-Empat-

7 0 0
                                    

Lea dan Mbak Nata sedang duduk manis menghadap layar laptop, menampilkan wajah Lee Jeno yang sedang melakukan live.

Karena lelah duduk, Lea kemudian berbaring di atas kasur Mbak Nata, masih dengan seragam sekolah yang menempel di badannya.

Gadis itu menghela napasnya kasar hingga mencuri atensi Mbak Nata yang sedari tadi matanya tidak lepas dari layar laptop.

"Kenapa, Le?"

"Kelakuan adekmu, Mbak."

"Kenapa lagi Rigel?"

"Sebenernya nggak apa-apa sih kalau dia punya hobby belajar, kalau dia jadiin belajar buat ngelepas capeknya. Tapi aaarghh tau deh, Rigel kalau udah ngambis jadi nyebelin," ujar Lea sambil mengacak rambutnya. Lea frustasi.

"Pasti dipaksa belajar lagi ya sama Rigel?" Tanya Mbak Nata yang kemudian mematikan laptopnya setelah menerima pesan di handphone-nya.

Lea kemudian duduk, mengangguk pelan sembari menampilkan wajahnya yang lusuh.

"Mau ikut nggak?" Tanya Mbak Nata.

"Ke mana?"

"Mau ketemu temen, di cafe deket alun-alun. Temenku bawa adeknya, jadi Mbak ngajak kamu. Mau nggak?"

"Yaudah bentar tungguin. Aku pulang dulu, siap-siap."

Ketika melangkahkan kaki keluar dari kamar Mbak Nata, Rigel sudah muncul dengan kunci mobil di tangannya."

"Ikut nggak? Gue mau nganterin anak-anak balik."

"Enggak deh, gue mau ikut Mbak Nata aja. Bosen sama lo terus."

"Ck, dasar," ujar Rigel sambil mengacak rambut Lea.

***

Mbak Nata dan Lea sedang duduk di salah satu tempat yang disediakan oleh cafe ketika tiba-tiba turun hujan. Tidak, hujan yang turun tidak deras, hanya saja tetap akan membuat basah bagi siapapun yang nekat menerobos.

"Temen Mbak Nata apa jadi dateng kalau masih hujan gini?"

"Jadi, mereka bawa mobil, katanya udah deket. Ini barusan ngabarin."

Lea hanya mengangguk, kemudian menyeruput matcha latte nya.

Ketika ia mengarahkan pandangannya ke arah tempat parkir, ia melihat satu laki-laki yang memiliki kulit sedikit sawo matang dengan rambutnya yang sedikit ikal.

Jiwa Lea di dalam sana sudah berisik ketika tidak sengaja tatapan keduanya bertemu.

Laki-laki itu masuk bersama dengan seorang perempuan yang sedikit lebih tinggi dengan garis wajah yang cukup mirip dan rambut sama-sama ikal.

Ketika si perempuan tadi matanya mulai terlihat seperti mencari-cari, Mbak Nata melambaikan tangannya.

Perempuan tadi sedikit memicingkan matanya hingga kemudian mendatangi meja Mbak Nata dan Lea.

"Ah sorry Nat, nggak keliatan jelas. Gue lupa nggak bawa kacamata."

"Lagian kenapa nggak pake softlens aja sih Han?"

"Jawaban gue tetep sama kaya dulu, takut."

"Eh iya, duduk dulu. Mau dipesenin apa?" Tanya Mbak Nata setelah perempuan bernama 'Han' dan laki-laki tempat parkir tadi duduk.

AURIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang