Ainaya - 5

12 3 0
                                    

"Pagi bunda" Sapa naya sambil berjalan menuju dapur untuk membantu sang bunda menyiapkan sarapan.

"Pagi juga sayang sini tolong bawa nasi gorengnya ke meja makan ya" ucap ayu bunda naya yang masih sibuk menggoreng telur untuk sarapan pagi ini.

"Bunda nanti tolong bikinin naya omlet ya bund untuk bekal makan siang naya di sekolah" ucap naya sambil memeluk bundanya dari belakang yang di jawab ayu dengan anggukan dan usapan di kepala naya.

"Yeayyyy makasih bundaku sayang bunda memang ibu terbaik di jagad raya ini muachh"

"Cuma bunda aja nih yang terbaik ?" Sambut angga ayah naya yang baru saja memasuki dapur.

"Ih ayah masa sama bunda cemburu sih kan naya sayang sama dua duanya yahh sayang ayah sayang bunda juga" balas naya sambil menunjukan senyum dan beralih memeluk sang ayah.

"Hehe ayah cuma bercanda sayang" sambil balas memeluk naya dan mencium puncak kepala putri kesayangannya itu.

Terkadang angga berpikir waktu cepat sekali berlalu dulu untuk mendapatkan cinta ayu saja butuh perjuangan panjang karena perbedaan umur mereka yang lumayan jauh dimana ayu dulu merupakan salah satu anak didiknya sewaktu angga menjadi dosen pengganti di universitas yayasan milik keluarga sebelum dirinya di angkat menjadi pemegang yayasan tersebut oleh ayahnya sendiri.

"Yahh ? Kok ayah melamun sih?" Tanya naya

Angga tersenyum "Ayah nggak papa kok sayang cuma lagi mengenang masa lalu sewaktu ayah masih mengejar cinta bundamu" ucap angga sambil memandang istrinya yang sibuk sama masakannya.

"Kalo naya inget cerita ayah sama bunda tuh ya naya rasanya inginnnnn sekali di perjuangin cintanya kayak ayah perjuangin cinta ayah ke bunda, lah ini pacar aja naya belum punya yah hehehe" ucap naya sambil menertawakan dirinya sendiri.

"Kamu itu bukan belum punya sayang tapi waktunya aja yang belum tepat untuk kamu di perjuangin sama laki laki yang kelak akan menjadi suami kamu sayang bukan begitu yah?" Ucap ayu yang ikut bicara kepada naya.

"Betul sekali itu bun, kamu juga nanti kalau waktunya udah tepat pasti akan merasakan juga di perjuangin sama seorang laki laki yang mencintai kamu sayang" ucap angga sambil mengelus puncak kepala naya.

"Aamiin yah semoga nanti naya dapat suami yang mencintai naya dengan segenap jiwa dan raganya" ucap naya sambil membawa telur hasil bikinan ayu ke atas meja makan.

"Siapa nihh yang mau nikah abang denger kok ada suami suami segala sihh?" Ucap andra yang baru datang diikuti andri di belakangnya dengan penampilan rapi.

"Ini loh bang ayah lagi mengenang masa masa perjuangan cinta ayah ke bunda hehe" ucap naya yang menggoda ayah dan bundanya.

"Cie cie ayah yang lagi bernostalgia, nggak mau nambah adik lagi buat kita bund?" Goda andri .

"Harusnya bunda yang nanya sama kalian kapan bunda di kasih cucu sama kalian berdua? Umur udah mau kepala tiga masih aja minta adik nggak malu sama umur bang?" balas ayu kepada kedua anak kembarnya sambil tertawa.

"Haha rasain bang senjata makan tuan wekkkkk" goda naya sambil menjulurkan lidah.

"Lo juga sih ndri ngapain mancing mancing bunda kan jadi kita yang kena lagi ini" sahut andra yang duduk di samping andri.

"Udah udah kita mulai saja sarapanya nanti kesiangan loh, bund teh ayah mana bund?"

"Ini yah baru bunda buatin, naya ini bekal kamu ya"

"Oke bunda makasih ya" ucap naya sambil mencium pipi bundanya

"Iya sayang sama sama"

Sarapan pagi mereka masih di selingi dengan candaan kedua kakak kembarnya yang masih setia menggoda sang bunda untuk memberikan adik lagi walaupun pada akhirnya mereka yang kena juga karena sampai diumur mereka yang sudah menginjak 28 tahun mereka masih setia sendiri.

AinayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang