Well sekedar informasi ya teman-teman.
".." dialog pakai bahasa isyarat.
"..." dialog biasa.
... Batinnya. Dialog batin.
***
Halilintar terus merutuki ponselnya yang selalu berbunyi dari siang tadi. Semenjak hilangnya Bintang, dan nomornya dijadikan tumbal oleh Pak Tarung, maka jadilah ponselnya selalu berdering. Pusing, Halilintar mendengarnya sangat risih langsung saja menyalakan mode DND.
Fyi
DND is Do Not Disturb (Jangan ganggu) adalah mode personal yang dapat Anda atur kapan saja dibutuhkanHalilintar keluar dari kamarnya tanpa membawa ponsel. Ia memilih untuk pergi ke dapur yang ada di lantai bawah.
Halilintar menghampiri Ibunya dan menepuk pundaknya. Ia tersenyum kecil ketika Ibunya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengannya.
Ya, Ibu Halilintar merupakan seorang tunarungu wicara. Ibu Halilintar ini tidak bisa berbicara dan tak bisa mendengar sedari beliau kecil.
"Ibu lagi apa?" Halilintar bertanya dengan bahasa isyarat, wajahnya menandakan dia penasaran.
Ibu tersenyum manis, dia mencubit pelan pipi anaknya. "Ibu lagi buat pukis, nanti kamu kasih ke Gempa sama Taufan, oke?"
Halilintar menganggukkan kepalanya. Tangannya mengambil teko di meja dan menuangkan air pada gelas.
Ibu menepuk pundak Halilintar. Remaja itu langsung menatap bingung Ibunya.
"Kata Ibunya Taufan, di sekolah ada anak yang hilang ya?" tanya Ibu.
"Ah..." Halilintar sempat diam sejenak. "Iya Ibu, namanya Bintang, dia anak tari yang sempat latihan kemarin sore. Tapi sore itu dia gak pulang-pulang." katanya.
Ibu menunjukkan ekspresi takut. Halilintar peka akan perubahan raut wajah Ibunya itu.
"Ibu kenapa?" tanya Halilintar.
"Ibu dari awal masukin kamu ke sekolah itu selalu takut. Kalau kamu nanti kenapa-kenapa, Ibu gak kuat."
Halilintar mengembuskan napas panjang. Ia menggenggam erat tangan Ibu. Lalu melepaskannya.
"Ibu harus yakin sama aku. Aku bisa jaga diri, Ibu jangan cemas, oke?"
"Janji ya harus selalu waspada?" Halilintar tersenyum kecil. "Pasti, Ibu."
***
Tujuh hari sudah berlalu. Desas desus kasus Bintang belum juga reda. Karena Bintang hingga sekarang belum ditemukan. Membuat Halilintar bingung dan cemas. Ini seperti kasus temannya, lima bulan lalu.
"Sudah seminggu, Li. Bintang gak ada kabar sampai sekarang, kayak kasus Bel tahu gak." ujar Taufan yang berjalan di kiri Halilintar. Ia mengeratkan jaketnya, pagi ini kenapa suhunya lebih dingin.
Kasus Beliung juga awalnya seperti ini. Seminggu dua minggu tidak ada kabar lalu poster dengan wajah Beliung disebarkan melalui sosial media ataupun ditempel ke dinding di jalanan. Halilintar tentu membantu dengan cara, selalu ikuti Nova pergi kontrol ke kantor polisi, meminta kabar selanjutnya. Tetapi hasilnya nihil, Beliung tidak dapat ditemukan hingga kasusnya dipaksa tutup.
Halilintar menghela napas berat. Dia tahu, ia tahu Bintang tak ketemu juga hingga kini. Halilintar juga sudah berusaha dengan mengelilingi beberapa wilayah untuk mencari Bintang, kerapkali ia pulang malam hanya untuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR ORGANISASI [Publish Ulang]
Horror¡! BACA DESKRIPSI TERLEBIH DAHULU!¡ Berhati-hatilah kalian. Jika belum pulang ketika jam menunjukkan pukul lima sore. Maka kalian akan hilang. Menceritakan Halilintar Aryatama sebagai ketua OSIS yang baru menjabat. Dia mendapati wejangan dari ketua...