Waiting (2)

1.5K 118 0
                                    

(Ilustrasi Mattew)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi Mattew)

Di ruang operasi terdapat beberapa dokter spesialis dan beberapa perawat yang sudah siap untuk memulai prosedur kranotomi. Kranotomi merupakan proses pembedahan otak yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak untuk memperbaiki gangguan ataupun pendarahan yang terjadi pada otak.

Tampak Dokter Gaby memimpin jalannya operasi ditemani oleh asistennya di sebelah kanannya yang bertugas untuk membantu prosedur operasi, satu dokter anestesi yang bertugas untuk memberikan anastesi dan menjaga kesadaran pasien, seorang dokter bedah saraf, dan beberapa perawat yang bertugas untuk memonitor kondisi vital daripada pasien.

“Tanda vital pasien stabil, denyut jantung, tekanan darah, dan suhu badan normal” ucap salah seorang perawat.

“Baik, operasi kita mulai.” Ucap Dokter Gaby

Setelah pemberian bius oleh dokter anastesi, dokter Gaby mulai membuka bagian tengkorak Rey bagian belakang. Benturan hebat yang diterima oleh Rey pada kepala bagian belakangnya menyebabkan terjadinya pendarahan dan retaknya tulang tengkorak bagian belakang kepalanya.

Setelah membuka tulang tengkorak, dokter Gaby mengakses bagian otak yang perlu ditangani dan mulai memperbaiki kerusakan yang terjadi. Pendarahan pada bagian otak segera dihentikan dan darah yang menggumpal segera diangkat. Suara bedside monitor menjadi alunan music tersendiri yang menemani jalannya operasi. Sejauh ini bedside monitor masih menunjukkan tanda vital pasien cukup stabil mulai dari detak jantung, nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh pasien. Mereka berharap akan seperti ini sampai operasi selesai dilakukan.
Setelah lima jam berada disituasi yang cukup menegangkan, akhirnya operasi selesai dilakukan. Dokter Gaby kembali merekatkan bagian tulang dan kulit kepala Rey dengan jahitan.

Tiga puluh menit setelah operasi selesai dilakukan, dokter Gaby keluar dari ruang operasi. Mattew yang melihat dokter Gaby refleks berdiri tepat di hadapan dokter itu.

“Bagaimana dok? Keadaannya bagaimana?” tanya Mattew dengan sedikit membentak dokter tersebut tanpa sadar dengan tangannya yang sudah mencengkram bahu dokter Gaby dengan sedikit keras.

Dokter Gaby meringis akibat cengkraman tersebut. Menggapai lengan bagian kanan Mattew dan tersenyum. “Kita bicarakan diruangan saya Pak Mattew, saya akan jelaskan kondisi nona Rey. Mari.” Ucapnya sambail melepaskan cengakraman tangan Mattew yang sudah mulai melemah.

Gaby kemudian berjalan ke ruangannya di lantai tiga rumah sakit tersebut, tepat dua lantai di atas ruangan operasi yang sebelumnya di gunakan untuk mengoperasi Rey. Langkahnya di ikuti oleh Mattew yang setia mengikutinya di belakang.

Sesapainya di ruangan itu, aroma lavender menyeruak ke seluruh bagian ruangan, sedikit menenangkan bagi Mattew saat ini. Setelah Mattew duduk, dokter Gaby kemudian menjelaskna bagaimana kondisi Rey pasca operasi dan prosedur lanjutan yang akan segera dilaksanakan.

“Puji Tuhan operasinya berhasil Pak Mattew. Benturan yang dialami nona muda cukup keras dan menyebabkan memar serta pendarahan pada otak bagian belakang. Namun semuanya sudah berhasil diperbaiki. Nona muda akan segera di pindahkan ke ruangan ICU setelah operasi.” Gaby mencoba untuk menjelaskan kepada Mattew dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh keluarga pasien. Menatap manik hitam pria tersebut dengan tatapan menenangkan dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Apa dia akan segera sadar? Setelah operasi apakah dia dapat beraktifitas kembali dengan normal?” Mattew mencoba mendapatkan informasi lainnya dari dokter tersebut, dapat dilihat bahwa wajahnya sudah tidak sepucat tadi dan ada raut bahagia mendengar bahwa operasi adik kecilnya berhasil.

“ Setelah operasi, kami akan memantau Kembali kondisi dari pada nona muda dan memastikan tidak terjadi infeksi, memastikan tekanan darahnya stabil, tidak ada penurunan kesadaran, pembengkakan otak dan lainnya. Kita berdoa saja agar nona muda bisa segera siuman.” Terang Gaby.

“Apa saya sudah bisa menemuinya?”

“Untuk saat ini tidak Pak Mattew, anda dapat menemui nona muda besok pagi pukul sembilan sesuai dengan waktu besuk. Kondisi pasien masih cukup rawan saat ini.”

“Begitu ya” guman Mattew lirih. “BAiklah, terima kasih dokter” Mattew beranjak dari tempat duduknya, sebelum keluar dari ruangan beraroma lavender itu dia tersenyum tipis dan mengangkat tangannya guna menyalam dokter tersebut sebagai bentuk terimakasih dan hormatnya.

Gaby menatap punggung kokoh pria itu yang menjauh dan menghilang dibalik pintu dengan tatapan sendu. “ Akupun berharap dia akan baik-baik saja setelah ini” gumannya pelan sambal terisak dengan tangan kanannya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Bahunya bergetar dan tangan kirinya menepuk-nepuk dadanya mencoba menghilangkan perasaan sesak yang dia rasakan. “Akupun takut jika aku tak bisa membuatnya sadar, akupun takut jika aku tak bisa membuatnya Kembali membuka matanya, aku takut. Aku takut hiks…” batinnya.

Diluar ruangan itu, Mattew menelpon Geralt adiknya dan tak lupa memberikan kabar tentang kondisi rey saat ini kepada kedua orangtuanya yang sampai sekarang belum juga bisa dihubungi. Hari ini cukup berat baginya dan juga adik nya Geralt.

Melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit tersebut menuju parkiran. Sebelum memasuki mobilnya, Mattew menghela napasnya perlahan, menatap langit abu-abu yang kian menggelap seakan ikut berduka. Hembusan angin menerpa wajahnya memberikan sedikit kesejukan dan melambai-lambaikan rambutnya yang kini terlihat sedikit acak-acakan. Setelah merasa sedikit tenang, dia masuk kedalam mobilnya dan melaju menuju mansion Chandra untuk beristirahat sejenak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
NEXT?????

-Ariani, 11 Juni 2021

PSYCHE: Rey TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang