05

4 2 0
                                    

Happy reading guys.
Selamat berPAT Semuaa!
Terimakasih kepada kak Qanda yang sudah membantu :v

Enjoy it

Sudah satu bulan berlalu. Ayra sama sekali tidak pernah menghubungi Althaf. Ia hanya mengagumi nya ketika di sekolah saja, itu juga jika kebetulan bertemu. Meskipun begitu, ia cukup senang. Mood nya selalu baik saat melihat Althaf.

Hubungannya dengan teman perempuan sekelas belum sepenuhnya membaik. Hanya beberapa saja yang menurut Ayra bisa dipercaya. Yang lainnya Ayra tidak peduli.

Seperti sekarang, Ayra sedang bercanda dengan Meyda. Meyda juga sama seperti nya, ia sangat sulit untuk mencari teman. Tapi waktu itu Ayra hanya bertanya tentang tugas kepada Meyda, dari itu entah sejak kapan mereka jadi sering mengobrol.

Meyda juga sudah tahu bahwa Ayra menyukai Althaf. Waktu itu Ayra ketahuan sedang memandangi Althaf di depan kelasnya. Saat itu juga Ayra menceritakan semuanya kepada Meyda.

Sekarang Ayra berada di kantin sendiri karena Meyda sedang izin tidak masuk sekolah. Ayra hanya memesan jus mangga saja. Terlalu fokus dengan handphone nya, gadis itu sampai tidak menyadari ada yang duduk didepannya. Hingga suara ketukan meja menyadarkannya.

Ayra menatap orang yang ada dihadapannya ini. Ia berusaha bersikap biasa saja, tetapi jantung nya tidak bisa diajak bekerja sama. Degup jantungnya terlalu cepat, Ayra sangat gugup . Orang yang ada di depannya ini adalah Althaf yang sedang tersenyum.

“Emm ada apa?” Ayra berusaha tenang.

“Itu,, kamu bisa bantu aku?” Althaf bertanya ragu-ragu.

“Bantu apa?” Althaf mengangkat LKS ekonomi. Ayra belum mengerti apa yang Althaf maksud.

“Maksud nya, kamu bisa bantu ngerjain tugas ga? Lintas minat di kelas ak-”

“Lo-gue aja ya manggil nya, kaku banget kalo aku-kamu.” Ayra meringis karena telah lancang menyuruh Althaf. Tapi Althaf mengangguk setuju. Ayra fikir Althaf tidak akan setuju.

“Iya ya, aku-kamu biasanya buat orang pacaran.” Althaf terkekeh sedangkan Ayra bungkam. 'Pacaran' itu yang ingin ia lakukan dengan laki-laki didepannya ini. Ya Tuhan! Maafkan Ayra yang berdosa ini.

“Jadi lintas minat di kelas Lo Ekonomi?” Althaf mengangguk mengiyakan.

“Lo bisa bantuin gue kan?” Ayra mengangguk.

“Bisa, mau kapan?”

“Nanti pulang sekolah bisa?” Ayra berpikir sejenak.

“Bisa, tapi nanti gue pulang dulu. Mau izin sekalian ganti baju.”

“Yaudah sekalian gue anterin aja. Kita ngerjainnya di rumah Lo aja gimana?”  Ayra memikirkan respon mama nya nanti, apakah boleh. Tapi semoga saja, secara mama nya juga suka Cogan.

“Oke, nanti gue tunggu di parkiran. Gue pamit ke kelas ya, udah bel.” Baru saja Ayra akan beranjak, Althaf terlebih dahulu mencekal pergelangan tangan nya.

“Lo gapapa gue pake motor Vespa nanti?” Justru itu yang Ayra suka, motor Vespa nya yang unik, dan tentunya bersama pemilik Vespa itu. Ayra terkekeh memikirkannya. Kemudian ia tersenyum tulus.

“Gapapa lah, pengen nyoba juga naik vespa.” Althaf terkekeh diikuti dengan Ayra.

“Oke.”

Ayra sedikit terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Althaf menghampirinya duluan dan meminta bantuan. Sebelumnya ia dan Althaf tidak saling berhubungan meskipun lewat sosial media dan hari ini mendadak Althaf meminta bantuannya, memang aneh sih. Althaf kan bisa meminta bantuan teman sekelasnya, kenapa malah meminta bantuan kepada Ayra?

Beauty's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang