"Kau masih marah soal-"
Jihoon terkejut karena SeokMin yang menatapnya tajam. "Bisakah kau lebih baik diam saat kau mengerjakan tugasmu itu," ucap SeokMin lembut namun dingin. YA! Dingin ekspresinya itulah yang diteriaki Jihoon dalam hatinya. Ia merutuki sekali nasibnya berdua dengan SeokMin.
"Aku menemukan YooHyeon di gudang sekolah. Mereka menemukan buku Antalogimu, yang sudah usang. Mungkin itu buku cetak lama. Tetapi saat aku menyentuhnya, merasakan ada cairan kental berbau amis seperti ...."
"Darah?"
"Mungkin. Karena disana redup sekali jadi aku tidak terlalu jelas melihatnya. Dan dia menyebut kan nama YooBin. Aku pikir mereka berdua bakal melakukan suatu rencana dengan buku antalogi itu,"
"SeokMin?"
"SeokMin!" panggil Jihoon kedua kalinya membangunkan lamunan SeokMin, ucapan Nan semalam membuatnya terus berpikir.
"Iya?"
"Apa yang kau pikirkan?" SeokMin hanya menggeleng lalu melanjutkan menghitung lembar kertas yang akan di fotokopi nanti. Jihoon yang melihat ekspresi tidak tenang SeokMin membuatnya ikut khawatir.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya SeokMin menyadari Jihoon yang terus menatapnya.
"Kau sakit?"
Lagi-lagi SeokMin menggelengkan kepalanya. "Bau darah?" Jihoon dan SeokMin saling berpandang dan mencoba memahami apa yang barusan mereka liat. "Kau merasakan hal yang sama?"
Terlihat bercak darah didepan ruang SA, menuju arah Perpustakaan. Namun, saat mereka hendak keluar dari ruang itu untuk memastikan cak darah itu, suara langkah kaki menginterupsi mereka dari jauh. Hal ini membuat SeokMin dan Jihoon segera masuk ke ruang kertas dan bersembunyi disana. Jihoon dengan cepat mematikan lampu ruangan itu.
Ceklek ....
Benar, ada seseorang yang mendekatinya. "Kurasa SeokMin tidak ada disini,"
"Mungkin kau benar, mari kita cari tempat lain ..." Jihoon menatap SeokMin dan mengucapkan Yoobin dan Yoohyeon tanpa suara. SeokMin yang memahami itu hanya mengangguk.
***
YooBin mengelap pisau dengan kain, membersihkan jejak darah mereka disana. Senyuman licik sudah terpampang sejak mereka berhasil membunuh salah seorang disana.
"Byunghoon ... Kurasa target kita lebih baik Byunghoon," ucap Yoohyeon menatap pemandangan kabut di belakang sekolah.
"Kenapa? Karena dia kembali untuk SeokMin kan, aku yakin dia kembali untuk menyelamtkan SeokMin ...."YooBin tersenyum menatap adiknya yang memiliki pemahaman luar biasa menurutnya.
Mereka tidak menyadari bahwa seseorang mendengar semuanya, semua rencana mereka didengar oleh korban yang baru saja mereka bicarakan.
'Memang benar aku kembali untuk menyelamatkan SeokMin dan meminta maaf padanya, aku tahu dia pasti menerima maafku walau aku harus menerima cercaannya,' pikir orang itu lalu pergi dari situ dan mencari SeokMin
***
"Byunghoon! Menjauhlah!" Byunghoon masih memegang erat tangan SeokMin sambil memohon untuk berbicara dengannya. "Minah, tolong bantu aku ... Aku ingin berbicara dengan kalian sebentara saja,"
Minah menatap sendu Byunghoon namun, balik lagi dengannya ia menatap Seokmin yang terlihat bingung dengan pilihannya.
"Biarkan dia bicara," sahut Nan dari jauh. "Dia kembali bukan untuk rencana jahat, tetapi menyelamatkanmu, SeokMin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise You But Not
RandomTidak ada yang tak mungkin untuk kita bertemu. Ya, bertemu untuk menentukan siapa yang akan kupilih sejak kau meninggalkanku hanya karena kau merasa mengkhianati sahabat sendiri. Bahkan cemburu dengan sahabat baruku. Sungguh naïf sekali dirimu itu. ...