Pleasure

9 1 0
                                    

PLEASURE

“Aska.. Aska..!” teriak Sisil dari luar jendela. Aku menoleh, tetapi masih tetap pada posisiku.
“Eh, lihat Aska nggak?” tanyanya pada teman sekelasku.
“Ada tuh lagi dengerin musik di belakang,” jawabnya.
“Aska…!!” pekik Sisil saat melihatku duduk di lantai.
“Aduh apaan sih teriak-teriak? nggak malu apa dilihatin mereka semua?” sahutku sambil menunjuk teman satu kelas.
“Hehe, lagian kamu sih dipanggil panggil nggak jawab,” elaknya lalu duduk di sampingku.
“Mau apa nyari aku? Kangen?”
“Idih nggak banget, eh kakimu udah mendingan atau belum? Udah diobatin kan? Udah nggak sakit kan? Masih memar nggak? Coba lihat!” tanyanya bertubi-tubi. Aku hanya tersenyum sambil melanjutkan mendengarkan musik.

“Eh kalau ada orang nanya itu dijawab Aska!” sentak Sisil sambil menarik earphone milikku. Aku tertawa dibuatnya.
“Aduh si bawel.. kepo ya?” tanyaku sembari merapikan earphone.
“Ya iyalah, kasih lihat dong pliss,” rengek Sisil mencoba melihat kakiku yang terbalut sepatu dan kaos kaki. Belum sempat aku membuka sepatuku, bel masuk berbunyi. Sepertinya aku menang.
“Nah, masuk kelas gih, udah bel tuh!” kataku sedikit tertawa. Sepertinya jika aku berdiri akan lebih seru. Begitu batinku.
“Loh kok udah bisa berdiri, udah sembuh ya? Kasih lihat dong keburu guru datang!” pinta Sisil. Terlihat Bu BK mulai memasuki kelas. Spontan aku sedikit berlari ke bangkuku, tak lupa membisikkan pada Sisil jika ada guru BK. Ia tampak tak percaya. Tiba tiba..

“Hey kamu, anak kelas apa? sudah bel loh, cepat masuk kelas!” kata Bu BK mengingatkan. Sisil menoleh dan berdiri tegap. Mencoba tenang menjawab pertanyaan Bu BK.
“Kelas sebelah bu, em ini mau keluar. Permisi bu,” sahut Sisil gelagapan. Bu BK geleng-geleng kepala. Ekspresinya saat itu seakan akan ingin menerkam tubuhku, aku tersenyum. Teman yang lain tertawa. Ia pun perlahan keluar kelas. Mungkin dengan rasa malu yang menyeruak.

####

“Kamu tadi jahat banget Aska nggak ngasih tau aku!” cercah Sisil saat perjalanan pulang.
“Eh kan tadi udah dikasih tau, kamunya aja yang nggak percaya,” jawabku membela. Alaska yang mendengar hal itu langsung menoleh
“Emangnya kenapa si Sisil?” sahut Alaska.
“Itu tadi … ” belum sempat melanjutkan ceritaku, Sisil membungkam mulutku. Dia malu jika diceritakan. Karena kejahilanku muncul, aku melepas bungkamannya lalu sembunyi di belakang Alaska. Menceritakan semua kejadian di kelasku bersama Bu BK. Ia merasa kesal dan ingin mengejarku. Terasa seperti bermain ular naga di tengah jalan. Alaska menjadi kepala yang melindungi ekornya yaitu aku.

“Haha, kalau aku udah malu banget tuh. Sayang sekali aku nggak sekelas sama  Aska, nggak sekelas juga sama kamu yang pasti udah tahu akan ekspresimu,” ejek Alaska.
“Yaelah si Aska mah main cerita aja, kan malu. Itu salahmu juga, nggak ngasih tau kalo ada guru BK!” elak Sisil.
“Eh udah ya, aku udah ngasih tau kamu, tapi kamunya aja yang nggak percaya. Yaudah rasain tuh malu!” jawab dan ejekku.
“Eh awas kamu ya!” Sisil mulai mengejarku.
“Aska jangan lari, kaki lo baru sembuh!” teriak Alaska mencoba mencegahku tetapi tangannya tak sampai.

Saat itu masa SMA serasa masa SD, berlari-lari di jalan taman. Menukik ke kanan ke kiri, melompat meloncat mengejek sesekali. Tawa ku tak henti hentinya terlukis. Sisil dengan wajah marahnya dan Alaska dengan wajah herannya melihat aku dan Sisil seperti anak-anak. Setelah cukup lelah, kita memutuskan duduk di atas rumput taman sambil menunggu Alaska sampai. Dret.. dreet.. ponselku berdering, ada notif dari Naga.

Naga N: Sore Aska :)
Seketika aku senyum senyum sendiri. Sisil heran melihatku tersenyum di hadapan ponsel. Dia ingin tahu dan langsung mengambil ponselku.
“Siapa sih? Ngapain senyum senyum gitu?” tanyanya.
“Eh sini, kepo banget jadi orang main ambil aja!” kesalku.
“Kan aku kepo As.”
“Pacarku! Kenapa?”
“Idih, kirain siapa. nih, aku nggak tertarik!” Sisil mengembalikan ponsel milikku.
“Nggak tertarik kok kepo banget. Ngeselin! But ya syukurlah kalo kamu nggak tertarik dan semoga benar-benar nggak tertarik!” jawabku geram dengan sikapnya.
“Tenang aja, aku nggak mau!” Aku memalngkan wajah setelah mendengarnya.

Aska A: Sore juga :*
“Udah capek lari larian?” tanya Alaska yang sepertinya sudah berdiri santai di depanku dan Sisil.
“Capek lah, Aska sih nggak mau berhenti!” tuduh Sisil.
”Ya kali aku berhenti, yang ada aku ketangkap dong sama kamu!”
“Ya emang itu tujuannya, biar aku bisa nangkap kamu!” Sisil tertawa jahat.
”Sama aja aku bunuh diri,” jawabku santai masih chating dengan Naga.
“Emang kamu kira aku apa bilang kamu bunuh diri kalau aku tangkap?” tanya Sisil.
“Eh udah, kalian nggak mau pulang? Udah sore nih!” sela Alaska sambil melanjutkan jalannya.
“Kan kamu mirip… ” kataku sedikit menggantung.
“Mirip apaan?” tanya Sisil ingin tahu. Aku berdiri dan mensejajarkan langkahku dengan Alaska.
“Mirip anjing galak!” Alaska terkekeh pelan. Aku tertawa mulai berlari.
“Eh awas kamu ya, ngatain aku anjing galak, ngajak berantem mulu! Aku gigit nih!!” Jawab Sisil dengan sifat baperannya. Sifat pemarahnya. Aku dan Sisil saling kejar kejaran lagi di jalan taman.

“Alaska, tolong Aska! Aska dikejar anjing!” kataku mengejek sambil bersembunyi di belakang Alaska. Lagi-lagi kita main ular naga.
“Sini kamu Aska, kesal aku sama kamu!” sentak Sisil dengan emosinya.
“Eh udah kenapa, aku capek lihat kalian lari larian. Kalian nggak capek? Kamu Aska, baru sembuh kan kakinya? Mau kesleo lagi? Dan Kamu Sisil, baperan amat jadi orang!” tegas Alaska.
“Udah yukk pulang, awas kalo lari larian lagi!” sambung Alaska mencancam. Aku dan Sisil berhenti lantas terdiam.
“Sensi amat sih kamu, lagi itu ya? Lagian siapa yang nggak marah dipanggil anjing galak? Ya meskipun lumayan galak,” elak Sisil masih dengan gurauannya.
“Nah itu nyadar kan? Udah yuk pulang!” serah Alaska.
“Sst udah,” bisikku pelan seakan tahu seperti apa mood Alaska saat ini.
“Kamu sih pakai meledek aku kayak anjing galak!” sambil memasang muka cemberut.
“Ya sorry, gantinya kamu meledekku kemarin, yakan Anjing galak?” jawabku yang masih sempat mengejek Sisil.

“ASKAAA…..!!” pekiknya sambil mengangkat tangan ingin mencekikku.
“Tuh kan galak, Alaska tolong!” aku bersembunyi lagi dengan tawa menang. Tiba-tiba tubuhku terangkat. Dan ya, ternyata Alaska menggendongku. Seperti penculik anak saja dia, menggendongku di bahunya. Sedikit pusing sebenarnya menghadap ke bawah.
“Nggak usah lari-larian lagi, kakimu baru sembuh, Sisil kamu ngalah dikit sama anak kecil!” cercah Alaska.
“Ih kok anak kecil sih, turunin aku Alaska!!!” elakku sembari menggoyang goyangkan kakiku. Akupun diturunkan perlahan.
“Haha iya sih, dasar anak kecil. Lagian si Aska tuh ngledek mulu.” ejek Sisil dengan tawanya yang langsung direspon Alaska melihat kearahku, aku mencoba memasang wajah sok imut. Melempar senyum kepada Alaska diikuti mengangkat dua jari.
“Hehe peace, bercanda.” Sisil hanya geleng-geleng kepala sedangkan Alaska senyum senyum kesal dan gemas.

####

“Ngerjain tugas udah, belajar udah, beresin buku udah, pamit tidur sekarang,”
Naga N: Aska, udah selesai belum belajarnya?
Naga N: Udah tidur belum?
Aska A: Sudah ga, iya nih rencana pamit kamu.
Naga N: Waah, udah ngantuk ya? Nggak bisa chat dong
Aska A: Emm, belum sih. Bisa aja, kan belum tidur.
Naga N: Iya juga. Eh besok mau nggak ke perpus bareng aku?
Aska A: Boleh aja, btw tumben kamu ke perpus
Naga N: Biar ketemu kamu aja :*
Pipiku memanas membaca pesan darinya. Salah tingkah rasanya. Entah kenapa selalu seperti ini jika dia mengatakan kalimat yang bahkan sesederhana itu.
Aska A: Idih, bisa aja :D
Naga N: Biar kamu tersenyum lah sayang,
Aska A: Aduuh leleh nih, leleh nih
Naga N: Haha kek lilin dong?
Aska A: Hehehe.

Akhirnya aku mulai berbalas pesan dengan Naga sampai larut malam. Banyak pembahasan konyol yang tidak sebegitu penting di dalamnya, mulai dari gombalan sampai candaan asal. Alay alayan sampai sok dewasa. Dan tidak terasa waktu sudah semakin larut. Bahkan bisa dibilang sudah pagi lagi. Aku memutuskan untuk pamit tidur agar besok bisa bangun pagi. Eh maksudnya nanti bisa bangun seperti biasanya. Naga pun setuju.
Naga N: Yaudah, good night sayang, nice dream:*
Naga N: Eh salah, good morning maksudnya. Hehe :D
Aska A: Haha, okay okay. Good morning and nice dream too :*:*:*

####

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang