▶ 4| Between Them (1)
___________Sejak perkelahian itu, [Name] sudah tak lagi bertemu Eren. Jangankan bertemu, hawanya saja tidak ada. Yah, itu agak melegakan karena kedatangan Eren hanya akan mendatangkan ketegangan untuknya.
Connie juga tak mau buka mulut soal perkelahian itu, mungkin efek kepalanya yang botak, Connie jadi keras kepala sekali. Jadi mau sekeras apapun [Name] membujuknya, laki-laki itu tidak akan menggubrisnya.
Tapi [Name] tidak akan menyerah hingga mengetahui kebenarannya, bagaimanapun juga, sepertinya perkelahian Connie dan Eren ada kaitannya dengan dirinya. Jadi mana mungkin [Name] diam saja!
"Ayolah, beri tahu aku!" sudah dibilang kan? [Name] tidak akan menyerah.
Connie berbalik membelakangi [Name], "Nggak dulu,"
"Sebenarnya ada apa sih? Kalau ini benar-benar tidak ada sangkut pautnya denganku kenapa kau nggak mau mengatakannya?!" [Name] meraih lengan Connie, memaksa laki-laki itu untuk menatapnya.
Bisa [Name] lihat wajah Connie yang tampak frustasi, Connie mendesis kesal. "Kau nggak tau masalahnya,"
"Maka dari itu beri tahu aku, agar aku tau harus bersikap bagaimana," suara [Name] melembut, dengan begini ia harap Connie bisa jujur dengannya walau cuma sedikit. "Kita teman kan? Mana boleh menanggungnya sendiri seperti ini!"
Connie mengalihkan pandangan, menatap serius jalan di depannya, sedang hujan deras. Tak seharusnya ia membawa [Name] kesini, gadis ini bisa kena flu, pikirnya. "Kau pulang saja, hujan nih."
Kesal karena tak mendapatkan jawaban yang sesuai, [Name] memukul lengan Connie. "Memangnya kenapa kalau hujan, anj*#+!"
"Ah sumpah ya, aku nggak bisa." Connie berjalan menjauh, menghindar dari pukulan [Name], niatnya ia mau langsung kabur saja. Tapi setelah melihat [Name] yang memelas, laki-laki itu akhirnya membuka suara lagi. "Jika semuanya sudah selesai, aku berjanji akan mengatakannya saat itu juga."
[Name] membeo, "Hah? Saat semuanya sudah selesai? Jadi perkelahian waktu itu masih berlanjut?" sayangnya, Connie sudah lebih dulu kabur dan menerobos hujan. Meninggalkan [Name] dengan satu juta pertanyaan.
____________
[Name] memainkan jarinya, bosan. Saat ini, ia disuruh Sir Levi ---dosennya untuk mengambil laporan kuis minggu lalu.
[Name] diminta untuk menunggu di ruangan Sir Levi, pria itu bilang, ia akan segera datang setelah mengurus kelas lain. [Name] menurut saja demi kelangsungan nilainya.
Ruangan Sir Levi cukup luas, ber-ac juga dengan aroma yang asing di penciuman [Name], anehnya aroma ini mengingatkan [Name] dengan medan peperangan. Padahal berperang saja [Name] tidak pernah.
[Name] bergumam sendiri, "Apa mungkin sir Levi pernah berperang ya?"
"Perang?"
Mampus.
[Name] kira Sir Levi tiba lebih cepat, ternyata justru gadis dengan rambut sebahu yang menginterupsinya. [Name] langsung tau siapa dia, Mikasa. Salah satu gadis di gengnya Eren. Tapi ada angin apa ia bisa bertemu dengan Mikasa? Juga untuk urusan apa Mikasa kesini?
Kembali lagi pada [Name], gadis itu berdehem untuk menghilangkan rasa malu. "Haha perang apasih, never mind."
Mikasa tak lagi menatapnya, gadis itu melenggang bebas di ruangan Sir Levi. Jemarinya yang lentik mencari-cari sesuatu di tumpukan dokumen yang menumpuk di meja Sir Levi. [Name] terperangah melihatnya, bukannya itu tidak sopan?
Mikasa yang merasa diawasi pun menolehkan kepalanya pada [Name], "Jangan menatapku seperti itu, aku sudah dapat izin dari si cebol itu." dingin, [Name] langsung mengetahui kepribadian Mikasa yang tak tersentuh itu.
"Ah, maaf!" [Name] tersenyum canggung, tak berani melihat Mikasa lagi.
Sampai Mikasa berhasil mendapatkan yang ia cari, gadis itu beranjak keluar. Namun sebelum Mikasa benar-benar pergi, ia sempat mengatakan sesuatu yang mengejutkan [Name]. "Jika kau ingin tau yang sebenarnya terjadi, datanglah ke alamat yang ku berikan malam ini. Sampai ketemu di sana." dan melemparkan sebuah kertas ke arah [Name].
[Name] jelas tau yang dimaksud Mikasa adalah tentang perkelahian waktu itu, masalahnya, bagaimana bisa gadis itu bisa tau soal itu?
Setelahnya, [Name] tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Mikasa hingga Sir Levi tiba.
______
"Distrik Rose, jauh sekali." [Name] menatap kertas yang diberikan Mikasa tadi. Kertas yang berisikan alamat lengkap tentang tempat yang tidak [Name] ketahui, sekaligus salah satu petunjuk untuk mencari tau alasan Connie sebegitu inginnya merahasiakan hal ini dari [Name].
[Name] menarik napas dalam, menyiapkan diri dan hatinya sebelum benar-benar berangkat. Dari distrik Sina ---tempatnya tinggal menuju distrik Rose akan memakan waktu sekitar 2 setengah jam perjalanan menggunakan bus umum.
Tapi [Name] sudah bertekad untuk mengungkapnya sendiri. Tekad itu juga yang membuat [Name] berhasil melewati perjalanan jauhnya.
Sampailah ia di distrik Rose, tempat yang dijanjikan Mikasa.
[Name] menatap ragu bangunan tua didepannya, bangunan usang dengan papan nama yang sudah mengelupas. Bahkan tidak ada CCTV disini.
"Rental game online? Mikasa serius?"
TBC
_______HAI
kalian kesel gk aku lama gak up? hehe aku sibuk banget soalnya, maafin ya ~
sampai ketemu di chapter selanjutnya, bakal ada baku hantam lagi akwoakao
c ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈 (エレン)
Hayran KurguSelama ini, [Name] sudah berusaha keras agar tidak bersinggungan dengan Eren Jaeger. Sayangnya kenyataan memang tidak sesuai harapan, [Name] justru tak sengaja menemukan barang milik Eren, yang berakhir mempertemukan [Name] dengan pemuda itu. Akank...