"Wah! Wah! Ternyata Sekretaris kalian bisa menari juga, ya," goda Jihoon saat anggota SA makan siang bersama di ruangan klub. Dengan jahil, Jihoon mencolek dagu SeokMin yang sedang makan.
SeokMin langsung tersedak karena terkejut dan segera mengambil botol air lalu meminumnya. Dan mengatur nafasnya pelan lalu menoleh tajam kearah Jihoon yang hendak menyumpit nugget itu.
Dengan smirk yang membuat Jihoon takut, SeokMin mempunyai rencana yang tiba-tiba muncul.
"SeokMin! Itu punyaku!!" SeokMin mengunyah nugget Jihoon yang berhasil ia comot. Dayoung hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan anak buahnya yang semakin lama semakin bikin kesal.
"Bodo amat soal itu."
Jihoon hanya mendengus kecil mendengarnya.
Drrt! Drrt!!
SeokMin menoleh sebentar kearah ponselnya yang menunjukkan telepon dari seseorang. Sambil mengunyah nasi, SeokMin mendecih kecil dan membiarkan telepon itu berhenti berdering.
Ruangan SA hanya terdengar suara dering dari ponsel SeokMin.
Jihoon yang sedikit risih dengan dering ponsel SeokMin, langsung mengambil ponsel itu tanpa persetujuan dari yang punya.
"ByungHoon?" tanya Jihoon sedikit memperlihatkan, namun, SeokMin memilih tidak melihat sedikit pun.
"Dia siapa? Kenapa kau-" Jihoon memutuskan tidak melanjutkan ucapannya melihat SeokMin yang sedikit sedih. Dengan elusan pundak, Jihoon berhasil menenangkan SeokMin. Perlahan pemuda Kwon itu mengangkat badannya, dan sedikit menghapus air matanya.
"Maafkan-"
"Tidak! Bukan salahmu... hanya saja aku tidak bisa melakukan apa-apa, saat dia meneleponku," potong SeokMin, mendengar itu Jihoon mencoba memberikan sebotol air mineral agar tenang.
"Ceritalah... aku janji akan mendengarkannya, dan itu membuatmu sedikit lega," kata Jihoon tersenyum mencoba membuat SeokMin menatapnya.
Tanpa disadari SeokMin sendiri, raut senyum yang indah terukir disana. "Sebenarnya dia sahabat masa kecilku, jauh sebelum Nan. Dia mengkhianatiku saat keluargaku dekat dengan keluarga Nan.
"ByungHoon mencoba ikut denganku saat aku bercerita padanya kalau aku tinggal di Mansion keluarga Nan, dan sesampai disana dia mencoba meracuni Nan, yang waktu itu sedang bersamaku. Tetapi, aku merasakan firasat yang buruk soal dia yang terlihat baik dengan memberikan segelas susu untuk Nan sendiri."
Jihoon sedikit terkejut mendengarnya. SeokMin mencoba mengambil nafas dan keberanian, tetapi tidak ada lagi ketakutan saat ia mulai bercerita.
"Kau tahu. Aku lah yang meminum susu itu saat Nan menerimanya. Tetapi dihempaskan oleh ByungHoon. Tepat saat itu juga, aku terpancing emosi karena tidak terima. Kudorong dia sampai keluar kamar dan menyudutkan dia di pagar tangga."
"Aku terus memakinya, namun, tenagaku mulai berkurang, terdengar sayu bahwa bibirku membiru karena sudah merasakan susu itu di bibir. Dan dia pergi dengan sebuah pesan, bahwa ia tidak akan memaafkanku untuk kesekian kalinya," Jihoon sedikit mengusap keningnya.
SeokMin sedikit tertawa, tetapi agak cemberut kembali. "Tapi kamu tahu siapa yang salah?" tanyanya.
Jihoon mendengar itu, mengangguk. "Dia terjebak di sangkarnya sendiri. Park ByungHoon."
SeokMin membulatkan matanya tidak percaya saat Jihoon menyebut marga dari sahabatnya dulu. "Bagaimana kau..."
"Tidak. Dilihat dari caramu bercerita tentangnya, sama seperti cara kau memanggil teman yang lain bermarga Park. Kau sedikit menekan namanya, itu membuatku percaya bahwa Byunghoon memang salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Promise You But Not
RandomTidak ada yang tak mungkin untuk kita bertemu. Ya, bertemu untuk menentukan siapa yang akan kupilih sejak kau meninggalkanku hanya karena kau merasa mengkhianati sahabat sendiri. Bahkan cemburu dengan sahabat baruku. Sungguh naïf sekali dirimu itu. ...