3rd person POV
Wang Yibo baru saja ganti baju seragam bartendernya. Ia sedang memasuki bajunya ke dalam tas hitamnya. Malam itu ia cukup lelah karena lagi – lagi ia tidak bisa tidur akibat ayahnya terus menyuruhnya pulang. Entah kepulangannya itu memang diharapkan ayahnya atau hanya sekedar formalitas, ia tidak tahu. Komunikasi yang mereka lakukan terhenti dengan pertengkaran yang cukup hebat di telepon dengan ayahnya, dan Wang Yibo cukup tidak peduli akan itu. Sudah muak selama 3 tahun ini ia seperti itu, sekarang ia cukup terbiasa.
Wang Yibo menghela nafas dengan pelan, namun temannya Haikuan mendengar hal itu.
" ada apa lagi? " tanyanya tanpa menoleh kearah temannya tersebut.
" kurang tidur. " jawab Wang Yibo sekenanya. Ia menutup locker kerjanya dan menoleh kearah Haikuan. " Ge, aku sepertinya harus pulang lebih cepat hari ini. "
Haikuan mengkerutkan dahinya, " kau sakit? Tidak biasanya. "
Wang Yibo menjawab sambil menggulung kedua lengan kemejanya, " bisa kau cover jam kerjaku? 2 jam sebelum tutup. "
Haikuan tersenyum tipis dan mengangguk. Keduanya memang tidak begitu banyak bicara, karena kepribadian mereka yang tidak begitu banyak bercanda.
Pekerjaannya berjalan dengan baik. Wang Yibo memulai kerjanya di belakang meja tinggi yang penuh dengan alkohol di belakangnya. Sudah beberapa pelanggan tetap yang mengenali Wang Yibo dan langsung menyapa dirinya dengan akrab.
Salah satu pelanggan tetapnya, Zhou Xun, wanita yang sedikit lebih tua darinya, selalu menggunakan baju yang anggun dengan riasan yang tipis. Kali ini wanita tersebut sudah duduk menunggu Wang Yibo untuk membuatkan minuman kesukaannya.
" beautiful, as always. " ujar Wang Yibo tiba – tiba membuat Zhou Xun membalikkan tubuhnya dan begitu cepat memperlihatkan senyuman lebarnya.
" kau tahu untuk siapa aku merias. " ujarnya langsung duduk menghadap Wang Yibo sepenuhnya dengan tangan kanan menopang dagunya.
Wang Yibo sudah terbiasa dengan Zhou Xun yang sepertinya wanita itu memiliki ketertarikan dengan dirinya. Namun, Wang Yibo tidak bisa membalas hal yang sama terhadapnya, maupun wanita lain.
Ia memberikan gelas yang sudah terisi minuman kesukaan Zhou Xun, ketika tiba – tiba wanita itu menyentuh jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARFUME REGRETS
Storie d'amoresetiap foto yang aku upload aku persembahin pada ownernya. Tidak ada yang disesali saat Xiaozhan menginjak Bar pertama kali malam itu. Bahkan Wang Yibo yang tidak pernah tergerak hatinya pada siapapun, bisa terpaku dengan pesona Xiaozhan untuk perta...