CHAPT 7 : DANGER

51 10 0
                                    

2 tahun kemudian ...

Prang!

Meja yang ada diruangan itu dibanting secara paksa oleh sipemuda bersurai hitam dengan postur tubuh tinggi tegapnya. Kedua obsidian kembarnya menatap nyalang pada beberapa pria bertubuh kekar yang kini berdiri kaku tepat dihadapannya. Nafas pemuda itu memburu dengan amarah yang sudah siap meledak. Kedua tangan besar miliknya terkepal kuat, menggambarkan seberapa emosi dirinya saat ini.

"BRENGSEK!"teriaknya kuat-kuat hingga suara berat miliknya menggemah disepenjuru ruangan.

Pemuda itu kemudian kembali menatap lagi beberapa anak buahnya seraya berkacak pinggang dengan nafas memburu.

"ini sudah dua tahun dan kalian belum bisa menemukan siapa pembunuh ayahku!" ucapnya dingin dan tajam. Suaranya teredam oleh emosi.

"M-maafkan kami tuan, ta-tapi ka-kami benar-benar mengalami kesulitan mencari siapa pembunuh tuan Lai"salah satu dari anak buah itu akhirnya membuka suara.

Pemuda itu menggeram frustasi sembari meremat surai legamnya penuh emosi.

"aku tidak mau tau CEPAT KALIAN CARI SIAPA ORANG ITU ATAU NYAWA KALIAN AKAN MELAYANG DITANGANKU!"teriaknya lagi dengan penuh emosi, sampai wajah tampan itu memerah padam.

"Ba-baik Tuan ka-kami akan mencari orang itu"salah satu dari orang itu akhirnya membungkukkan badannya, lalu pergi setelah pemuda itu memberikan isyarat jika mereka memang harus pergi sebelum si pemuda itu hilang akal sehat dan menghabisi nyawa anak buahnya karena kelewat emosi.

Lima menit setelah kepergian anak buahnya, pintu ruangan itu kembali terbuka.

"Tuan muda"sapaan itu terdengar familiar di indra pendengar si pemuda bersurai hitam. Ia yang semula berdiri menghadap kejendela dan menatap hampa langit biru, kini menolehkan kepalanya dan menatap siapa yang sudah memanggilnya.

"Paman Jung"ia berucap, tatapannya sendu dan sarat akan keterlukaan yang mendalam.

"saya membawa informasi menarik untuk anda Tuan muda"

Pemuda itu berjalan menuju orang yang dia sebut 'Paman Jung' tadi. Kemudian meraih berkas yang disodorkan kepadanya.

"saya sudah menemukan siapa pembunuh tuan Lai"ucapan Jung Ho Seok barusan membuat kedua atensi legam itu menatapnya tidak percaya.

"B-benarkah?"

Hoseok menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis terpatri diwajahnya itu. "saya sudah melakukan penyelidikan, dan semuanya ada didalam berkas itu"

Lai Guanlin menghela napas lega, kemudian menyeringai tajam. "terimakasih paman Jung, kau selalu bisa aku andalkan"

Hoseok tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya. "kalau begitu, saya permisi Tuan muda"

Guanlin, pemuda itu tersenyum tipis. "sekali lagi, terimakasih Paman Jung"

"tidak masalah tuan muda, itu belum seberapa"

Lai Guanlin, pemuda itu kemudian tersenyum, bukan lebih tepatnya dia sedang menampakkan seringaian menyeramkannya yang begitu mematikan.

"sekarang, tinggal kita atur waktu, kapan kita bisa melenyapkan orang itu"

=The Criminal=

Distrik Gangnam, 22.30

"dimana barangnya?"pria bertubuh gempal dengan kepala pelontos yang sedang mengapit nikotin diantara belah bibir tebalnya yang sudah hitam—itu berkata dengan pongahnya, sembari tangannya diulurkan kedepan; seperti anak kecil yang sedang meminta permen kepada ibunya.

THE CRIMINAL [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang