08

3.5K 374 37
                                    

"mundur, kamu tak lagi dibutuhkan olehnya, perjuanganmu untuk membahagiakan dia cukup sampai disini."

•••

Ara mengalihakan tatapannya ke Tya yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia berjalan menuju Bundanya.

"Hai bund, Bunda sehat?" tanya Ara.

"Sehat," jawab Tya singkat.

"Oh ya, jangan panggil saya Bunda dengan mulut mu itu!" ucap Tya menatap Ara dengan tatapan tajam nya.

"Bund?" shock Ara dengan apa yang Tya katakan barusan.

"Saya bilang jangan panggil saya Bunda! Dengan mulut mu itu, ngerti?" tegas Tya berusaha untuk tidak teriak ataupun bentak kepada Ara. Karna dia ingat bahwa dirinya masih berada di area sekolah.

"Tapi kenapa?" tanya Ara berusaha menahan isak tangisnya.

"Karna kamu bukan anak saya lagi! Kamu hanya anak yang saya pungut! Ingat itu! Untuk masalah uang saya dan Mas Aksa masih akan memberi mu uang, tapi kami potong. Yaitu 5 juta perbulan!" ucap Tya setelah itu melenggang pergi dari hadapan Ara.

"Ara gak peduli mau seberapa besar uang yang kalian berikan." lirih Ara.

Ara menatap kepergian bundanya dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Di benak nya masih banyak sekali pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada bundanya.

"Dor!" Aqilla menepuk bahu Ara lumayan keras membuat sang empu meringis.

"Ngapain disini lo? Gak masuk kelas? Itu juga kenapa mata lo? Abis nangis?" Putri yang mendengar kata menangis dari mulut Aqilla pun menoleh menatap Ara.

"Kenapa ra? Ada masalah? Cerita sini ke neneng Putri," ucap Putri.

"Gue gak papa kok, gak ada masalah juga," jawab Ara sambil tersenyum manis untuk meyakinkan mereka bahwa dirinya tidak apa-apa.

Putri yang belom yakin bahwa Ara baik-baik saja pun, mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa sahabatnya memang baik-baik saja.

Ara yang berada di tengah-tengah mereka pun merangkul pundak kedua sahabatnya itu.

"Kuy masuk kelas!" seru Ara.

"Kuy!"

•••

"Ra! Lu di panggil Pak Soleh," ucap Aulia.

"Ha? Ngapain?" tanya Ara.

"Mana gue tau, dah gih sono," usir Aulia.

Ara berjalan keluar kelas menuju ke ruang guru.

Cklek

"Assalamualaikum!" salam Ara.

Ara menghampiri Bu Selly yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Bu, Pak Soleh ada?" tanya Ara.

Bu Selly menoleh untuk melihat siapa yang mengajaknya berbicara. "Ada, tuh di ruangannya," jawab Bu Selly sambil menunjuk ruang Pak Soleh.

"Makasih bu," ucap Ara.

"Sama-sama,"

Ara berjalan menuju ruangan Pak Soleh yang berada di pojokan.

"Misi pak, ada apa mencari saya?" tanya Ara.

"Eh Memei, saya mau nanya nama panjang Agas siapa?" tanya Pak Soleh.

"Bukannya ada di absen kelas 9 bumi ya pak?" bukannya menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Pak Soleh, Ara malah menanyakan Pak Soleh balik.

"Males saya," ucap Pak Soleh santai.

Hi, I'm AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang