan tangan yang lain sibuk mengurut penisnya. Lubang Rain mulai basah dengan cairan Jonathan yang keluar karena tangan Jonathan bergantian menyentuh lubangnya.

Jonathan merasa ingin keluar, dengan begitu ia mendekatkan wajahnya pada paha Rain, menghirupnya dalam dan menghisapnya diiringi sperma yang keluar, "shh.. Rain.." saat semua spermanya telah keluar, Jonathan menjilati paha Rain sambil menetralkan napasnya.

"aku mencintaimu, kak Rain." Jonathan bangkit, menciumi wajah Rain.

"aku tahu, mesum." lalu Rain turun dan memakai celananya. "penismu itu, kenapa besar sekali, sih. Aku merinding." Rain mengatakannya sekalian berjalan ke mejanya tanpa menoleh kebelakang. "membuat orang tidak percaya diri saja." lanjutnya.

"penismu memang tidak digunakan untuk menusuk, kak. Akui saja." teriak Jonathan menyahuti Rain.

Rain langsung berbalik badan, "enak saja! Penisku itu standar di negara ini, penismu saja yang raksasa! Titan!"

👥👥👥👥

Rain, apakah kamu lupa dengan Shenzy sehingga melakukan ini dengan rasa tidak tahu malu? Rain berada di toilet, sekelebat adegan yang ia lakukan dengan Jonathan, membuatnya merasa bersalah pada Shenzy. Ia tahu ini akan rumit, dan dia dengan santainya melakukan itu dengan Jonathan atas dasar nafsu? Ia memang tak mencintai Shenzy, tetapi ia perlu menghargai perempuan itu sebagai calon istrinya. 

Jika dikatakan Rain adalah manusia juga yang tak bisa terhindar dari nafsu, itu adalah anggapan bodoh. Ini kesalahan Rain, murni karena dirinya yang terbawa suasana.Rencana yang ia miliki akan hancur jika ia bertindak semakin jauh setiap harinya.

Dan gawatnya, Jonathan terkadang sangat menarik perhatiannya. Jika sudah begini, Rain membutuhkan Kevin untuk bertukar pikiran.

Rain, 

Yakin ingin bertukar pikiran dengan orang gila?


🦊🦊🦊

misal aku jadi pembaca trs komen chap ini.
"anjay, mejanya udah kaga suci."

istigfar yuks😚

bagaimana? sudah mabok dengan renjun harem?

CAPEK BANGET SANA SINI DAPET AJE SEME SI RENJUN, KEMBANG DESA EMANG

ADOPTION - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang