4. Flashback

618 53 33
                                    

Hari ini aku kembali datang ke kantor Siwon. Kami mempunyai janji makan malam hari ini tetapi karena ada pekerjaan yang mesti dia selesaikan sebelum cuti minggu depan, dia memintaku untuk menemuinya di kantornya.

"Baby, I'm sorry aku mesti selesaiin ini dulu" ucap Siwon dari balik meja kerjanya.

"It's okay sayang" jawabku sambil berjalan mendekatinya.

"I'll wait" lanjutku setelah mengecup pipinya.

"I'll make it quick, okay?" Siwon menggenggam jari jemariku.

"Okay, apa kita delivery aja? Makan disini?" tanyaku padanya.

"No, kita akan makan malam sesuai rencana baby. Ini ga akan lama kok"

"Okay, I'll wait there" ucapku sambil menunjuk sofa panjang di ruangannya.

"Thanks baby"

Aku melepas jas yang aku kenakan dan menyampirkannya di sandaran sofa. Kemudian aku mengeluarkan ponselku dan berbaring di atas sofa itu.

Tanganku iseng menscroll isi galeriku sampai aku menemukan foto lama kami semasa kami sekolah dulu. Kami sama-sama memakai seragam putih-abu, tersenyum lebar dengan tubuh Siwon yang berlumuran tepung terigu. Aku dan teman-teman Siwon sedang merayakan ulang tahun Siwon saat itu.

Melihat foto itu membuat pikiranku kembali melayang ke masa-masa Indah yang dulu pernah kami lewati bersama.

🐧♥♥♥♥♥♥🐴

Jakarta, Sekitar 7-10 tahun lalu.

Aku pertama kali melihat sosoknya saat hari pertama ospek. Tentu saja semua mata pasti akan tertuju padanya. Postur tubuhnya yang tinggi dengan badan yang cukup berisi, wajah tampannya dan senyum ramah yang dihiasi oleh dua buah lesung pipi itu mampu untuk membuat semua orang memperhatikannya.

Padahal tinggi kami tidak berbeda jauh, tapi kesannya terasa berbeda sekali. Dia terlihat jauh lebih matang dan dewasa untuk ukuran seseorang yang baru saja lulus SMP.

Dalam sekejap saja dia menjadi idola baru di sekolah kami. Aku sadar aku tidak mungkin bisa menggapainya makanya aku hanya berani untuk sebatas mengaguminya saja.

Aku bukan termasuk siswa kutu buku. Tetapi juga bukan siswa yang menonjol. Aku cukup aktif dan mempunyai banyak teman di sekolahku, tetapi tidak sepadan bila dibandingkan dengannya. Semua orang ingin menjadi teman Choi Siwon. Dia mengikuti ekskul basket dan dalam waktu singkat dia sudah bisa menjadi pemain inti dengan kakak kelas lainnya. Sedangkan aku, aku lebih memilih untuk mengikuti paduan suara.

Beberapa kali aku menontonnya saat sedang berlatih atau sparing dengan team sekolah lain. Tentu saja begitu banyak siswa dan siswi lainnya yang juga menontonnya dari pinggir lapangan. Banyak yang membawakan hadiah untuknya dan dia tidak pernah sekalipun menolak pemberian-pemberian itu. Dia selalu menerimanya dengan senyuman manis yang membuat fans-fansnya semakin tergila-gila padanya.

Pada suatu hari aku telat sampai ke sekolah. Hanya lima menit tetapi pintu gerbang sudah digembok oleh penjaga sekolah, Pak Dirman. Aku yang cukup dekat dengannya berusaha membujuknya tetapi dia tetap saja tidak membuka gerbang itu.

"Pak Dirrr, aku kan baru telat sekali. Pleasee pak bukain dong paaak" rengekku padanya.

"Ya lagi kamu kenapa bisa telat sih? Biasanya paling pagi sampe sekolah" sahut Pak Dirman

ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang