Jungkook mengajakku ke atap sekolah, katanya ini tempat persembunyiannya. Hanya dia yang memegang kunci ke atap ini. "Tempat persembunyian ini, untukku ya?" tanyaku iseng.
"Enak aja! cari tempat persembunyian yang lain dong!" katanya.
Melihatnya marah membuatku geli dan ingin tertawa. Sungguh menahan tawa adalah hal yang sulit untukku.
"Muka kamu kenapa? kenapa menunduk?" tanyanya.
"Aku hanya bercanda, melihatmu marah seperti itu ingin membuatku tertawa hahaha!"
"Jangan tertawa, senyummu jelek tau." cetusnya dengan memalingkan wajahnya 90 derajat.
Jungkook memalingkan kembali wajahnya dan mata kami bertemu, kami saling memandang satu sama lain dengan . Jika ini adalah sebuah drama romantis, akan ada adegan dimana angin mulai berhembus dan adegan slow motion akan ditambahkan, tapi tidak.. ini kenyataan. Dengan cepat aku menundukkan wajahku, "Jungkook.. aku tidak mau ada yang tau kalau kita akan menikah." ucapku secara spontan.
"Bukannya kamu bilang ke Jimin kalau kamu tidak peduli?"
"Aku hanya berusaha untuk tidak membahas itu di kelas dengannya. Kau tau kan aku benar-benar tidak menyukaimu?" tanyaku.
"Aku tau. Baiklah, kalau itu maumu. Kita hanya menjadi sepasang kekasih di depan Papa, selebihnya kita hanya orang asing."
Ia meninggalkanku sendirian di atap itu dengan kunci yang masih menggantung di pintu. Melihatnya pergi membuatku sadar kalau ia memang seharusnya tidak bersamaku, kita palsu. Semua yang kita lakukan penuh kepalsuan dan aku benci itu.
Lagi pula apa yang aku harapkan dari seorang Jeon Jungkook?
Aku tidak akan jatuh ke pelukannya segampang itu, mungkin ini adalah salah satu perlindungan diri untuk tidak begitu percaya pada seseorang.
Setelah ia pergi.. aku mengikutinya dari belakang, kembali ke kelas dan berjalan melewati mejanya, ia tidak melihatku sekalipun. Melirik pun tidak. Lihatkan? sebegitu tidak pedulinya dia.
Hari itu aku menjalani kegiatan seperti siswa yang lainnya, tidak begitu buruk. Aku akan baik-baik saja.
KKKRRRIINNGG
Bel sekolah berbunyi, semua siswa dan siswi keluar secara bersamaan. Aku tidak merasakan begitu cepat waktu yang kulewati hari ini. Begitupun dengan Jungkook yang menghilang dengan teman-temannya. Saat aku berjalan menuju gerbang, sudah terlihat ada mobil yang menjemputku.
Tak lama kemudian, aku mendapat notifikasi email.
"You have a reservation at 20.00 KST in Dxxv's Restaurant. Please confirm if you receive this email... "
Entah kenapa aku hanya memandangi email itu untuk beberapa detik. "Loh apa ini? Aku.. aku tidak membuat reservasi apapun. Di jadwalku pun tidak ada.."
Lalu notifikasi pesan masuk dari Jungkook, "Kalau ada email, konfirmasi saja. Itu perintah papa."
Aku tidak mengerti, ada apa sebenarnya?
Malam harinya..
Aku di depan.
Pesan Jungkook masuk jam 19.11, ia menjemputku dengan mobil hitam milik pribadinya. Tanpa supir dan tanpa pengawal. Dia tidak biasanya begini, ini sangat aneh.
"Tunggu sebentar."
Jantungku berdegup sangat kencang dan rasanya ingin melompat keluar dari tubuhku. Akupun bergegas menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan gerbang rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You || JJK
Hayran KurguRahasia dari perjodohan Konglomerat Korea Selatan, Jeon Jungkook dan Park Chaeyoung. ‼️DISCLIMER: STORYLINE MADE BY ME Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. [Karakter, kejadian, tempat dan lainnya dalam fan fiction ini hanya fiksi belaka] ...