6| Through Your Hair

1.2K 224 35
                                    

Just imagine, your crush look at you like Eren did, my heart go brr brr

Cr: Pinterest

▶ 6| Through Your Hair___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6| Through Your Hair
___________



[Name] sudah memutuskan untuk menuruti Mikasa, ia menjauhi Eren dan akan selalu berusaha hati-hati. Walaupun ucapan Mikasa menurutnya agak tak masuk akal. Tapi tidak ada ruginya juga kalau ia turuti, Eren kan memang menyeramkan. Lalu apa maksud perkataan Mikasa? Eren tertarik padanya? Untuk apa?

Interaksinya dengan Eren hanya sebatas tak sengaja menemukan kalung lelaki itu, apa mungkin Eren tertarik padanya hanya karena itu? Ayolah, [Name] tidak percaya jika Eren Jaeger sepolos itu.

Sejujurnya [Name] merasa kesal juga pada teman-temannya, jika mereka tau berurusan dengan Eren memang seberbahaya itu, mengapa mereka hanya diam dan tidak ingin [Name] tahu? Malah Mikasa yang repot-repot memberitahunya. [Name] paham mungkin Connie dan Sasha ingin melindunginya tanpa harus membuatnya khawatir, namun jika begini, [Name] jadi merasa dipermainkan. Baik oleh Eren, atau bahkan teman-temannya.

Rahasia toko rental dan vending machine waktu lalu juga enggan [Name] ungkit, biarlah jadi rahasia umum. Meskipun agak susah berakting tidak tahu menahu di depan Sasha dan Connie, [Name] ikuti saja permainan mereka.

Saat ini, [Name] mencoba untuk menjalani hidup seperti biasa, tak lagi penasaran dengan penyebab perkelahian waktu itu dan fokus dengan kuliahnya, seperti dulu saat ia belum mengenal Eren dan tetek bengeknya.

Tapi apa-apaan ini?!

Kelas sastra Inggris yang harusnya membawa ketenangan bagi [Name] berubah menjadi medan perang. Lantaran oknum bernama Eren Jaeger yang entah kenapa jadi duduk tepat dibelakangnya. Semua usahanya untuk menghindar pun sia-sia dong?!

'Sial, apa aku pindah kampus saja?'

[Name] bisa merasakan punggungnya yang berlubang karena lelaki dengan iris zamrud itu tidak berhenti menatapnya, parahnya, ia mulai merasakan rambutnya yang di tusuk-tusuk pelan. Mentang-mentang dosennya tidak hadir, lelaki itu jadi berbuat semaunya. [Name] juga tak berani menengok, ia mau pura-pura mati rasa saja.

"[Name]." Bisikan pelan menyapa pendengaran [Name], gadis itu tak bergeming.

'Maaf aku nggak dengar apa-apa.'

"[Name]." Panggilan kedua datang, [Name] masih pura-pura sibuk mencatat.

'[Name] nggak dengar, [Name] nggak dengar.'

𝙏𝘼𝙍𝘼𝙉𝙏𝙄𝙎𝙈  (エレン)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang