🌸┊Hidden Plan

779 125 6
                                    

"NIKI!"

Sontak Niki menghentikan langkah dan membalik badan ketika seseorang yang tak asing lagi bagi pendengarannya memanggil namanya.

Sembari terus berjalan sang pemanggil berseru, "Pulang bareng gue, yuk!"

"Tumben."

Berhenti tepat di sebelah, Sunoo lantas berdecak. "Kalo enggak mau ya nggak papa. Gue gak maksa kok," ucapnya seraya melanjutkan langkah menuju tempat parkir.

Sempat berpikir namun dengan cepat Niki berbalik mengejar langkah Sunoo yang belum jauh. "Eh eh, gue mau kok. Kebetulan gue juga enggak dapet jemputan," katanya.

Sunoo tersenyum penuh kemenangan. "Ya udah lo yang bawa ya!"

Baru beberapa detik kunci motor Sunoo berada di tangannya, Niki lantas segera mengembalikannya. "Gak. Gue kan belum dikasih izin sama Bang Heeseung ," tolaknya.

"Ya terus kapan lo dibolehinnya? Emangnya lo mau terus-terusan diater jemput sama supir?"

"Iya enggak. Gue juga maunya naik kendaraan sendiri. Tapi Bang Heeseung bilang gue harus sabar sampai tahun depan. Atau lebih tepatnya pas gue udah kelas 12. Baru gue dikasih izin dan dibeliin motor sama dia," jawab Niki dengan rasa keluh, samar.

"Iya deh iya, saudara yang baik." Sunoo merotasikan bola matanya malas. Ia memangkas topik karena  tak mau berbelit apalagi beradu argumen.

Langkah yang sama serta serempak memberi kesan kalau mereka sedang berjalan di red-carpet. Sangat percaya diri. Bahkan mereka pun seakan menutup telinga walau sedang dibicarakan oleh tukang gosip sekolah. Tak lain dan tak bukan, pasti tidak bisa terlepas dari permasalahan Nara dan Jungwon saat tiga hari yang lalu.

Rumor dan kesalahpahaman itu masih saja terus menggema di sekolah. Baik Sunoo maupun Niki sebenarnya sudah beberapa kali menjelaskan, namun tak ada yang mau percaya. Hingga akhirnya mereka memilih bungkam dan menutup telinga sampai merasa cukup memiliki bukti untuk membantu meluruskannya.

"Apa mungkin ya Sunoo sama Niki suka juga sama Nara?"

"Gak tau juga sih. Tapi kalo bener kurang ajar juga tuh Nara. Bisa-bisanya semua cowok yang berperan penting di sekolah ini diambil sama dia."

"Huft, seketika gue jadi males liat Sunoo sama Niki. Nyebelin! Bikin gue cemburu aja."

"Kok hati gue jadi lebih sakit ya tau mereka juga suka sama Nara?"

Sunoo mengembus napas berat. Ingin sekali rasanya menyumbat mulut-mulut tak tahu adab itu dengan gumpalan sampah. Sayangnya, tangannya terlalu bersih untuk melakukan hal kotor tersebut. Alhasil, ia hanya berusaha menulikan pendengaran saat ini. "Jangan hiraukan Nik! Jangan! Anggap aja sekarang udara panas lagi berhembus," katanya untuk menenangkan.

"Iya gue sih santai. Tapi suatu saat gue akan tutup mulut mereka dengan bukti kalo sebenernya Nara enggak seperti yang mereka duga."

"Setuju," balas Sunoo dengan penuh keyakinan.

Sementara itu di kelas yang sudah kosong, Hyejin tengah bersiap untuk pulang. Tetapi belum lama ia menggendong tas tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Segera ia membuka dan membaca isi pesan tersebut. Hingga sesaat kemudian ia bergegas menuju ruang penyimpanan alat olahraga.

"Nik, itu bukannya Hyejin ya?" Sunoo menunjuk siswi yang baru saja lewat tergesa—agak jauh—di depannya.

"Mana?" tanya Niki yang tak sempat melihatnya.

"Ah udah ikutin aja, yuk!" Sunoo menarik lengan Niki agar segera mengikuti langkah Hyejin.

Di ujung koridor, Hyejin terus berlari kecil hingga akhirnya masuk ke ruang penyimpanan alat olahraga. Di dalam sana ternyata sudah ada tiga laki-laki yang sedang menunggunya.

[✔] 𝐎𝐔𝐑 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang