🌸┊Hana, Dul, Set!

841 146 4
                                    

"Kan cantik kalo kamu pakai hanbok," puji Heeseung. Ia terpesona melihat penampilan Nara yang berbeda dari biasanya. Sekarang, dia terlihat lebih anggun dan cantik menggunakan hanbok (pakaian tradisional Korea) dengan warna putih di bagian atas dan maroon bermotif bunga pada bawahan.

Nara mendengus kesal. Bukan karena tidak suka, tapi ia lebih suka berpakaian seperti biasa. "Kenapa harus pakai hanbok segala sih, Kak? Pake pakaian biasa kan bisa," keluhnya.

"Udah sekali ini aja. Lagipula kalo ke sini enggak sewa hanbok kurang lengkap, Ra." Heeseung benar, jikalau berkunjung ke Bukchon Hanok Village tapi tidak memakai hanbok pasti rasanya kurang lengkap.

"Hmm, bilang aja kalo aku gak pake hanbok keliatan jelek?"

"Bukan gitu, Ra."

Nara berkacak pinggang, kemudian berlalu meninggalkan Heeseung dan Jay.

"Lagi kedatangan bulan kali ya. Mood dia hari ini naik turun. Pas pagi agak sedih, nambah siang jadi seneng dan sekarang cepet emosi," ujar Jay.

"Entahlah, gue juga enggak ngerti. Perempuan emang susah dimengerti."

Heeseung dan Jay mulai berjalan mengekori Nara. Sedari pagi, Jay dan Heeseung sudah menemani Nara jalan-jalan ke segala tempat. Mulai dari mall untuk membeli novel, makan siang, bermain di Lotte World dan sekarang ke Buckhon Hanok Village. Yang mana tempat ini merupakan kompleks rumah tradisional Korea yang menjadi peninggalan dari zaman Dinasti Joseon.

"Ra, berhenti di situ! Gue mau ambil foto," seru Jay.

Sontak Nara membalikkan badan, melihat Jay dan Heeseung yang berada sekitar lima meter darinya. Lalu tanpa aba-aba Jay memotretnya yang masih belum berpose.

"Ish, aku belum siap." Nara menghentakkan kaki, kesal.

Jay dan Heeseung tertawa melihat gadis itu kesal.

"Ulangi."

"Ya iya." Jay melangkah lebih dekat dengan objek yang akan difoto. Ia mengambil posisi dan mengatur segala agar hasilnya tidak mengecewakan.

Nara bebas berpose di depan kamera. Kamera DSLR yang Jay bawa ini merupakan kamera pribadinya yang selalu ada di dalam mobil. Ia sengaja menaruh kameranya agar sewaktu membutuhkan dia tidak kerepotan.

"Kak Hee sini! Kita foto bareng," ajak Nara.

Dengan senang hati Heeseung menurut. Ia mendekat dan berdiri di samping Nara. Dengan senyum dan jari tangan membentuk huruf v keduanya terlihat sempurna di depan kamera. Juga, ternyata warna dari hanbok yang mereka gunakan terlihat serasi.

Jay yang menjadi fotografer hanya bisa mendongkol. Kenapa bukan dia yang Nara ajak foto pertama kali?

"Sekali lagi," pinta Nara. Ia meminta Heeseung untuk membentuk sebelah hati di depan dada dengan tangan kanan, bersebelah dengan hati yang ia buat lebih dulu.

Jay memberikan aba-aba pada keduanya. "Satu, dua, tiga!"

Lagi. Jay hanya bisa mendongkol. Wajahnya menampakkan ketidaksukaannya. Namun Nara masih tidak peka. Sebenarnya gadis itu tidak tahu atau sengaja tidak mau mengajaknya berfoto?

"Bagus nggak?" tanya Heeseung seraya menghampiri Jay, lalu mengambil alih kamera.

"Baguslah," sinis Jay. "Sekarang giliran gue yang foto sama lo." Jay menarik lengan Nara membawanya pergi ke tempat yang lebih bagus. Tanpa banyak bicara Nara hanya menurut. Ia baru menyadari jika Jay kesal karena tidak diajak foto.

Berdiri di tengah jalan menurun, Nara dan Jay berpose. Heeseung yang kini menjadi fotografer pun langsung memotret keduanya.

"Udah," kata Heeseung.

[✔] 𝐎𝐔𝐑 𝐏𝐑𝐈𝐍𝐂𝐄𝐒𝐒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang