Dikau embun pagi yang tak ayal begitu saja menguap di ingatan di ujung hari
Hingga menari bersama kenangan adalah keinginan
Dan berlari-lari dengan gemericik sore adalah beratnya pikiran
Memang pernah sebelumnya memiliki rasa, tak sedalam segara
Sekuat akar mahoni
Sampai proposalku tentangmu kuajukan pada pemilik alam
Terlihat kilasmu memekarkan bunga jiwaku dan menggugurkan daun ketenangan
Menjadikan pohon indah dengan bunga dan ganjil tanpa daun
Tetaplah pantau
Lampu lampu tak mau tidurTerlalu setia kepada sekitar
Angin malam bersiul siul sangat halus
Menyapa kulit dini hari penuh keringat
Keringat separuh hari kontribusi kan diri alaskan manusiawi
Sampai kaki hantarkan diri ke penyejuk jiwa di bangun tidur
Beberapa bangunan yang berdiri tegak nampak ditinggalkan cahanya sendiri dan berteduh pada cahaya orang lain
Dengkuran halus orang lainnya sayup terdengar
Manusia lain masih bersenang senang dengan mimpi
Tak tau dan sebagian tak mau tau kapan akan membangun mewujudkan
Yang paling utama, adalah garis start telah kucuri dari sandinganmu
Dan menjadi sempatku tempatkan gantungan harap pada Sang Pemilik Tetap
Tasikmalaya,11 Juni 2021
#30harikonsistenmenulis
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
RandomPuisi tentang perjalanan rasa dan nasihat seindah sekejap senja. Dalam rangka tantangan 30 hari konsisten menulis Jangan lupa vote,😉.