primadona yang selalu ditindas

23 1 0
                                    


Siapa lagi bahan gosip yang beredar, dan terpanas di kalangan kaum Hawa.

Staf wanita itu menatap pantulan wajahnya di kaca besar.

"Ternyata wajahku tidak terlalu buruk. Bahkan aku terlihat cantik. Tapi mengapa mereka tidak tertarik padaku?"

"Karena mereka hanya melihat si cantik Laura!" sambung temannya itu.

"Ck. Aku tidak suka melihat wajah Laura. Dia yang menyebabkan semua pria tampan gila. Apa hebatnya dia. Wajah hasil operasi plastik dibanggakan."

Prang!

Bara melempar alat kebersihannya dengan sengaja di belakang dua staf wanita itu.

"Jangan sebar gosip yang tidak benar! Apa kalian melihat dengan mata kepala kalian sendiri Laura melakukan operasi wajah? Tidak kan?" ucap Bara bernada geram.

Dua wanita itu tersenyum mengejek. Mendengar ocehan Bara--pria yang bekerja di bagian kebersihan itu.

"Berani-beraninya pria cleaning servis membela. Siapa kamu! Sebelum membela alangkah baik bercerminlah! Kalian lelaki sama saja, sedikit melihat wanita cantik. Hati kalian menutup mata untuk wanita seperti kami! Ya, pantas lah si Laura itu di benci, karena dia terlalu serakah!"

Bara mendekati wanita itu, rahangnya mengeras menandakan dia marah besar.

"Saya pikir anda salah besar. Menilai kecantikan dari wajah seseorang. Perlu anda ketahui kecantikan itu berasal dari hati, rupa cantik tapi hati seperti duri. Maka jangan salahkan kami, sebagai lelaki kami memilih wanita mana yang baik untuk kami."

Selepas itu Bara pergi, tanpa mendengar kan teriakan dua wanita tersebut.

Brak!

Tiba-tiba pintu kamar kecil itu terbuka, muncullah Laura dari dalam.

"Kalian dengar! Seorang Cleaning servis juga bisa menilai wanita yang baik. Kenapa kalian mempermasalahkan kecantikan, sudah jelas yang mereka cari bukan wajah, tetapi hati!" Laura tersenyum sinis, dia melangkah pergi meninggalkan dua wanita yang masih melongo .

"Astaga! Kenapa mereka selalu bergosip buruk mengenai aku? Apa salahnya di sukai, di cintai. Seharusnya mereka sadar diri, kenapa pria-pria itu lebih memilihku." Dalam perjalan menuju meja kerjanya, Laura tidak berhenti bergumam mengenai wanita biang gosip itu.

Sudah ada dua kejadian dalam satu hari. Yang mereka permasalahkan bukan pekerjaan, tetapi wajah. Aneh sekali, seharusnya mereka mempertanyakan pekerjaan bukan menilai wajah. Tetapi dari segi manapun Laura tetap nomor satu. Kecantikan, pekerjaan, dan tanggung jawabnya. Juga kepintaran yang dimiliki wanita itu. Maka tak sedikit pria tampan yang bekerja di perusahaan besar ini memilihnya.

Bahkan ada Lima lelaki dalam satu hari yang ngajak Laura menikah. Tetapi begitulah Laura menolak lamaran tersebut langsung, tanpa memandang status, dan tempat.

Sebenarnya yang di cari Laura bukan tipe seperti pegawai di tempatnya bekerja. Impian wanita itu sangat tinggi. Tiap malam berdoa berharap ada lelaki kaya raya, tampan dan sempurna yang menjadi jodohnya.

Laura ingin memperbaiki hidupnya lagi. Kemewahan yang dia miliki tidak hangus jika menikahi lelaki kaya. Maka dari itu dia akan mencari lelaki kaya tersebut.

Laura sampai dimeja kerja. Menghela napas sebentar ketika melihat tumpukan kado yang memadati meja kerja.

"Apa mereka tidak lelah melakukan ini? Oh, Tuhan. Aku tidak menginginkan hadiah-hadiah ini!"

Tanpa pikir lagi dia membuang kado-kado tersebut ke kantung plastik hitam.

"Jangan di buang kalau tidak mau!" ucap Seseorang yang berdiri di belakang Laura.

Wrong LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang