"Assalamualikum, kanaya ayah pulang" Panggil wisnu kepada anaknya yang sedang bermain diruang tengah bersama pengasuhnya. Seketika senyum di bibir kanaya mengembang ketika melihat sang ayah berjalan kearahnya yang masih menggunkan jas putih kebesarannya.
"Yahhh" Panggil kanaya seraya mengangkatkan kedua tangannya ingin segera digendong oleh sang ayah.
Wisnu langsung mengangkat kanaya kedalam gendongannya setelah melepaskan jasnya terlebih dahulu. "Anak ayah apa kabarnya hari ini hemm?" tanya wisnu sambil mengecup pipi gembul kanaya.
"Aik yahhh" Jawab kanaya sambil membalas kecupan dipipi wisnu. Kanaya merupakan anak yang pintar di umur yang baru menginjak usia satu tahun kanaya sudah bisah bicara walaupun setiap kata yang dilafalkannya masih belum sempurna seperti dalam mengucapkan kata ayah kanaya selalu mengucapkan dengan kata "yahhh". Meskipun sudah dapat bicara namun dalam urusan berjalan kanaya masih tahap belajar walupun baru bisa melangkah sejauh empat langkah itu sudah membuat wisnu kagum akan perkembangan anaknya. Ketika pertama kali mbk lia pengasuh kanaya mengajaknya ketaman depan komplek mereka untuk belajar berjalan kanaya selalu bersemangat walaupun harus beberapa kali terjatuh karena kanaya anak yang super aktif yang selalu ingin meniru anak-anak yang lain berlarian. Mulai saat itulah mbk lia selalu mengajak kanaya ketaman setiap minggu pagi.
"Kanaya sudah mandi belum?" tanya wisnu sambil menciumi perut kanaya yang berlapisi kaos dalam saja yang membuat kanaya tertawa.
"eyum yahh haha eyi yahhh eyi haha" jawab kanaya sambil tertawa dan berusaha menjauhkan wajah wisnu dari perutnya.
Walaupun wisnu seorang dokter dirumah sakit yang terkenal wisnu selalu menyempatkan waktunya untuk sekedar bermain dan makan siang dirumah dan selalu diusahakanya untuk pulang cepat agar kanaya tidak kehilangan kasih sayang dari orang tuanya. Wisnu memang memperkerjakan seorang pengasuh sekaligus suami dari lia untuk menjadi tukang kebun dan supir yang mengantarkan kanaya kemana saja. ketika mendiang istrinya melahirkan karena mendiang istrinya juga seorang pegawai bank swasta yang mengaharuskan meninggalkan anak mereka dengan pengasuh dirumah. Sedangkan asisten rumah tangga mereka sudah sejak lama bekerja dengan wisnu dari wisnu masih sendiri sampai sudah mempunyai anak. Maka dari itulah wisnu selalu menyempatkan waktunya semaksimal mungkin untuk anaknya agar kanaya selalu merasakan kasih sayang dari orang tuanya walaupun sekarang kanaya hanya memiliki satu orang tua yang kelak akan menjadi ayah sekaligus ibu dalam waktu yang bersamaan.
Wisnu menjauhkan wajahnya dari perut kanaya dan bergantian mencium pipi gembul anaknya. "mbk tolong bilangin mbok jum bikinin teh anget yah".
"Baik den".
Tak berselang lama mbok jum datang dengan membawakan segelas teh hangat dan camilan diatas nampan yang dibawanya.
"Ini den teh hangat dan camilannya" kata mbok jum sambil meletakannya diatas meja.
"Makasih mbok" Kata wisnu sambil mengambil teh hangat bikinan mbok jum.
"Sama-sama den, mbok kebelakang dulu den kalo begitu permisi"
Wisnu memperhatikan kanaya yang sedang berjalan mengelilingi meja sambil berpegangan pada meja tersebut. Senyum terukir dibirnya setiap kali melihat usaha kanaya untuk bisa berjalan.
"Kanaya mandi dulu yuk udah sore loh ini"mbk lia datang dari arah kamar kanaya sambil membawa handuk dan bebek mainan kanaya agar kanaya mau diajak mandi, karena kanaya paling susah diajak mandi kalau tidak diiming-imingi sama bebek mainnya.
Kanaya langsung menoleh kesumber suara dan langsung bertepuk tangan ketika melihat "icis" nama panggilan untuk bebek mainannya.
"Icis icis ndi ciss" Sorak kanaya sambil berusaha menggapai bebek mainnanya.
"Iyah kita mandi dulu sama icis yah, bilang dulu sama ayah kalo kanaya mau mandi"
"Yahhh ndi yahh icis ndi yahh" Kata kanaya sambil menunjukan bebek mainnannya kepada wisnu.
"Cium ayah dulu dong sebelum mandi" Jawab wisnu sambil mengangkat kanaya keatas pangkuannya dan memberikan pipinya untuk dicium oleh kanaya.
"Muachhhh" wisnu langsung memberikan kanaya kepada mbk lia setelah membalas kecupan dipipi kanaya.
Wisnu tersenyum melihat kanaya yang selalu ceria walaupun didalam hatinya wisnu selalu sedih ketika mengingat mendiang istrinya yang sangat dia cintai. Bukan wisnu tidak dapat move on dari mendiang istrinya karena masih sering menangis disetiap sujudnya ketika mendoakan sang istri yang sangat ia cintai karena setiap kali melihat mata kanaya wisnu seakan bertatapan dengan mata mendiang istrinya karena mata kanaya mirip sekali dengan mata mendiang istrinya. Diumur wisnu yang sudah 36 tahun ini wisnu belum berniat untuk mencari pengganti istrinya, walaupun sudah hampir satu tahun dia menjadi duda karena sang istri meninggal diusia kanaya yang baru lima bulan. Wisnu selalu sedih ketika mengingat wajah sang istri yang bersimbah darah pasca kecelakaan itu terjadi dan sangat susah untuk dilupakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ainaya
RomanceKehilangan seseorang yang dicintainya merupakan pukulan terberat didalam hidupnya terlebih lagi dia harus menjadi orang tua tunggal untuk putri yang selama ini dinantikan selama hampir sepuluh tahun pernikahannya bersama sang istri yang amat dia cin...