WAIT

3 1 0
                                    

Aska A : Naga, udah tidur belum? Bisa nemenin nggak? Aku nggak bisa tidur
Aska A : sayang, temenin dong. Udah tidur ya?
Aska A : yaudah, good night. Mimpi indah. Love you :* see you tomorrow Naga.
Tak ada jawaban dari Naga, aku memutuskan mengirim pesan ke Alaska sekaligus ingin bercerita.
Aska A : Eh Alaska. Udah tidur belum? Aku nggak bisa tidur nih, temenin.
Aska A : Alaska Leonardo, kamu udah tidur ya?
Aska A : cowok bawel, tumben sih udah tidur jam segini.
Aska A : capek banget ya tadi makan-makannya, yaudah lanjutin. Nice dream
Aska A : jangan banyak tingkah kalo tidur kasihan bantal gulingnya kamu tendang-tendang :D
Aku spam chat Alaska. Bukan karena apa-apa sebenarnya, hanya ingin bercerita sedikit. Tetapi Alaska belum juga membalas pesanku. Padahal aku ingin cerita padanya tentang komitmen tadi agar dia bisa mengerti sikapku selanjutnya padanya jika ada yang berubah. Entah aku tiba" tidak merespon atau hal yang lain.
Aku memutuskan menuju kamar kak Gama sebagai tujuan akhir.
"Kak, udah tidur belum? Nggak bisa tidur nih!"
"Belum, masuk aja!" jawabnya. Aku pun masuk.
Ternyata kak Gama sedang video call dengan si pacar. Tanpa izin, aku tidur di samping kak Gama yang sedang asik bercanda. Entah apa yang sedang mereka bahas, kelihatannya seru sekali. Aku bermain game disitu. Tak lama terlihat notifikasi dari Alaska
Alaska : belum, maaf ngecas tadi. Kenapa nggak bisa tidur?
Tanpa dikomando bibirku melukis selengkung senyum.
"Akhirnya nongol juga nih orang" batinku. Aku out dari game dan membalas pesannya
Aska A : nggak tau nih, nggak bisa aja. Mungkin kangen :D
Alaska : haha emang kamu bisa kangen?
Aska A : bisa lah, emang kamu nggak bisa kangen gitu?
Alaska : nggak tuh :P:P
Aska A : ah kamu mah, eh iya aku mau cerita dong.
Alaska : haha kangen juga kok, cerita aja
Aska A : Ih juga? Yang kangen kamu siapa? Haha
Alaska : Eh dasar. Yaudah cerita gih!
"Eh emang penting ya cerita komitmenku sama Naga ke si Alaska? Kan gaada hubungannya sama dia. Emm cerita nggak ya? Nggak jadi deh. Tapi kalo dia berubah juga gimana?Juga kalo nggak diceritain, dia nggak bakal tau dong alasan perubahan sikapku ke dia." batinku memikirkan apa yang akan terjadi nantinya.

Aska A : emm, nggak jadi deh
Alaska : lah kok gitu?
Aska A : lupa aku mau cerita apa. Eh gimana acara makan-makannya tadi? Seru nggak?
Alaska : dasar pelupa. Seru sih apalagi kalo misalnya ada kamu disana. Seru banget pasti.
Alaska pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya hari ini, begitupun aku. Aku menceritakan semuanya. Tapi tentu saja aku tidak menceritakan tentang komitmen. Lama sekali kita bercanda, dan tidak terasa malam sudah larut.

Alaska : eh, masih nggak bisa tidur? Udah malem loh. Hampir pagi juga. Tidur gih sana.
Alaska : besok sekolah.
Tetapi akunya sudah ketiduran. Ya, masih di kamar kak Gama. Aku tertidur disitu. Kak Gama membenarkan posisi tidurku. Dia melihat ada notif dan membukanya
Aska A : iya ini tidur
Alaska : yaudah, good night. Nice dream.
Aska A : ya, night and nice dream too
Kak Gama meletakkan ponselku di meja belajarnya. Sepertinya aku belum sepenuhnya tertidur, tetapi aku tidak bisa membuka mataku.
"Kamu lucu kalau tidur asal gini. Tidur yang anteng ya, aku izin tidur kamar kamu." pamit kak Gama sambil mengecup sayang keningku.

####

Naga N: morning cewek :* udah bangun belum? Kalo belum bangun gih sholat dulu. Maaf ya, kemarin ngantuk banget. Nggak bisa bangun hehe
Aku terbangun karena dering ponselku. Notifikasi dari Naga sudah terduduk manis di atas layar
Aska A : morning too cowok :*iya gapapa
Naga N: cie udah bangun. Semangat buat hari ini. Have a nice day :*:* aku tunggu nanti di perpus
Aska A : hehe okay komandan :*, nice day too :*:*:*

Sudah hampir 9 bulan aku menjalin hubungan dengan Naga. Baru bulan bulan ini aku bahagia diperlakukan seperti ini. Hihi semakin pintar aku berpacaran dengan pria pintar :D:D. Tiap hari belajar bareng. semangat sekolah jadinya. Bukan karena sekolahnya sih. Tetapi karena ada doi di sekolah hehe. Mungkin gaya pacaran kita tidak seperti pasangan yang lain. Hanya sebatas jika berpapasan saling sapa. Kalau sedang berdua ya bercanda. Tidak pernah ketemuan di luar apalagi bermain keluar seperti kencan dan lain sebagainya. Apel kerumah saja tidak pernah. Hanya bertemu di sekolah jatahnya. Namun, Akan bertemu jika memang sedang ada alasan untuk sama-sama keluar rumah dan tanpa senfaja pastinya.
Semakin hari aku semakin menyadari sesuatu. Sepertinya sikapku kepada Alaska sedikit berubah. Aku jarang merespon pesan atau panggilannya. Lebih terfokus ke Naga dan tugas sekolahku. Begitupun Sisil yag sudah tidak lagi menggangguku bahkan bersamaku.

"Aduh, Alaska! ya ampun aku belum cerita sama dia. Udah berapa minggu nih? Maaf ya Ka, aku belum cerita ke kamu. Tapi aku janji, aku bakal cerita kok sama kamu. Nanti malam, eh nggak besok aja di rumah pohon. Maaf ya Ka."
Aku mondar mandir mencari kata untuk di ungkapkan pada Alaska. Aku harus mencari kata-kata yang pas, dan tiba-tiba aku menabrak kak Gama. Entah sejak kapan kakakku berdiri disitu.
"Kamu kenapa sih dik, mondar mandir mulu. Pakai nabrak segala lagi, emang nggak lihat kakak segede ini? Emang kurang jalan selebar itu? Atau matamu mulai rabun ha?" kata kak Gama marah. Sepertinya dia sedang kesal dan aku kurang beruntung menabraknya saat ini.
"Iya-iya maaf," Jawabku mulai bersandar di pagar pembatas lantai dua tanpa melihat kak Gama. Aku masih memikirkan kalimat apa yang akan aku lontarkan. Aku bingung ternyataaku bisa berubah se-derastis itu untuk fokus ke satu orang.
"Eh tunggu, kenapa aku harus bingung?" Batinku.

"Dik, ayo turun. di pangil mama," ajak kak Gama.
"Iya," jawabku singkat.
Aku mengikuti kak Gama turun. Kak gama melontarkan beberapa pertanyaan tetapi aku masih fokus mencari kalimat. Mungkin kak Gama kesal, dia mencengkram kedua bahuku.
"Aska, kamu kenapa sih. Di tanya juga! nggak ada satupun yang kamu jawab!" bentak kak Gama.
"Aduh, iya iya kak ada apa?" tanyaku balik. Aku kaget bercampur takut melihat ekspresi kak Gama. Dia melepas cengkramanya.
"Kamu kenapa adikku sayang?" ucapnya memelankan nada bicaranya. Gemas.
"Nggak kenapa-kenapa kok. Lagi gak enak badan aja," Alasanku asal.
"Nggak enak badan kok mondar mandir. Aneh!" cercahnya kesal.
"Aska, Gama sini turun!" panggil mama
"Iya ma, daah kakak itu di pangil mama," Kataku sedikit terkekeh lalu meninggalkan langkah kak Gama.

"Hari ini mama ada tugas keluar kota sama papa, dan mama nggak tau kapan pulangnya. Jadi, kamu Gama, Jaga adiknya baik-baik. Terus kamu Aska, jangan nakal-nakal turutin apa kata kak Gama. Sekarang mobil jemputannya udah ada di depan, mama udah harus pergi. Jaga rumah!" Mama mencium kening kami berdua.
"Hati-hati ya ma, mama juga jaga diri disana!" tambah kak Gama.
"Hati-hati ma!" teriakku mengikuti kata kak Gama. Kami mencium tangan papa dan mama. Beberapa detik setelahnya mama dan papa telah membaur dengan kendaraan lain di jalan raya.

"Yaudah sana tidur, katanya gak enak badan."
"Eh? iya kak Aska naik yaa?" pamitku singkat.

###

My Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang