1. MOS : Hari pertama MOS

7K 312 26
                                    

1. M O S


"Cuma orang bodoh kali yang gak mau jadi pacar Felicia!"

"Gue rela ngelakuin apa aja kalau Felicia mau sama gue!"

"Yee mimpi lo ketinggian!"

Itu adalah kalimat percakapan beberapa murid cowok yang berdiri di koridor sekolah dengan name tag berupa kardus yang tergantung di leher mereka—salah satu perlengkapan MOS yang wajib dipakai para Casiba (Calon siswa baru).

"Emang kak Felicia cantik banget ya?" Bisik gadis berkuncir dua yang melewati ketiga cowok itu pada teman baru yang dikenalnya beberapa menit lalu di parkiran.

"Astaga Tassya jangan bilang lo belum pernah liat kak Felicia?"

Gadis bernama Tassya itu menggeleng. Membuat Teresa Andriani—teman barunya berdecak gemas.

"OMG Tassya masa lo gak tau kak Felicia sih. Dia itu terkenal banget!" Tere menghentikan langkahnya membuat Tassya ikut berhenti.

"Kak Felicia itu ketua OSIS cewek pertama sekolah ini, hebatnya dia udah jadi wakil ketua Osis sejak kelas sepuluh. Juara umum paralel, ikut paskibraka, ikut eskul Taekwondo, eskul seni. Nyumbang banyak piala olimpiade, kaya pasti, cantik pake banget. Selebgram pula!" Jelas Tere dengan semangat menggebu. "Lo kebayang ga bisa jadi selebram tapi foto yang diupload bisa dihitung jari itupun gak ada foto selfie?!"

Tassya menggeleng pelan. Biasanya selebgram punya banyak foto dan video diberandanya. "Wah hebat banget ya?"

"Kata hebat aja gak cukup tau gak! Kak Felicia itu perfect!"

Sayangnya obrolan mereka harus terhenti karena bel apel baru saja berbunyi. Teresa dan Tassya langsung berlari menuju lapangan luas di tengah gedung-gedung sekolah yang biasa di gunakan sebagai lapangan upacara atau apel, juga ada lapangan sepak bola dan basket indoor di belakangnya. Keduanya langsung berbaris di bagian barisan kelas 10.

Suara gaduh para murid di tengah lapangan langsung berhenti saat seorang gadis dengan almamater hitam berjalan ke atas mimbar diikuti beberapa anggota Osis lainnya yang sudah bisa ditebak mereka adalah para anggota inti OSIS dan gadis itu tentu saja Felicia Queenna.

***

Dengan sorot tenang Felicia menatap barisan di depannya. Tatapan dan auranya selalu berhasil membuat semua orang terdiam dengan tatapan takjub dan memuja.

"Selamat pagi."

"Pagi kak!!!" balas semua murid, terutama para kelas 10 menjawab dengan bersemangat. Hari ini adalah hari pertama mereka di sekolah ini.

"Saya harap kita semua bisa bekerjasama menyukseskan kegiatan MOS selama tiga hari ini. Untuk kelas 10 kalian harus semangat mengikuti kegiatan MOS yang sudah disiapkan oleh panitia. Dan untuk kelas 11 dan kelas 12 saya harap kerjasamanya untuk tidak menyulitkan para peserta MOS. Saya tidak ingin ada senior yang mengerjai junior tahun ini!" Ucap Felicia dengan nada tegas di akhir kalimatnya.

MOS selama ini menjadi alasan para senior untuk mengerjai junior mereka, entah itu sekedar menggoda, menyuruh menyanyi, memalak bahkan sampai ada yang dikerjai fisik terutama para murid baru laki-laki. Sebagai Ketua Osis Felicia tidak ingin dibawah kepemimpinannya kejadian seperti itu kembali terulang.

"Saya tidak ingin berlama-lama di sini, untuk arahan selanjutnya akan disampaikan oleh Ketua Panitia tahun ini." Banyak yang tidak rela karena Felicia menyudahi penyampaiannya, pasalnya mereka masih ingin melihat gadis penuh pesona itu di atas mimbar sana.

"Selalu mempesona!" Bisik Kevin—ketua panitia MOS sekaligus wakil ketua OSIS begitu berpapasan dengan Felicia.

Felicia seperti biasa tidak bereaksi apapun. Lagipula semenjak bersahabat dengan Kevin sejak awal kelas 10 ia sudah sering mendapat pujiannya. Bukan hanya Kevin tapi hampir semua cowok yang bertemu dengannya.

Felicia QueennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang