4

8 3 0
                                    

Enjoy Your Reading
_______

Jejaknya ya:v



"Apa ada yang bisa aku bantu, Kak?" ucap Afsana ketika sampai di dapur sambil melihat kakak perempuannya yang sedang memasak gorengan.

Noviana yang di sapa pun menoleh ke arah sumber suara.

"Eh, kamu udah pulang, Dek."

"Iya, Kak. Apa aku bisa membantu?" tanya Afsana yang di angguki oleh Noviana.

"Kamu anter gih, makanan dan kopi ini untuk temen Daniel."

"Okey, Kak." balas Afsana langsung mengambil nampan yang sudah rapih itu.

Afsana berjalan keluar dari dapur dan melangkah ke arah ruang tamu yang sudah ada ketiga laki-laki yang sedang asik dengan hadphone yang ia pegang.

Langkah Afsana di lihat oleh Janu, Daniel dan Levi membuat ketiga laki-laki itu langsung menurunkan handphone yang ia pegang.

"Ini, kopi sama pisang gorengnya Kak." ucap Afsana sambil menurunkan kopi dan piring pisang goreng yang ada di nampan.

"Gak usah repot-repot harusnya, Dek." balas Levi sambil tersenyum membuat, Afsana juga tersenyum kaku.

"Gak ngerepotin kok, Kak."

"Enak ya, punya adek Daniel kek gini." ucap Levi membuat Daniel mengangkat alisnya sambil tersenyum tipis.

"Jadi pengen punya adik," sambung Levi---laki-laki yang menabrak Afsana tadi, sambil menggaruk kepalanya.

Setelah memberikan kopi dan makanan, Afsana pun melangkah pergi, tak lupa melirik Kak Levi yang mencuri hatinya yang selalu dag-dig-dug tak karuan.

"Makanya, suruh Om Evic sama Tante Fana buat biar gak sendiri mulu lo." balas Daniel dan Janu kompak.

"Mau nyuruh kek gimana? Orang pada sibuk."

"Sabar, keknya emang nasib lo jadi anak tunggal." ucap Daniel sambil menepuk bahu milik sahabatnya.

"Iya, lo bener. Mungkin udah emang nasib."

Mendengar obrolan itu, Afsana jadi tahu sedikit tentang laki-laki yang menabraknya yang bernama Levi itu, Afsana tersenyum sambil memeluk nampannnya.

Entahlah, ia sangat bahagia mendengar suara laki-laki yang baru ia temui ini.

"Apakah aku sedang jatuh cinta dalam pandangan pertama?" batin Afsana bersuara.

Siapa yang tak jatuh cinta melihat laki-laki tampan yang begitu ramah dan suka bicara, apalagi memiliki tatapanya yang memabukkan dan bikin candu.

Afsana gadis yang jarang jatuh cinta saja sudah jatuh hati, apalagi kalian? Gak kebayang 'kan kalau kalian di posisi Afsana?

"Dek, kamu ngapain disini?" tanya Noviana melihat adiknya yang bersembunyi di tembok sambil tersenyum-senyum memeluk nampan,

"Ga-k ad-ada, aku cuma mau tidur sama kakak nanti malam." balas Afsana tidak nyambung membuat Noviana mengerutkan alisnya.

"Emm? Ba-baiklah." balas Noviana tidak menghiraukan adiknya itu, membuat Afsana bernapas lega dan mengelus-elus dadanya.

***






"Afsana," panggil Nera kepada putrinya yang berada di kamarnya,

"Iyaaa, Ibu." balas Afsana menyelesaikan ketikan yang ada di laptopnya, karena gadis itu memang sedang sibuk memainkan laptopnya sedari tadi.

Afsana pun melangkah ke arah Ibunya dengan cepat, membuat Nera yang melihat putrinya yang langsung menghampirinya tanpa di suruh tersenyum.

"Ada apa, Ibu?" tanya Afsana ketika gadis itu sudah sampai di depan Ibunya.

"Suruh kakak kamu turun sama temen-temennya buat sholat berjama'ah, kamu juga cepetan wudhu," jawab Nera membuat Afsana mengangguk dan langsung melangkah ke arah kamar milik kakaknya.

Saat, Afsana menaiki tangga, gadis itu terseyum lebar betapa bahagianya ia sekarang akan sholat bersama dengan Kak Levi, teman kakaknya itu.

Setelah berada di depan pintu kamar milik Kakaknya, tangan Afsana pun segera mengetuk pintu dari kamar milik kakaknya.

Tok!

Tok!!

Tok!

"Kakak?" panggil Afsana setelah mengetuk ...


Setelah beberapa saat ... Pintu kamar itu pun terbuka, menampilkan Kak Levi yang menatap Afsana dan mengangkat alisnya, "ada apa, Dek?" tanya Levi sambil menatap Afsana yang sedang mengontrol detakan jantungnya.

"Kakak Daniel ... mana Kak?" tanya balik Afsana membuat Levi menoleh ke belakang,

"Lagi Wudhu sama Janu," balas Levi membuat Afsana mengangguk.

"Ohh, Kakak di suruh turun buat sholat berjama'ah sama Ayah dan Ibu." ucap Afsana membuat Levi mengangguk.

"Iya deh, entar aku sampein ke mereka."

"Kakak gak ikut, sholat berjama'ah?" entah dari keberanian mana Afsana berani melontarkan hal itu, Levi terdiam beberapa saat ... dan tiba -tiba ...

"Maaf dek Kakak gak bisa, Kakak Kristiani."

Deggh!!!

Bagai di sambar petir, jawaban itu membuat Afsana tak bisa bernapas beberapa saat. Niat bahagianya untuk sholat berjama'ah ternyata terhalang oleh keyakinan yang berbeda.

Afsana terdiam, namun dengan cepat ia langsung mengontrol ekspresi terkejutnya, "oh gitu ya, yaudah Afsana pergi dulu Kak, jangan lupa di kasih tahu Kakak Daniel." ucap Afsana yang di balas dengan anggukan dan senyuman tulus oleh Levi.

Tbc.

?

Takdir Yang Terpilih (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang