Part. 3

591 91 3
                                    

Aku menabrak laki-laki ini, ah aku pikir aku memang sedang sial hari ini. Aku menabraknya tepat di dadanya saat aku memegang sebuah pena ditanganku. Dan tintanya yang bocor telah mengenai jaket abu-abunya dan sangat terlihat jelas.

"Ah kau gila? Kau punya mata gak sih?" seru laki-laki ini dengan reflek memukulnya.

"Aish, ah sakit bodoh.." seketika aku melihat matanya dan berteriak, "Ya! kau yang gila! Seharusnya aku yang tanya, kau punya mata gak? Buta ya?!" jawabnya tepat di depan muka laki-laki ini.

"Kau tidak tau siapa aku, hm?" balas nya dengan memegang kerah leher belakangku dengan kencang, tubuhku benar-benar gemetar.

"Lepaskan aku dasar brengsek! I hate you already!" balasnya sambil mendorong badannya.

Saat itu, rasanya emosiku ingin sekali meledak dan air mataku hampir saja menetes di hadapannya. Bodohnya diriku.

"Seharusnya aku yang bilang begitu, kau lihat ini tinta pena bodohmu itu mengenai jaketku. Aish.."

Aku mengacungkan jari tengahku padanya, aku benar-benar marah. "Enyahlah dari hadapanku, brengsek!"

Tidak salah lagi, semua siswa disana melihatku dengan begitu hina dan wajah mereka benar-benar terkejut atas apa yang aku lakukan pada Jungkook.

Dan saat itu juga Jimin datang menghampiriku dan menarikku dari pandangan laki-laki itu, "YA! Chaeyoung-ah kau tau dia itu salah satu siswa yang ditakuti di sekolah ini. Kau jangan sampai berurusan dengannya, pasti akan panjang sekali jika berurusan dengannya. Namanya Jungkook, Jeon Jungkook." Ucapnya menjelaskan.

"Aku tidak peduli siapa dia, tapi dia benar-benar kasar. Cih! Aku benar-benar kesal! Aish!"

"Meskipun begitu, kau seharusnya diam saja. Itu membahayakan masa depanmu disekolah ini."

Jimin mengatakan itu sangat jelas ditelingaku, membuat otakku mendidih mendengarnya. Aku memang gadis arogan dan egois, tapi sifatku tidak ada tandingannya dari Jungkook. Ia adalah iblis, iblis SMA Chilsung.

Begitu aku meninggalkannya, semua siswa berbisik satu sama lain. Entah mengapa tapi aku benar-benar tidak nyaman. Rasanya seperti aku dibenci satu sekolah.

Atau bahkan mereka terkejut melihatku.. aku tidak tau.

Lihatlah dia, aku tidak perduli siapa dia tapi ia berani mengganggu Jeon Jungkook.

Daebak! dia berani sekali. Sudah dipastikan ia tidak akan lulus dari sekolah ini.

Dia bodoh atau benar-benar gila? beraninya dia, kau lihat kan? tidak ada yang berani mengusik Jungkook.

Bisikan-bisikan mereka terus menggangguku, mereka berbisik seolah-olah aku tidak mendengarnya. Bagaimana pun aku harus tetap menjalani hari-hariku disini tanpa gangguan dari laki-laki gila itu.

Aku harus berusaha terlihat kuat seperti biasanya, seperti apa yang papa katakan.

"Chaeyoung-ah, dengarkan papa. Apapun yang terjadi, kau harus terlihat kuat di depan lawanmu. Jangan berikan apa yang mereka mau, jika kau menangis- itu akan memberikan apa yang ingin mereka lihat. Melihatmu jatuh."

Kata-katanya benar-benar membuatku bisa menjalani hidup, mungkin itu yang membuatku masih bisa hidup sampai sekarang. Memberikan banyak semangat dalam hidupku- apa lagi untuk masalah pedoman hidup yang diberikan papa selama beliau.

Sesamapainya aku dirumah, aku berjalan masuk ke ruang tamu dan kau tau apa yang aku lihat- Jungkook. Ia duduk di ruang tamuku dan saat mata kami bertemu, senyuman di wajahnya benar-benar hilang. Secepat itu senyumannya hilang saat melihatku, saat itu aku benar-benar tidak bisa menggerakkan kakiku.

I Hate You || JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang