ELANG-8

3K 113 6
                                    

Vote dulu sebelum membaca!
Biar ngargai author buat cerita yah.
Makasih^^

***

Dua hari kemudian, tepat hari penerimaan raport. Elang terdiam menatap di markas dengan wajah gelisah. Dia sama sekali belum memberitahu kepada bundanya pasal kehamilan Seren itu. Karna sejak kemarin bundanya pergi saja.


Jika dia mengatakan semuanya ini pada Dirga, dia masih belum berani. Karena Elang tau jika Dirga akan memarahi dirinya habis-habisan.

"Mikirin apa lo?" tanya Laskar yang duduk di samping Elang.

"Gak ada." geleng Elang.

"Halah bohong," tawa Laskar. Dia tahu jika ketuanya itu sedang memikirkan sesuatu.

"Kepo aja lo babi!" ucap Maul yang menatap tajam Laskar.

"Tapi kan gue juga mau nanya lah, njing!"

"Ya kan gak gitu juga caranya!" desis Maul.

"Trus gimana? Contohin coba."

"Gini lohh," ucap Maul menatap Elang dengan wajah sombongnya, "Lang kalau boleh nanya lo mikirin apasih?"

Elang menatap datar Maul. Kenapa laki-laki ini lebih bodoh dari Laskar? "Bodoh."

Plak

Laskar menggeplak kepala Maul dengan gulungan kertas yang sendari tadi dia bawa. "Goblok lo!"

Sedangkan Maul dia meringis kesakitan menatap Laskar dengan menyengir. "Sakit tolol!"

"Ya makanya lo itu ga-"

"Gue cabut dulu," potong Elang yang bangkit dari bangkunya.

"Mau kemana Lang?" tanya Laskar yang ikut bangkit.

"Pulang," Elang kemudian keluar dari markas tersebut menuju motornya yang terparkir di halaman markas.

Elang melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Bahkan dirinya sampai tidak melihat dan mendengar orang orang yang mengumpatnya, karna tidak mematuhi lalu lintas.

Namun saat dirinya berjalan melintasi jalanan depan sekolah. Kedua matanya mengerut melihat perempuan yang dia kenal yang sedang berdiri di depan gerbang. Tanpa pikir panjang, Elang pun memutar balikkan motor, melajukan motornya menuju perempuan itu.

"Naik," ucap Elang tepat dirinya menghentikan motornya di depan perempuan itu.

"Gak usah," dinginnya.

Elang menghembuskan nafas berat menatap perempuan di hadapannya dengan sabar. "Cepetan."

"Gue bilang gak usah, ya gak usah!" tolaknya.

"Seren!" tajam Elang.

Seren menghembuskan nafas berat, menatap malas wajah galak Elang. Dia pun segera naik motor Elang.

"Pegangan," suruh Elang dia takut jika Seren kenapa-napa.

Lagi lagi Seren menghemuskan nafas berat dia pun mulai memegang jaket yang dikenakan Elang itu dengan erat. Setelah itu, dengan segera Elang pun melajukan motornya menuju rumah Seren, dengan kecepatan sedang.

"Ortu lo mana? Gak ambil raport lo?" tanya Elang.

"Ke luar negeri."

"Trus yang ambil siapa?"

Elang [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang