Roseanne. Cewek berdarah campuran yang berstatus sebagai sahabat Lisa kini memang sudah tidak ada.
Lisa tidak tau seberapa berat hidup sahabatnya itu hingga dia memutuskan untuk menenggelamkan dirinya ke laut.
Ya. Rose meninggal karena bunuh diri.
Lisa sedih, Rose adalah sahabat yang paling dekat dengannya. Mereka berdua selalu bertukar luka masing-masing, mengobrol hal random yang mereka sukai, dan melakukan hal yang aneh tapi menyenangkan untuk mereka.
Kata orang mereka berdua sudah seperti saudara kembar. Tidak bisa dipisahkan.
Lisa kira tidak ada rahasia apapun diantara mereka berdua, selain perasaannya pada Hyunjae. Tapi nyatanya---Lisa bahkan tidak seberapa mengenal Rose. Cewek itu terlalu sempurna dalam menutupi lukanya.
Dan saat berita Rose meninggal, orang-orang langsung menghunjami beribu pertanyaan pada Lisa yang bahkan dia masih denial dengan kematian Rose.
Itu seperti mimpi buruk untuk Lisa.
Tak terbayang sesakit apa Rose waktu itu dan Lisa tidak ada di sisinya. Rose bahkan hanya meninggalkan sebuah pesan sebagai salam perpisahan.
Kehilangan Rose sama saja seperti Lisa kehilangan sebagian hidupnya.
Hingga dimana tiba-tiba saja Hyunjae mengulurkan tangannya untuk Lisa. Cowok yang Lisa damba diam-diam dibelakang Rose.
Awalnya Lisa terus dihantui rasa bersalah karena menerima uluran tangan dari Hyunjae. Tapi berkat bantuan dari psikologis dan Hyunjae sendiri, akhirnya Lisa bisa tenang.
Lisa sudah merelakan semuanya. Tapi memang dasarnya sifat manusia itu selalu merasa tidak puas, Lisa malah berharap jika ia bisa lebih dari teman dengan Hyunjae. Padahal diawal dia sangat merasa bersalah.
Dan saat Lisa mendapatkannya, dia justru malah cemburu dengan Rose yang sudah tidak ada.
Cemburu saat Hyunjae menyebutkan nama sahabatnya itu tidak sengaja, cemburu saat Hyunjae masih sering memesankan makanan kesukaan Rose dibandingkan kesukaannya.
Semuanya Rose dan Rose.
Meskipun setelahnya Lisa akan menangis dan meminta maaf pada Rose, tapi perasaan itu terus saja berulang membuat ia lelah sendiri.
Apa lagi saat melihat tatapan Hyunjae padanya.
Tatapan yang menatapnya sebagai Rose.
Lisa menghapus air matanya kasar, dia menatap lurus ke depan dengan tajam. Setelah Hyunjae mengantarnya pulang, Lisa langsung meluapkan emosinya dikamar.
Bahkan Hyunjae yang ingin mampir dulu harus dia urungkan karena usiran dari Lisa.
"Rose, gue beneran salah ya udah cemburu sama lo?"
"Tapi gue gak bisa atur perasaan gue sendiri."
"Gue kesel liat Hyunjae yang masih aja mikirin lo."
"Gue gak suka."
❇❇❇
Disini kondisi Hyunjae tak jauh berbeda dengan Lisa. Cowok itu sekarang membuka album foto yang tak pernah ia absen untuk melihatnya.
Disana Rose nya begitu cantik. Senyuman cewek itu abadi di gambar ini.
Pipi chubbynya, senyuman yang membuat matanya menyipit, suaranya yang indah---Hyunjae merindukannya.
Kehilangan Rose begitu menyakitinya. Dia tidak tau kalau pacarnya itu ternyata sedang terluka dibalik tawa manisnya.
Jika saja Hyunjae lebih peka dengan ucapan aneh Rose tepat dijam pulang sekolah waktu itu. Mungkin saat ini senyuman itu masih bisa Hyunjae lihat.
Dan sialnya, Hyunjae justru menemukan Rose ditubuh orang lain. Yaitu sahabat pacarnya sendiri, Lisa.
Setiap Hyunjae melihat apapun yang Lisa lakukan, dia selalu melihat Rose disana. Senyuman, tingkah dan tawa mereka terlalu sama.
Hyunjae bisa menemukan Rose di dalam diri Lisa. Tapi karena itu juga tanpa sadar ia menjadi cowok brengsek untuk Lisa.
Memacari cewek itu demi mengobati rindunya pada Rose. Hyunjae tau Lisa sering terluka karena tingkahnya yang memperlakukan dia seperti Rose dan itu tidak disengaja. Itu refleks dari Hyunjae sendiri.
Hyunjae mengusap wajahnya kasar, dia menarik albumnya kembali dan meraih ponselnya. Dia terus mencoba menghubungi Lisa dam beberapa kali teleponnya di tolak.
Hyunjae tidak menyerah dia meraih jaketnya dan bergegas menghampiri Lisa ke apartemen cewek itu.
Lisa tinggal sendiri disana. Katanya rumahnya terlalu dingin untuk dirinya yang hangat. Jika dia masih memiliki keluarga tapi rasanya sepi lebih baik Lisa tinggal sendiri sekaligus.
"Ayo buka please."
Hyunjae menekan bel berulang kali. Dia bisa saja masuk, tapi itu mungkin bisa membuat Lisa semakin marah padanya. Hingga tiga kali terakhir Hyunjae menekan belnya, pintu apartemen Lisa akhirnya terbuka.
Hidung merah dan mata cewek itu bengkak. "Ngapain ke sini? Aku udah bilang jangan ganggu aku dulu."
"Tapi aku khawatir sama kamu."
"Basi."
"Aku serius."
"Aku juga serius Je. Jangan ganggu aku dulu."
"Tapi Lis---"
"Hyunjae Aksara, please?" sendu Lisa, dia benar-benar butuh waktu sendiri untuk mengisi daya nya lagi dan bersiap untuk kembali merasakan sakit yang sama lagi kedepannya.
Melihat tatapannya hati Hyunjae tercubit, dia segera merengkuh tubuh Lisa kedalam dekapannya sambil membisikan ribuan kata maaf ditelinga cewek itu.
Lagi-lagi Lisa menangis dipelukannya. Dengan alasan yang sama seperti sebelumnya kemudian Hyunjae akan berjanji ini yang terakhir. Tapi nyatanya cowok itu terus ingkar, dan mengulangnya tanpa sengaja. Dan terus menyakiti Lisa semakin dalam.
Lembar-lembar kisah yang Lisa harap akan berisi kisah merah jambu yang manis nyatanya hanya berisi luka yang disemprot parfum secara perlahan-lahan hingga terbiasa.
Menjalin hubungan dengan Hyunjae hatinya selalu diremas kuat. Hanya ada luka dan perihnya saja.
Sampai hal membahagiakan saja terlupakan tapi bodohnya ia tetap bertahan.
❇❇❇
Aku pernah diposisi unje dan itu kebodohan terbesar aku. Menatap orang itu sebagai sosok lain gitu, pasti beberapa dari kalian juga pernah. Aku yakin😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Batas Kertas ✔
Short StoryLisa benci dengan tatapan itu. Tatapan yang menatapnya sebagai sosok lain. Bukan dirinya. ⚠Follow sebelum membaca⚠ Start: Juni 2021 ©luviescrash