5. [M] Our Happiness

1K 58 44
                                    

"Ini beneran gapapa ga aku anterin?" tanya istriku di depan pintu apartemen kami.

"Iya, nanti aku di jemput sopir kantor kok"

"Maaf ya, soalnya orderan lagi rame, aku mesti stand by bantuin Mia"

"Iya gapapa. Yaudah sana kamu berangkat, kasian Mia udah nungguin itu"

"Yaudah, take care sayang. Nanti kabarin ya sebelum take off" ucapnya kemudian mencium pipiku.

"Oke, hati-hati nyetirnya"

Aku dan Reina dulu memang teman satu kantor. Tapi karena di perusahaan kami tidak mengizinkan suami istri untuk bekerja bersama, jadinya Reina memilih untuk resign dari kantor kami. Dia kini membuka sebuah bakery merangkap cafe yang cukup sukses bersama sahabatnya.

Aku kembali mengecek koperku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku kembali mengecek koperku. Aku membawa lebih banyak pakaian formal karena memang Reina yang menyiapkan bawaanku itu. Aku izin kepadanya untuk melakukan pelatihan selama seminggu di Bali. Tentu saja aku sudah bekerja sama dengan asistenku di kantor. Aku, lebih tepatnya Siwon membelikan Iphone 12 untuknya agar dia bisa mengatakan seperti yang aku minta Kalau-kalau Reina menghubunginya.

"Sayang, aku udah dekat ya" suara Siwon terdengar di ponselku.

"Oke, aku turun"

Aku sampai di lobi bertepatan dengan sebuah mobil alphard yang masuk ke pelataran lobi apartemenku. Mobil itu berhenti kemudian pintu penumpangnya terbuka tepat di depanku. Aku bisa melihat Siwon ada di salah satu kursi penumpang. Supir mobil itu turun kemudian mengambil koperku dan menaruhnya di bagian belakang. Aku masuk dan duduk di samping Siwon.

"Hey baby" ia segera mencondongkan tubuhnya dan mencium bibirku.

"Siwon...." aku kaget karena dia melakukannya dengan posisi supirnya yang sudah berada di balik kemudi kembali.

"It's okay baby" jawabnya sambil menggenggam dan mencium tanganku.

"Hmm"

"I miss you baby.. Don't you miss me?" suaranya terdengar sedikit merajuk karena sedari tadi aku hanya memandang ke depan, mengamati ekspresi supirnya. Aku menengok ke arahnya kemudian tertawa karena melihat ekspresi cemberutnya. Aku mengecup bibirnya singkat, membuat wajah itu kini dihiasi oleh senyuman lebar.

"I miss you too Wonnie, so much" ucapku kemudian.

Kami mengisi perjalanan kami menuju ke bandara dengan obrolan-obrolan ringan sampai aku tersadar bahwa kami sudah tiba di area bandara, tetapi bukan bandara Soekarno Hatta.

"Halim?" tanyaku padanya. Aku benar-benar tidak tahu sama sekali karena Siwon yang mengurus semua keperluan perjalanan kami ini.

"Yaps, ayo turun sayang"

Aku melangkah keluar mobil dan berjalan di samping Siwon. Kami masuk melalui pintu khusus kemudian sampai di sebuah lounge yang cukup luas. Kami menunggu selama kurang lebih lima belas menit sebelum seorang petugas mengabarkan kepada kami bahwa kami sudah bisa untuk boarding.

ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang