CHAPTER 29: Pengakuan.

15.1K 1.7K 293
                                    

FOLLOW!
VOTE!
KOMEN!

Jangan jadi silent reader!
Budayakan vote dan komen!

Follow Author!
IG: wahyuadisaputra10
TikTok: callmeadi69

***

.
.
.

Yang gua tau, Rere adalah wanita yang gigih atas pendiriannya. Dia akan memastikan perkataannya akan benar-benar dilakukan. Tapi, gua nggak nyerah untuk berusaha supaya dia ngurungin niatnya memberitahukan rahasia ini ke Ari.

"Re, gua mohon. Jangan! Gua nggak bisa jika harus jujur ke Ari." ucap gua memelas ke Rere.

"Kenapa? Hah? Lu takut? Kenapa lu takut? Melihat keberanian lu yang udah menduakan Ari, ngebohongin dia dan gua. Gua rasa, lu bisa." kata Rere dengan tegas. Seolah, nggak ada kesempatan untuk gua berharap dan memohon.

"Lu nggak ngerti, Re..." ucap gua pasrah, tapi masih berharap Rere bisa mengerti.

Sumpah! Gua belom siap kalo harus jujur sama Ari saat ini. Gua takut Ari kecewa sama gua. Dan lebih mengerikannya adalah, Ari beneran ninggalin gua karena hal ini. Gua belom siap kalo harus kehilangan Ari.

"Yah! Emang! Gua nggak ngerti dengan apa yang lu lakuin sekarang! Jadi, tindakan yang paling benar adalah elu jujur ke Ari dan ngejelasin semuanya. Clear?"...

Rere tetap dengan pendiriannya untuk membawa gua jujur dihadapan Ari. Memang mustahil rasanya, untuk mencegah Rere saat ini.

"Lu bilang, lu nggak ngerti dengan apa yang gua lakuin, Re.. Jadi, biarin gua untuk ngejelasin semua." gua masih berusaha untuk membuat Rere mengurungkan niatnya.

"Gua nggak butuh penjelasan lu, Bir! Yang butuh penjelasan lu, kejujuran lu dan pengakuan lu adalah Ari!"...

Gua terduduk di atas kasur dengan pikiran yang kalut. Air mata gua nggak bisa terbendung lagi. Gua menundukan kepala sambil membayangkan hal yang mengerikan dalam hidup gua. Yaitu, Ari benci dan kecewa terhadap apa yang telah gua lakuin.

Gua tersadar, bahwa yang gua lakukan ke Ari bener-bener jahat. Walau niat gua baik untuk mencegah Ferdo menyebarkan foto itu, tapi cara gua menyetujui syarat Ferdo dan merahasiakan ini ke Ari adalah suatu kesalahan yang fatal.

Bener yang dikatakan Rere. Jalan keluarnya, adalah gua harus jujur, mengakui kesalahan dan minta maaf pada orang yang gua cintai itu. Yaitu, Aridamar Putra.

"Hiks...." isak gua sedih yang menyesali perbuatan gua terhadap Ari.

Terlihat Rere menghampiri gua dengan raut wajah yang sedikit tenang dan lebih simpati terhadap gua sekarang.

"Gua nggak mau, lu berpikir gua yang jahat di sini, Bir. Tapi, gua mencoba untuk adil. Lu dan Ari adalah sahabat gua. Nggak adil rasanya, kalo gua mendukung tindakan lu ini yang membuat Ari sakit hati atau bahkan, tersiksa. Gua nggak ada pilihan, selain memberitahu rahasia ini. Dan satu-satunya orang yang berhak untuk jujur atas rahasia ini adalah diri lu sendiri. Walau nanti Ari kecewa. Seenggaknya, Ari mendengar kejujuran dan kesalahan lu dari mulut lu sendiri, bukan dari orang lain. Bisa aja sekarang ini gua yang pergi untuk ngasih tau Ari tentang rahasia ini. Tapi kembali lagi, gua nggak berhak. Yang berhak adalah diri lu sendiri. Jadi, sebelum terlambat, mengaku dan minta maaf adalah jalan keluar yang terbaik."...

Benar banget! Apa yang dikatakan dan dilakukan Rere terhadap gua adalah demi kebaikan hubungan gua dan Ari. Gua yakin, Rere melakukan ini karena, dia tau bahwa ini adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

DUA GARIS UNTUK BIRU [TAMAT] | GAY, BL LOKAL, M-PREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang