20

3K 271 25
                                    

"dipaksa untuk melupakan padahal belum bisa merelakan, dipaksa untuk bisa ikhlas padahal belum siap melepas."

•••

Happy reading
Jangan lupa Votmen^^

"Satu tambah satu, dua. Dua tambah satu, tiga. Tiga tambah satu, empat. Empat tambah satu, eumm berapa ya?" Ara mengetukkan jari telunjuknya di dagu.

"Lo ngapain sih ra? Kayak orang gila," Aro berjalan menghampiri Ara.

"Ngitung bang,"

"Lo kan udah mau SMA, masa masih belajar ngitung kek anak TK!" sinis Aro.

"Bodo lah anying!" Ara mengambil hpnya yang tadi sedang ia gunakan untuk membuat toktok.

"Goblok!"

"Nih minum," Aro menyerahkan minumannya ke Ara, Ara menatap minuman itu dengan Aro secara bergantian.

"Idih, masa bekas lu?"

"Mau kaga? Kalo kaga mau, ambil sendiri." Aro menarik kembali minumannya, tapi Ara dengan cepat mengambil minuman tersebut dan menegaknya hingga habis.

"Minuman gue itu!"

"Kan tadi lo tawarin ke gue, ya gak?"

"Ck, anjing!" umpat Aro.

"Gue bukan anjing, Esha," bisik Ara tepat ditelinga Aro.

•••

"Permisi om,"

"Azel? Apa kabar?" tanya Aska.

"Alhamdulillah baik, om sendiri?"

"Baik, mau cari Ara ya?" tanya Aska.

"Iya om, Ara nya ada?" tanya Azel balik.

"Ada, mari masuk," ajak Aska, Azel mengikuti Aksa dari belakang.

"Ara nya di kamar om?" tanya Azel.

"Iya, ke kamarnya aja, di pintu kamar ada namanya masing-masing kok." Azel segera naik ke lantai 2 dimana kamar Ara berada.

Tok tok tok

"Sebentar!" teriak Ara dari dalam kamar.

Ceklek

"Ngapain kesini jel?" tanya Ara dengan pakaian piyama doraemon yang melekat ditubuhnya.

Azel dan Ara berjalan menuju sofa kamar Ara. "Kek bocil lo, pake baju doraemon!" ejek Azel.

Azel segera duduk sedangkan Ara menyenderkan punggung nya ke dinding. "Iri? Bilang babi!" ketus Ara.

"Udah mandi?" tanya Azel.

"Udah,"

"Kok masih bau?" bohong, sebenarnya Ara sama sekali tidak bau.

"Wangi kek gini, di bilang bau! Huh!" kesal Ara.

"Sini duduk," perintah Azel sambil menepuk pahanya.

"Ha? Di pangku? Dih, ogah! Lo gak liat tuh sofa masih lebar? Gue masih bisa kali duduk di sofa!" tolak Ara.

"Ck, lama!" Azel menarik tangan Ara, membuat Ara terjatuh dalam pangkuannya.

"AAA!" teriak Ara.

"Hush! Berisik," Azel melingkarkan tangannya di pinggang Ara, ia tenggelam kan wajahnya di ceruk leher Ara.

Sesekali Azel mengendus leher Ara, Ara santai bermain hp. "Geli zel, bisa diem gak?" tanya Ara.

"Bodo, lo nyuekin gue!" ketus Azel.

Hi, I'm AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang