02. Perdebatan Waktu Rapat

1.5K 168 2
                                    

Oktober 2023

Halilintar menatap terkejut Fang. Dia benar-benar kaget apa yang dibilang oleh Fang. Rapat seksi bidang akan dilaksanakan hingga malam, tepatnya hingga tujuh malam. Fang sendiri tampaknya ikut khawatir mendapati kabar itu dari ketua MPK.

"Lo yakin Fang?" tanya Halilintar sekali lagi.

Fang mengangkat bahunya. Dia menoleh dan menatap anak-anak sekolahnya sedang asik bermain basket di lapangan.

"Dari ketua MPK nya sendiri, gue bisa apa? Gue cuma ketua komisi satu, Li," ujar Fang.

Halilintar mengusap-usap wajahnya, ia berdecak sebal. "Dia ada di mana? Gue mau ngomong depan mukanya."

"Perpustakaan."

Halilintar langsung pergi meninggalkan Fang. Ia akan pergi berbicara pada ketua MPK yang memang anak baru diangkatan organisasinya, namun karena dia mempunyai kinerja yang bagus, maka dijadikan ketua MPK. Halilintar tak suka, anak baru itu lebih dipilih dibanding anak yang sudah mendaftar satu tahun lalu.

"Orang aneh," gumam Halilintar membuka pintu perpustakaan sedikit dengan tenaga.

Ia tidak menyapa guru perpustakaan di sana, dan langsung ke tempat perpustakaan paling belakang.

"Lo gak bisa adain rapat sampai malam di sekolah," ucapnya langsung pada inti.

Gadis berkerudung putih dengan pin logo MPK berada di dada kanannya, itu langsung menatap wajah Halilintar. Dia menyunggingkan senyuman berniat menyapa laki-laki di depannya ini.

"Duduk dulu, kita omongin baik-baik," kata perempuan itu.

"Gak perlu duduk. Gue cuma mau, rapat seksi bidang dilaksanain sampai jam empat sore, dihari sabtu." Halilintar melipatkan kedua tangannya dan menatap tajam pada seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi darinya.

Humaira Yaya Safira tampak menghela napas panjang. "Kamu orang kelima yang protes ya," katanya tanpa melihat Halilintar, pandangannya fokus pada buku dengan penuh angka-angka di sana.

Halilintar mengernyit heran. Ke lima? Siapa empat orang yang protes pada ketua MPK ini? Halilintar belum memberitahu Gempa tentang bayangan waktu rapat.

"Taufan, Fang, Supra dan Frost. Dan kamu yang kelima, jawabannya tetap sama. Rapat akan dilaksanakan sehabis pulang sekolah, hari kamis."

Urat-urat leher Halilintar muncul, dia kesal. Jam pulang sekolah sekitar pukul setengah empat sore, dan rapat seksi bidang akan membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Yaya, anak-anak bisa kena masalah. Hari sabtu saja, waktu weekend itu luang," cegah Halilintar meminta tawaran yang lebih baik.

Yaya mengernyit heran, dia menutup bukunya dan berdiri. Gadis itu menghampiri Halilintar dengan wajah yang masih bingung.

"Kamu sama seperti Taufan dan Fang ya, selalu bilang anak-anak akan kena masalah. Memangnya masalah apa?" tanya Yaya dengan lirikan penuh tantangan.

Halilintar mendelik tajam. "Anak-anak bisa hilang kalau lo buat acara lebih dari jam lima," bisiknya, ia tidak ingin ada yang mendengar ini, "Pikirin lagi resiko yang lo ambil, ketua baru."

Yaya menatap kepergian Halilintar yang sepertinya laki-laki itu kesal dengannya. Dia menghela napas sembari mengeluarkan ponsel dan mencari nama wakil ketua OSIS.

"Assalamualaikum Gempa." Yaya menuju salah satu rak lemari, dan menaruh bukunya di sana.

"Waalaikumsalam Ya, kenapa?"

"Aku mau ngomongin malasah acara, boleh?" dia keluar dari perpustakaan dan berjalan sembari telepon.

"Boleh, acara apa emang?"

TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang