CHAPT 1 : THE BEGINNING

150 18 0
                                    

Malam ini hujan turun dengan begitu derasnya, suara gemuruh guntur yang saling bersahutan satu sama lain terdengar memekakan telinga, serta kilat yang menyambar membuat keadaan malam ini semakin terasa begitu menyeramkan. Sementara itu diluar sana jalanan mulai licin akibat diguyur hujan, genangan air mulai memenuhi jalan, sementara itu, terdengar suara ledakan tembakan dari arah gedung tua yang berada disudut ibu kota.

Suara ledakan itu semakin terdengar jelas, seperti saling sahut-sahutan satu sama lain. Didalam sana, ada beberapa orang yang saling beradu senjata, saling adu tembak demi mempertahankan harga diri yang mereka junjung tinggi-tinggi.

Gedung tua itu terletak disudut ibu kota, letaknya jauh dari pemukiman, hingga tak ada orang yang dapat mendengar suara ledakan tersebut, gedung itu sudah sangat amat tua, tidak lagi dapat terpakai karena semua dindingnya nyaris roboh, dindingnya sudah mulai ditumbuhi lumut, banyak rumput liar yang tumbuh disekitar bahkan didalam gedung tua tak terpakai tersebut.

Kini lantai itu sudah berubah warna, lantai yang digenangi air kini berubah menjadi merah kecoklatan akibat dari banyaknya darah yang tumpah ruah akibat adu tembak antar kelompok tersebut, banyak nyawa yang melayang akibat perselisihan itu namun, hal itu tidak membuat niat mereka urung untuk menghentikan aksi saling tembak menembak ini sebelum salah satu dari mereka lumpuh total, atau bisa disebut nyawa mereka melayang ditangan orang yang akan berkuasa.

"sialan"desis salah seorang dari kelompok tersebut.

Ia menggulingkan tubuhnya untuk berlindung diantara pilar-pilar penyanggah, kemudian berdiri secepat mungkin sebelum salah seorang musuh melihatnya. Orang itu mendesis merasakan sakit disekujur tubuhnya, namun ini tidak seberapa. Luka tembak yang ia dapat dilengan kanannya jauh lebih menyakitkan dibandingkan apapun.

"dimana posisimu?" suara itu terdengar jelas di indra pendengar orang tersebut. Ia kemudian menekan salah satu tombol yang ia pasang di indra pendengarnya, kemudian berbisik pelan.

"aku berada dilantai dua"jelasnya pelan.

"hati-hati, disana ada dua orang musuh, mereka membawa senjata" jelas orang disebrang sana yang menjelaskan keadaan disekitarnya.

"sialan! Panggil Jungkook, aku tidak mampu melawan mereka, aku terkena tembakan"ucapnya pelan sembari meringis perih, sungguh peluru yang bersarang dilengan kanannya saat ini benar-benar membuat lengan orang itu seakan nyaris lumpuh.

"baiklah, tapi pastikan keadaanmu baik-baik saja Baekhyun, aku tidak mau kau mati sebelum Jungkook datang"

Byun Baekhyun, orang itu mendesis pelan kemudian meludah. "sialan jangan banyak bicara Jaehwan-ah, cepat suruh Jungkook kemari"

Sambungan mereka terputus begitu saja. Baekhyun melepaskan jaket kulit berwarna hitam yang sejak tadi merangkap tubuh mungilnya, rambut panjangnya yang tergerai, ia kuncir kuda, jaketnya itu kemudian ia lilitkan kepinggulnya, lalu kemudian dengan gerakan hati-hati tanpa menimbulkan suara, Baekhyun merobek baju kaos putihnya kemudian melilitkannya kelengan kanannya, agar darah berhenti menyucur dilengannya.

"sialan, dimana Jungkook"

BANG!!!

BANG!!!

Suara ledakan tembakan sebanyak dua kali terdengar memekakan telinga, sontak Baekhyun semakin merapatkan tubuhnya kepilar tersebut, bukannya ia takut, tapi saat ini kondisinya untuk melawan penjahat-penjahat itu sedang tidak memungkinkan, terlebih lagi kini ia sedang kehabisan peluru, dan sialnya ia lupa membawa senjata cadangannya.

"eonni? Keluarlah ini aku"suara teriakan yang menggemah diruangan itu terdengar nyaring.

Baekhyun mengenal suara itu, ia mengintip kemudian berjalan tertatih keluar dari tempat persembunyiannya setelah melihat, salah satu rekan satu timnya berdiri dengan bangganya setelah menghabisi dua nyawa musuh mereka itu.

THE CRIMINAL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang