1| Five Seconds and More

3.1K 287 4
                                    



_______

tarantism;

(n) overcoming melancholy by dancing, the uncontrollable urge to dance

_______

▶ 1| five seconds and more_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▶ 1| five seconds and more
_________



"Mom!" [Name] berteriak kecil dari dalam kamar mandi, pasalnya, dia lupa membawa handuk mandi (lagi).

"Kenapa? Lupa bawa handuk lagi?" [Name terkekeh kecil -- yang tentunya tidak akan terlihat oleh ibunya, "Iya hehe,"

Sang ibu menggelengkan kepala tak habis pikir. "Kau ini, kebiasaan jelekmu ini harus di hilangkan [Name]," Padahal anaknya masih tergolong muda, tapi bagaimana bisa [Name] lebih pikun dari neneknya? "bagaimana jika nanti kau melupakan sesuatu yang penting?"

[Name] menggerutu pelan, "Mom, itu sangat tidak mungkin!"

"Itu mungkin sekali, sekarang buka pintunya, cepat ambil handukmu." tak lama pintu kamar mandi terbuka, menampilkan ujung kepala [Name] di antara pintu. Tangannya dengan cepat mengambil handuk dari tangan sang Ibu, "Terima kasih ibu, kau memang malaikat penyelamat ku!"

"Jangan banyak bicara, cepat keluar atau aku akan berubah menjadi malaikat mautmu."

"AAAA IBU JAHATNYA!"

                          _______


[Name] sudah tiba di kampus beberapa jam lalu, acara pengenalan kampus dan kelas pertamanya pun sudah selesai. Hari pertama memang belum begitu melelahkan, dan [Name] yakin semakin lama ia pasti akan stress karena dunia perkuliahan --- seperti yang dikatakan banyak orang.

Kini [Name] duduk di gazebo, menunggu teman barunya selesai membeli makan. Sembari menunggu, [Name] sedikit memperhatikan tempat sekitarnya, lokasi gazebo yang ia duduki lumayan strategis karena menghubungkan gedung jurusannya dengan kantin. [Name] bersiul senang, ini berarti dia akan dengan mudah mendapatkan makanan kan?

Namun mata [E/C]nya tak sengaja menangkap hal tidak biasa, beberapa orang terlihat berkerumun di koridor. [Name] yang tidak tau mereka mengerumuni apa, akhirnya penasaran dan berjalan mendekat ke arah kerumunan.

"[Name]!" [Name] menghentikan langkahnya ketika seseorang memanggilnya, "Ah, hai Sasha! Kenapa lama sekali?" [Name] berbalik menghampiri Sasha Blouse --- teman barunya. Gadis bersurai coklat itu berlari dengan wajah berseri-seri, tangannya membawa berbagai jenis makanan ringan. Rambut ponytail nya bergoyang ke kanan dan ke kiri, mengikuti kemanapun arah Sasha berlari.

"Sial banget, antriannya panjang sekali!" Sasha mem-pout kan bibirnya, "tapi untung saja kita masih kebagian makanan!"

"Wah, aku tak mengira kau akan membeli makanan sebanyak ini." [Name] menatap heran, apa Sasha memang sudah biasa makan sebanyak ini?

"Kau akan lebih kaget jika melihat stok makananku di rumah," Sasha tertawa renyah, "sambil menunggu Connie, ayo cari tempat makan." ajaknya, [Name] hanya mengiyakan.

Tapi langkah kedua gadis itu terhenti ketika mendengar sorak-sorakan dari arah berlawanan, ternyata masih dari kerumunan yang sempat [Name] lihat beberapa menit lalu, Sasha menatap [Name] bingung, "Kau tau apa yang terjadi di sana?" [Name] menggeleng.

"Aku baru akan mengeceknya tadi, sebelum kau memanggilku." [Name] menjelaskan, "Aku takut jika ada hal penting yang diumumkan di sana, mari kita lihat!" lanjutnya.

Semakin dekat mereka dengan kerumunan, semakin [Name] mendengar bentakan dan sedikit debuman dari kerumunan, sementara Sasha sudah berbaur dengan kerumunan, karena takut, [Name] tidak jadi mendekat dan lebih memilih melihatnya dari jarak yang aman.

Setidaknya sebelum lengannya ditarik paksa oleh seseorang dari dalam kerumunan, [Name] nyaris terjatuh jika seseorang itu juga tidak menahan tubuhnya.

"Sasha what the he--," [Name] mengumpati Sasha yang hanya menyengir kuda. "Shut your mouth! Ada perkelahian seru ternyata!" Sasha berkata antusias, tak mengindahkan [Name] yang menatapnya dengan tatapan berani-menarikku-lagi-maka-kau-mati!

"Kau tahu, ku rasa ini akan menjadi perkelahian terpanas minggu ini!" kata Sasha di tengah bisingnya kerumunan, dahi [Name] berkerut bingung menanggapi ucapan Sasha, memangnya apa yang seru dari melihat orang berkelahi? Kalau tidak hati-hati, bisa saja malah kena pukul, memikirkannya saja sudah membuat [Name] ngeri.

[Name] menatap Sasha kesal, "Sasha, sepertinya tidak ada info penting disini. Sudahlah ayo kita kembali saja!"

Sasha tetap tidak peduli dan malah ikut menyoraki, [Name] hanya bisa mengumpat dalam hati.

Akhirnya tiba saat dimana [Name] bisa melihat jelas, seperti apa perkelahian yang sedang terjadi. 'Benar-benar kacau.' pikir [Name].

Kondisi koridor menjadi sangat kacau dimata [Name], bahkan papan mading pun sudah ambruk. Ditambah tumpahan cola yang mengotori lantai, juga beberapa bir kalengan yang berserakan. Walaupun [Name] tau persentase alkohol dalam kaleng itu hanya 0%, tapi jiwa [Name] tetap merasa terguncang ketika melihat semua kekacauan itu. 'Profesor tentu tidak akan senang setelah melihat hal ini!'

  BUG

Bunyi pukulan kembali terdengar, tapi kali ini lebih keras--- bersamaan dengan jatuhnya seorang laki-laki yang sangat [Name] kenal. Itu kakak tingkat yang ikut mengarahkan para mahasiswa baru tadi, Oluo Bozado. Oluo terbaring lemas di lantai koridor, mau tak mau jatuh di tengah-tengah genangan cola yang membasahi tubuhnya. Tak berhenti sampai disitu, lawannya masih tak bosan menendangi tubuhnya dengan kaleng bir.
 
'Apa-apaan orang ini?!' kata [Name], tentu saja dalam hati. Ia masih sehat dan tidak ingin kena tendang kaleng bir juga.

Di tengah keterkejutannya, [Name] semakin terkejut ketika mata [E/C]nya bertemu dengan iris hijau zamrud yang menatapnya tajam. Sempat terjadi kontak mata selama lima detik sebelum di putuskan oleh Eren --- pemilik mata hijau yang sejak tadi menatap tajam ke arahnya, sekaligus pelaku utama yang menghajar Oluo. 

'Eren Jaeger ...' [Name] bergumam pelan, mustahil ia tak kenal laki-laki itu. Ini bukan kali pertama ia bertemu dan bertatapan dengan Eren. Laki-laki itu sebelumnya pernah satu sekolah dengan [Name], Eren adalah donatur terbesar di sekolahnya dulu, dan mungkin sekarang ia juga menjadi donatur terbesar di kampusnya.

[Name] tau banyak rumor buruk mengenai laki-laki itu, termasuk sifat pemarah dan sarkastik yang membuatnya tak memiliki banyak teman. Dari penampilannya saja sudah jelas bahwa Eren adalah tipe yang sangat selektif dan tak mudah di dekati. Hal itu juga yang membuat [Name] enggan berada di sekitar Eren, rasanya ia terus terintimidasi oleh tatapan laki-laki itu. Seperti saat ini, walau Eren tak lagi menatapnya, namun kengeriannya masih tertinggal di benak [Name].

Oleh karena itu [Name] berbalik menjauhi kerumunan, tak menghiraukan Sasha yang memanggil namanya, serta mengabaikan tatapan tajam dari Eren yang kembali menyorotnya.







   ___________________

TBC ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Halo readers, apa kabar?

Berhubung ff eren masih dikit, jadi aku buat aja sendiri sksksksk

so don't forget to vote and comment if u like this book !!!

see yaaaa

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang