Prolog

75 14 4
                                    

BAGIKU jodoh telah digariskan oleh Tuhan. Bahkan sudah ditulis oleh penulis terbaik sebelum bumi diciptakan. Hakikatnya aku tidak tahu jodoh atau maut dulu yang akan datang menghampiri.

Bukankah menikah dengan orang yang sama-sama mencintai satu sama lain itu menumbuhkan kebahagiaan tersendiri? Aku belum punya pikiran untuk memikirkan hal yang menurutku masih jauh sekali. Karena pernikahan sendiri bukan hanya melibatkan antara dua insan yang saling mencintai, namun juga melibatkan dua keluarga yang saling mengikat.

Perjodohan sendiri sudah pernah dilakukan sejak zaman Nabi. Aisyah Ra menikah dengan Nabi atas perjodohan yang dilakukan ayahnya yaitu Abu Bakar As-Sidiq. Namun kisahnya berbeda dengan perjodohan zaman Siti Nurbaya. Perjodohan yang didasarkan pada keterpaksaan. Kebanyakan hal tersebut justru akan membuat anak menjadi stres dan kecewa.

Allah Maha Adil. Aku bersyukur telah dititipkan kepada sosok orang tua yang amat penuh menyayangiku. Dari kecil aku selalu diajari adab sopan santun yang baik terhadap orang lain. Namun suatu hari ayahku mengatakan hal yang sangat membuat diriku amat terkejut mendengarnya.

Tiba-tiba ayah datang menghampiriku lalu berkata, “Nak, Ayah ingin menjodohkanmu dengan anak teman ayah, InshaAllah pilihan ayah ini terbaik untukmu.”

“Hah?”

----------------------------------------

Jodoh Untuk AthayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang