CHAPTER 37: Tegas.

11.3K 1.3K 134
                                    

VOTE!!!
KOMEN!!!
FOLLOW!!!

IG: wahyuadisaputra10
TikTok: callmeadi69

Jangan jadi silent reader!
Budayakan vote dan komen!

***

.
.
.

CUP!!!
Dengan cepat, Charlie mencium bibir gua.

Nggak lama kecupan tersebut terlepas. Charlie menatap gua dengan wajah penuh harap. Sementara gua, hanya bisa terdiam mematung dan syok banget dengan apa yang dia lakukan.

"Aku nggak memaksa kamu untuk jawab sekarang. Aku ingin, jika kamu merasakan sesuatu atau hal yang sama. Maka, kamu tau apa yang harus kamu lakukan. Begitupun sebaliknya." ucapnya dengan tulus.

Satu-satunya hal yang gua rasain pasca ciuman itu adalah lemes. Otak gua nggak bisa berpikir. Badan gua nggak bisa gerak. Gua bener-bener kebingungan kayak orang bego!

Setelah mengatakan itu, Charlie melepaskan pegangan tangannya di pundak gua. Lalu, perlahan menjauh dari gua.

"Oh... Charlie, ternyata?"...

Tiba-tiba, terdengar suara Ari yang memecah suasana tegang ini.

Mampos gua!!! Makin lemes badan gua. Kok tiba-tiba, Ari muncul, yah? Duh... Dia ngeliat adegan ciuman barusan atau enggak, yah? Kalo sampe Ari liat, bakalan perang dua ke-2 nih pasti.

"By the way, kamu dari mana?" tanya Ari ke Charlie dengan santai.

Eh? Tapi, kok Ari mukanya biasa aja, yah? Maksud gua, kalo dia tau kejadian barusan, harusnya syok dan marah, dong. Tapi, ini enggak. Dia malah terlihat santai-santai aja. Apa Ari nggak ngeliat kejadian barusan?

"Uuuum... Aku... Aku dari luar. You know, untuk sekedar mencari udara segar.." jawab Charlie dengan gugup.

"Pantas. Aku nggak ngeliat kamu dari tadi." respon Ari yang masih terlihat santai.

"Yeah... Hehehe.. Uuum... Aku... Uum.." balas Charlie mencoba untuk bersikap biasa aja.

"What happened? Why you look so nervous? Are you okay?" tanya Ari menatapnya bingung.

"Uuuum... Yeah. I'm fine.. I'm fine. Don't worry.." jawabnya yang masih terlihat gugup.

"Are you sure? Keliatannya, kamu sedang nggak baik-baik aja."...

"S-sure! Sure.. Aku baik-baik aja. Aku hanya kelelahan sedikit. Uuum... Maybe, aku harus beristirahat untuk menghilangkan rasa lelahku ini.. So, uuum... Sorry, aku harus ke kamar dulu.."...

"Oh, tentu, tentu. Silahkan.." jawab Ari yang masih bersikap santai.

Charlie pun pergi ke kamarnya. Dan gua mulai merasa sedikit lega atas kepergiannya. Setelah kepergian Charlie, gua berusaha untuk bersikap santai dan dan biasa aja. Walaupun begitu, nggak menutup kemungkinan, gua masih merasa tegang atas kejadian barusan.

"Yang?" panggil Ari.

"H-hah?" jawab gua yang berusaha santai.

"Kamu kenapa? Kok tegang gitu mukanya?" tanya Ari yang menyadari tegangan di wajah gua.

Duh... Rupanya, Ari menyadari muka tegang gua ini. Apa muka gua masih nggak keliatan santai, yah? Perasaan, gua udah berusaha banget, kok untuk terlihat santai. Tapi, kok kenapa masih aja kebobolan, yah?

DUA GARIS UNTUK BIRU [TAMAT] | GAY, BL LOKAL, M-PREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang