Curahan hujan sangat lebat, tidak ada seorangpun berani ke luar rumah. Bahkan yang ada di luar sekalipun mencari tempat berlindung, bukan karena air hujan saja yang deras, angin, kilat petir menjadi pelengkapnya.
Ditengah badai berlangsung sosok gadis berkepang dua tengah mematung sendirian di bawah hujan. Kemeja seragam putih sekolah dan rok loreng dibiarkan basah, seolah tidak perduli dengan keadaan, dia menatap lurus ke depan, tatapannya tidak beralih dari dua pasang anak manusia tengah berbuat hal tak senonoh di sebuah gubuk kecil yang sepi.
Laura watson melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang kekasih tengah bermesraan dengan sahabat karibnya--Lolita.
"Bagus! Kalian sangat kompak. Bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku?" teriak Laura emosinya tak bisa dibendung lagi.
Petrick dan Lolita langsung menjauhkan tubuh mereka, setelah sesaat lalu mereka saling memeluk erat. Terperangah karena kaget hingga melupakan seragam mereka sedikitnya terbuka, karena pergumulan tadi.
"Kenapa kau bisa datang? Aku sudah menyuruh kamu tinggal di sana! Jadi jangan salahkan aku bila melihat perbuatan kami!" ujar Petrick lantang, seolah dia korbannya.
Sebelumnya Petrick meminta Laura menunggunya di halte bus setelah pulang sekolah. Tapi seperti yang sudah terjadi. Nyatanya Laura tidak mendengarkan permintaan Petrick.
Jika boleh jujur, sebenarnya itu bukan suatu kebetulan. Sebelumnya Laura mendengar gosip yang beredar di dalam kelas kalau Lolita dan Petrick ada hubungan.
Tentu saja Laura masih wanita Petrick langsung down mendengar gosip tersebut. Akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk membuntuti Petrick diam-diam.
Seperti yang telah terjadi, Laura masih tak percaya dengan kejadian ini.
"Teganya kalian! Kau ini sahabat ku! Kenapa tidak pikirkan perasaanku!" teriak Laura tak terkendali.
"Ck, sebelum kau marah pada kami. Alangkah baiknya lihat dirimu itu! Sudah berapa lama kamu hubungan sama Petrick? Sudah lama sekali bukan. Dari sekolah SMP kalian sudah pacaran. Tapi apa kemajuan hubungan kalian? Gak ada! Kamu tidak bisa memberikan apa yang diinginkan lelaki!" lolita angkat bicara. Begitu mudahnya menyalahkan Laura atas semua yang terjadi.
"Tap-tapi ... Kedua orang tuaku akan marah, jika aku melakukan itu. Kata mereka tidak boleh berhubungan itu sebelum pernikahan," balas Laura dengan wajah polosnya.
"Dasar bodoh! Inilah mengapa aku memyukai sahabat kamu! Kau tidak lebih seperti bocah ingusan yang masih sembunyi di ketiak orang tua!" Petrick terbahak seketika. Di ikuti Lolita puas melihat wajah Laura yang kebingungan.
"Kalian jahat! Tidak akan pernah aku lupakan perbuatan kalian ini!" Laura berbalik, hendak melangkah meninggalkan. Tetapi tangannya di tarik Lolita sehingga Laura terhempas ke genangan air.
Saat itu juga Lolita menjambak kepangan dua Laura. "Ah ... Sakit! Lepaskan aku Lolita!"
Seolah tidak ada rasa kemanusiaan, Lolita yang sudah di anggap teman dekat, tega melukai perasaan Laura dan raganya.
Tidak cukup menjambak rambut panjang itu, Petrick membuka kancing kemeja seragam sekolah Laura, biadabnya tangan-tangan kasar itu menyentuh sesuatu yang kenyal dan berharga.
"Tolong! Jangan lalukan itu! Ku mohon!" jerit Laura, menangis, berteriak sepuasnya. Namun mereka tetap melakukan pelecehan itu.
"Hai! Apa yang kalian lakukan!" teriak lelaki yang terlihat lebih dewasa melihat semuanya.
Lolita dan Petrick bergegas melompat menjauhi Laura. Mereka kabur tanpa memperdulikan keadaan.
"Astaga! Anak-anak sekolah jaman sekarang?" Lelaki perawakan tinggi besar tak henti berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Love
Hayran KurguLaura Watson. Walaupun berasal dari keluarga sederhana, tidak pernah meninggalkan pekerjaan. sehingga dia sukses jadi wanita karier. Tinggal di penthahouse mewah, memiliki kendaraan sendiri. Selain itu parasnya juga cantik, Laura primadona di tempat...