Kebaikan Tanpa Pamrih

18 2 0
                                    


Laura mengejatkan kaki seketika. Berpikir dalam diamnya, siapa diantara mereka yang melakukan hal tak senonoh ini. Tatapan Laura jatuh pada sosok lelaki yang duduk di sampingnya.

"Mr. Recall apa anda sudah paham?" tanya Laura mengetatkan giginya. Jika saja tidak memandang Simon, maka lelaki tersebut end.

Tapi sayang untuk saat ini Laura tidak bisa membalas yang diperbuat klien tersebut.

Selesai dengan pembahasanLaura menyudahi meeting kali ini. Ketika tiga klien yang lain ke luar maka Mr. Recall ditahan oleh Laura.

"Tunggu! Bisa bicara sebentar?" cegah Laura setelah yang lain pergi.

"Tentu saja cantik. Kita bisa bicara yang enak-enak," balas Mr. Recall berusaha menggoda Laura dengan sebuah kata-kata.

Membalas dengan senyum tipis. laura menutup pintunya, ketika berbalik dengan cepat mengarahkan kakinya keselangkangan Mr. Recall.

"Ah! Apa yang anda lakukan?" Repleks dua tangan lelaki itu menangkup miliknya yang baru saja kena tendangan maut.

"You own fault you bastrad! (salah anda sendiri dasar brengsek!)" maki Laura geram.

"Jadi anda balas dendam? Oh now! Anda wanita cantik, tapi kasar! Anda tahu kenapa saya melakukan itu?" ujar Mr. Recall menegakan tubuhnya setelah kesakitan

"Maksudnya?" tanya Laura tidak memahami.

"Karena anda wanita yang gampangan. Bercinta dengan pimpinan Simon!"

Deg!

Hati Laura seperti di cubit seribu tangan. Mengapa lelaki ini berkata demikian.

"Apa maksud anda? Anda sudah bosan jadi lelaki!" Tanpa pikir lagi Laura melayangkan tinju kecilnya hendak melukai wajah Mr. Recall. Tapi sial, kali ini gagal karena lelaki tersebut menangkap kepalan Laura yang kecil itu.

"Lepaskan aku!" teriakLaura dengan suara lantang.

"Mengapa saya harus melepaskan wanita seperti anda. Lebih baik kita bercinta, bukankah anda menginginkan juga." Mr. Recall mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Laura.

"Ah ... Jangan lakukan itu! Lepaskan aku!" teriak Laura tubuhnya berontak. Tapi dua tangan lelaki tersebut memeluk erat hingga Laura tidak bisa melepasnya.

Di saat yang sangat tepat, Bara hendak membersihkan ruang meeting tersebut. Pendengaran Bara tajam mendengar jeritan Laura dari dalam ruangan.

"Bukankah itu suaranya?" gumam Bara sendiri.

Tanpa pikir lagi Bara melangkah cepat hendak masuk ke ruangan tersebut. Saat hendak menerobos, pintu tersebut dikunci dari dalam. Terpaksa Bara harus mendobrak pintunya walau setelah itu harus menerima akibatnya, ganti rugi ke pemilik perusahaan.

Brak!

Pintu tertutup itu terbuka seketika, dan memperlihatkan penampakan yang menyebalkan. Laura tengah di peluk Mr. Recall dari belakang, dia terus berontak.

"Apa yang anda lakukan Tuan!" Bara melangkah cepat, tanpa perhitungan menghadiahi Mr. Recall dengan tinju mematikan.

Pelukan itu lepas, Laura bebas tanpa sarat.

"Lelaki tidak waras!" Sebelah kaki Laura mendarat indah ditulang kering Mr. Recall, mengakibatkan lelaki itu kesakitan.

Sudut bibirnya berdarah, bertambah kakinya lecet akibat tendangan Laura yang cukup kasar itu.

Seolah belum puas melampiaskan kekesalan, Bara meraih kerah kemeja lelaki tersebut mencekal kuat, dan sebelah tangan kirinya hendak ia layangkan di muka.

Wrong LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang