Chapter - 13

12.8K 1K 38
                                    

Pagi ini Gulf terbangun terlebih dahulu. Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Gulf melihat ke arah sebelahnya, nampak sang suami tengah pulas tertidur nyenyak. Semalam Mew tertidur pukul 4 pagi, Gulf yang sedang hamil terpaksa tidur duluan pukul 1 karena perutnya mulai kram. Gulf mengelus kepala suaminya lembut sambil terus tersenyum.

"Terimakasih na sudah jadi suami Kana. Istrihatlah phi, kau pasti sangat lelah. Kana akan buatkan sarapan spesial untuk phi" ucap Gulf semangat

Gulf pun turun ke dapur dan mulai memasak, namun kegiatan memasaknya harus terganggu sedikit karena Gigie turun dan mengganggu Gulf.

"Bisa ga sih kau jauhi Mew?" Ucap Gigie kasar

"K-kenapa harus Kana jauhi? Phi Mew kan tidak salah apa apa" jawab Gulf takut

"Karena kau yang menyebabkan Mew meninggalkanku. Tak cukup kau buat bright pergi? Sekarang Mew juga mau kau buat pergi?" Balas Gigie emosi

"K-kana kana... Kana tidak tahu, Kana tidak tahu hiks... Jangan sakiti Kana lagi tolong..." tubuh Gulf bergetar

Ia meringkuk di pojok dapur dan mengenggelamkan kepalanya di perpotongan lututnya.

"Hiks... K-kana tidak tahu... Bukan Kana hiks bukan..."

Gigie yang panik melihat Mew turun langsung menjambak rambut Gulf bermaksud agar Gulf berhenti menangis. Namun bukannya berhenti justru isakan Gulf semakin kencang dan tubuhnya semakin bergetar.

Mew yang baru turun dan melihat istrinya ketakutan pun langsung berlari ke arah Gulf.

"Baby, hey sayang. Ini phi sayang, baby kenapa?" ucap Mew lembut sambil mengelus pipi Gulf

"Hiks bukan... Bukan Kana... K-kana kana anak baik, tidak nakal hiks.. Bukan Kana yang mau percayalah hiks..." Jawab Gulf masih ketakutan dan belum menyadari bahwa Mew yang berada di depannya

"Heyy, Kana sayang lihat kesini lihat" ucap Mew sambik menarik lembut dagu Gulf sampai matanya bertatapan dengan mata Gulf

"Ini phi sayang, phi percaya 100% dengan Kana. Phi percaya bukan Kana yang mau. Kana anak baik phi tau. Sini sayang" Mew membawa Gulf ke pelukannya

Gulf yang sudah separuh sadar langsung memeluk Mew erat dengan masih sesenggukan.

"Hiks phi meeew... Jangan tinggalkan Kana hiks..."

Mew mengangguk sambil tersenyum. Lalu menggendong Gulf ke kamarnya.

"Setelah ini kita perlu bicara gie"

Ucap Mew sambil berlalu meninggalkan Gigie yang mematung menahan amarah.

Sesampainya di kamar Mew langsung menurunkan Gulf di tempat tidur lalu mengelus kepalanya pelan.

"Kana ok? Mau sesuatu?" tanya Mew lembut

"B-bukan Kana yang mau hiks bukan. Kana tidak menjadi jalang hiks" Gulf menatap Mew sayu

Mew menatap mata itu lembut. Mata yang sering mengeluarkan air mata, mata yang sering menyembunyikan kesedihan, mata yang mengisyaratkan bahwa dirinya lelah, dan mata yang menjadi saksi bisu kelamnya masa lalu bocah di depannya ini. Mulut Mew terbungkam, matanya menatap tegas namun lembut. Matanya mengeluarkan amarah yang sengaja belum iya tunjukkan.

"Hey, phi percaya bukan kana yang mau sayang. Sudah ya jangan menangis lagi, nanti phi belikan eskrim yang banyaaak sekali" ucap Mew menenangkan istrinya

Gulf menatap Mew dalam. Lalu memeluknya erat diselingi isakan" kecil dari Gulf sampai suasana menjadi sunyi. Gulf tertidur rupanya, Mew hanya terkekeh melihat kelakuan istrinya lalu menidurkan Gulf di tempat tidur dan menyelimuti Gulf.

"Ku pastikan tak akan ada yang berani menyentuhmu dan baby sayang. Phi berjanji" ucap Mew lembut sambil mengelus pipi Gulf

🌞🌻──────────────────── ༉៸྄͜

Setelah Gulf tertidur nyenyak, Mew pun turun untuk menemui Gigie. Mew memencet sesuatu yang ada di tangannya dan memasukkannya ke kantong celana pendeknya lalu berjalan menemui Gigie yang menunggunya di meja makan.

"Apa yang kau lakukan pada Kana ku?" tanya Mew to the point

"A-aku? Aku tak melakukan apa apa Mew percayalah" jawab Gigie dengan muka memelas

"Kau menjambak istriku" balas Mew dingin

"Aku tidak sengaja, tadi hanya membersihkan rambut Gulf"

"Benarkah? Lalu mengapa Kana ku menangis sampai traumanya kembali? Apa yang kau lakukan padanya di masa lalu?"

"A-aku aku... Aku tak tahu Mew, ya aku tak tahu. Itu masalah dia dengan mantan pacarku, Bright" jawab Gigie dengan yakin bahwa Mew akan percaya padanya

"Ceritakan dengan jujur atau kau tak akan pernah bisa melihatku lagi" balas Mew dingin

"B-baik, baik! Aku akan menceritakan semuanya. Aku yang menyuruh anak buahku memperkosa Gulf dan mengaku kepada ibu panti kalau Gulf yang menjual tubuhnya pada anak buahku. Aku juga yang mengarang cerita pada Bright bahwa aku melihatnya meminta disentuh oleh pria. Mengapa?! Aku tak suka melihat dia mendapat semua yang dia mau sementara aku tidak. Dia mendapat perhatian semua orang dan aku tidak!" Jawab Gigie dengan emosi yang membuncah

"TAPI KANA KU JAUH LEBIH MENDERITA! Asal kau tahu, dia dibuang oleh orang tuanya. Dia ditinggal oleh paman dan bibinya. Dia sakit, dia menderita, dia hanya ingin bahagia!" ucap Mew tak kalah emosi

"TAPI KENAPA SEMUA YANG DEKAT DENGANKU HARUS DEKAT DENGANNYA JUGA?! BAHKAN DIA MENDAPAT PERHATIAN LEBIH BESAR DARI SEMUA ORANG!" ucap Gigie yang mulai terisak

"Lihat dirimu. Dari kecil, kau selalu di perhatikan dan dimanja oleh orang tuamu. Kau selalu mendapat semua yang kau ingin. Sementara Kana? Untuk membeli makan saja dia harus banting tulang terlebih dahulu. Wajar jika banyak yang sayang dan peduli padanya. Dia butuh perhatian. Dia butuh perlindungan" balas Mew

"AKU TIDAK PEDULI! Anak itu harus mendapat balasan. Aku akan membunuhnya, ingat Mew" Gigie meninggalkan Mew dengan senyum puas.

Mew yang tadinya marah langsung memencet kembali barang yang ada di sakunya. Lalu tersenyum remeh.

"Gotcha!" ucap Mew pelan lalu naik ke kamar nya

🌞🌻──────────────────── ༉៸྄͜

Hai gaiseu. Kembali lagi.
Gue ini sdg tidak mood, baru ada mood nulis lagi. Maklum lah ya tugas gue bejibun banget.

Jangan lupa vote, komen sama follow ya. Makasiiiii

We're Forever [MewGulf 21+] • EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang