[Chapter 11] Jauhlah dariku Part 2

4 0 0
                                    

"Yoobin! Kau dengarkan. SeokMin melihat semuanya. Apa dia tadi mencium bau badanku? Aku sungguh tidak tahu, tapi bukankah itu buruk bagi kita?!"

Yoohyeon menelepon Yoobin cukup berisik, namun, terdengar sayup dari luar karena Yoohyeon sengaja memutar musik dan menggunakan vacum cleaner bersamaan.

"Kau tau, aku bertemu Jihoon di minimarket dengan unitmu. Kurasa dia tidak menyadariku." Yoobin berusaha menelepon dengan tenang, dirinya pun gugup jika ketahuan oleh Jihoon soal malam hari itu.

"SeokMin! Kita tidak tahu juga kan yang seharusnya kita lihat atau tidaknya. Apa dia mungkin menjebak kita, kita tidak tahu juga kan." Minah berusaha menenangkan SeokMin yang terlihat was-was dengan Yoohyeon.

"Min- Minah, apa perlu aku membuktikannya?"

"Apa?"

***

Byunghoon dan SeokMin duduk berhadapan di kantin sekolah, suasana kantin kini mencengkam bersilih dengan keduanya yang saling menatap tajam berbagi pikiran satu sama lain.

"Byunghoon!" "SeokMin!"

"Kau duluan saja," kata Byunghoon akhirnya setelah suasana hening kembali.

"Haruskah kita mengungkapkan bahwa tidak hanya aku yang menulis antalogi itu. Antalogi itu segera dicetak versi baru. Dan mereka masih membawa yang cetak lama, kau tahu kenapa? Mereka membawa itu karena mereka sudah membunuh seseorang dan mereka tidak bisa menghilangkan bekasnya," bisik SeokMin, namun terdengar cukup keras oleh Byunghoon.

Setelah mengucapkan semuanya, SeokMin menyeruput tehnya yang separuh. Byunghoon hanya tertawa kecil melihat tingkah lakunya SeokMin yang meggembungkan pipi saat minum.

"Kau masih sama kaya dulu," bisik SeokMin, namun Byunghoon hampir kena semprot SeokMin yang terkejut.

"Kau bilang apaan barusan?"

Byunghoon hanya menggelengkan kepalanya lalu membuang botol minum SeokMin ketempat sampah.

"Tidak apa-apa."

"Yang kau katakan tadi, memang agaknya benar karena mereka benar-benar mencurigakan dari awal dugaan kita." lanjut Byunghoon.

"Oh, ya. Ngomong-ngomong kau mau bergabung bersama kami di unit kami? Kau belum bersama kami kan?" tawar SeokMin. "Apa yang kita lakukan?"

"Mina membawa daging dari rumah ayahnya nanti. Kita bisa memasaknya bersama. Kau mungkin kesusahan memasak saat di apartemen kan. Jadi, sekali kali kita kumpul bersama. Apa kau bisa?"

Byunghoon hanya mengangguk lalu tersenyum melihat SeokMin kegirangan.

***

Yoohyeon terus-terusan menampar pipi Yoobin dengan cukup sadis, warna kulit tidak lagi terlihat jelas. Penuh amarah dan dendam, Yoohyeon menggeram tangannya menatap Yoobin yang tertunduk memegang pipinya.

Suara tepuk tangan terdengar cukup nyaring disekitar mereka. "Bagus sekali ... Kalian bertengkar karena hal sepele dan kau! Yoohyeon, wanita payah. Kau pikir kau berbeda dari Yoobin. Kalian tetaplah sama." Nan menatap keduanya dengan sinis.

"Nan! Apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau berada di Unitmu," ucap Yoohyeon gugup. "Aku? Disana?"

"Wah, cerdik sekali Byunghoon dan SeokMin sampai kedua orang ini benar-benar tertipu dengan rencana kami. Tidak menyangka kalian yang pinter ini bisa ... Umm, jadi bodoh dalam sekian detik," ledek Nan.

Yoohyeon menjauh dari YooBin dan pergi dari hadapan Nan. Yoobin yang pasrah itupun benar-benar lemah saat diangkat oleh Nan.

Yoobin berada di rooftop unit Mina. Yoobin benar-benar ketakutan saat bertemu yang lainnya terutama ByungHoon dan SeokMin.

"M-menjauhlah dariku sebelum aku melukai kalian lagi ...."

"Kenapa? Jika kau ingin mengambil nyawa kami silahkan, kau tinggal melakukannya kan," kata Minah dengan santai memberikan pisau buah yang cukup tajam.

YooBin terus-terus menggelengkan kepalanya lalu menjauhkan pisau itu dan melemparnya sembarang arah.

"Jauhlah dariku, aku benar-benar bingung sekarang,"

I Promise You But NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang