CHAPTER 41: Afraid.

9.2K 1.2K 92
                                    

VOTE!!!
KOMEN!!!
FOLLOW!!!

IG: wahyuadisaputra10
TikTok: callmeadi69

Jangan jadi silent reader!
Budayakan vote dan komen!

***

.
.
.

Gua berlari menuju kamar dan mengunci diri. Gua termenung di atas kasur sambil memeluk lutut gua dengan erat. Perasaan gua bener-bener sedih, takut, bingung dan campur aduk, pokoknya.

Cobaan apa lagi ini?

Gua pikir, setelah kelarnya masalah gua sama Ferdo, kehidupan gua bakalan tenang-tenang aja. Tapi, dugaan gua salah. Rupanya, Tuhan nggak ngebiarin gua hidup dengan damai dan tentram walau hanya sekejap aja. Yah! Sekarang, Tuhan memberi masalah ke gua yang begitu besar dari sebelumnya.

Nggak tau kenapa, untuk masalah kelainan gua ini, gua bener-bener takut banget. Walau Om Ardant udah mastiin dan yakinin bahwa, kelainan gua ini nggak berbahaya bagi kesehatan gua, itu nggak membuat gua tenang sedikit pun. Justru, dengan adanya kelainan gua ini, gua makin takut dan sedih banget.

Seperti yang udah dijelasin Om Ardant sebelumnya, walau gua ini memiliki kelamin seperti laki-laki pada umumnya, tapi di dalam tubuh gua terdapat sistem reproduksi layaknya wanita. Jadi, jika sistem reproduksi di tubuh gua ini dibuahi oleh sperma, maka kemungkinan gua bisa hamil. Itu yang gua takutin.

Aneh 'kan?

Mustahil 'kan?

Pasti kalian berpikir, kalo ini mustahil bisa terjadi. Tapi, nyatanya ini adalah fakta. Ini kenyataan. Mau nggak mau, gua harus nerima kenyataan ini, walau itu mustahil.

Kalian tau 'kan, gua dan Ari pacarannya udah sejauh apa? Kalian tau 'kan, gua dan Ari udah ngelakuin apa aja selama pacaran? Kalian tau itu 'kan? Bahkan, kami beberapa kali ngelakuin 'hal itu'. Dan beberapa kali juga, Ari ngeluarin sperma-nya di dalam hole gua. Terus, kalo misal sperma Ari berhasil masuk ke dalam tubuh gua, kemungkinan besar sistem reproduksi gua terbuahi. Dan gua bakalan hamil.

Gua?

Hamil?

Nggak! Nggak! Nggak mau! Gua nggak mau hal itu terjadi.

Oke lah! Fine-fine aja, kalo misal gua ini cewek. Tapi, kenyataannya 'kan gua cowok. Yah, kali cowok hamil, sih? Mau gimana pun keliatannya, orang-orang ngeliat gua sebagai laki-laki. Bakal aneh dan nggak mungkin, seorang laki-laki bisa hamil.

Mungkin, gua bisa menerima kelainan gua ini seiring berjalannya waktu, tapi gua nggak bisa menerima kalo gua nantinya beneran hamil. Apa kata Mama dan Papa nanti? Apa kata orang-orang nanti? Apa kata dunia nanti, kalo misal mereka mengetahui gua hamil? Apa kata mereka di luar sana, kalo tau bahwa gua seorang laki-laki bisa hamil? Sumpah! Gua nggak bisa banyangin hal itu beneran terjadi! Gua harap, nggak bakal kejadian.

TOK! TOK! TOK!
Terdengar ketukan pintu dari luar kamar gua.

Gua yang bergelut dengan pikiran, sontak tersadar. Sesekali, gua menghapus air mata gua yang udah membahasi pipi.

"Bir? Ini Mama, Sayang.. Mama mau ngomong sama kamu.." ucap Mama dari luar.

Gua nggak menjawab panggilan Mama. Karena saat ini, gua benar-benar pengen sendiri.

DUA GARIS UNTUK BIRU [TAMAT] | GAY, BL LOKAL, M-PREGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang