ELANG-45

508 23 0
                                    

Vote terlebih dahulu!!!

***

"Ya! Sekarang penguasa jalan Bekasi bukan lagi Zeus. Tapi, Black Wolf," ucap Selatan. Ia tertunduk tidak berani menatap Elang.

Suara tepuk tangan terdengar di ruangan itu. Seseorang baru saja datang dengan tawa yang menggelegar. Laki-laki itu kini mulai terlihat, ia berjalan mendekati mereka, dan berdiri di belakang Selatan dengan senyuman liciknya.

Elang menatap tajam  laki-laki yang baru saja datang begitu juga dengan Gibrel.

"Gue ga nyangka ya, kita bisa bertemu di sini," ucap Valen, laki-laki yang baru datang itu. "Oh ya, selamat datang di Bekasi, Lang," sambung Valen.

"Gue kaget. Lo udah nguasai Bekasi secepat itu," ucap Elang.

"Lo saja yang tidak update. Padahal, sebelum gue memutuskan untuk menyerang Alvos. Bekasi lah yang sudah gue genggam," tawa Valen.

Elang bangkit dari tempatnya. Berjalan menuju Valen dengan emosi yang memuncak. Ia mencengkram kasar kaos Valen, "Jangan macem-macem sama gue!"

Gibrel yang melihat itu. Ia pun menarik Elang untuk menjauhi Valen. "Jangan gegabah," ucapnya.

Valen tertawa kecil. "Ngomong-ngomong, Wiliam sudah ceritakan hal menarikkan ke kalian mengenai guekan?" Valen mulai duduk di samping Selatan. "Dasar ya, anak itu. Suka berbagi cerita mengenai saudaranya sendiri."

"Ngapain lo ke sini!" tajam Gibrel.

"Jangan terlalu galak, Gibrel mantan kapten bagian 4 Marvelus," ucap Valen. "Gimana kabar lo. Masih inget gue kan?" sambung Valen. Ia tersenyum menatap Gibrel.

Gibrel mengerutkan alisnya. Bingung dengan ucapan yang dilontarkan Valen kepadanya.

"Lupa ya? Gue Windu anak kelas MIPA 1, yang selalu lo jadikan bullyan, karena gue anak pendiam," Valen berdecik, mengingat masa SMAnya itu. "Lo ingatkan?"

"Windu? Lo Valen Awindu?" terkejut Gibrel. Penampilan Valen memang sangat berbeda dengan dulu.

"Akhirnya lo inget ya? Gimana, sudah sukses? Gue iri sama lo, bisa kuliah. Sedangkan gue? Hahah, kacau," ucap Valen.

Seren yang melihat interaksi mereka. Hanya bisa terdiam. Ia sama sekali tidak tahu apa-apa.

"Maksudnya?" bingung Elang menatap Gibrel yang kini hanya bisa terdiam.

"Tidak perlu diingat. Kita ganti topik saja," ucap Valen. Kemudian Valen pun merangkul Selatan yang ada di sampingnya.

"Gimana? Lo mau kan gabung ke Black Wolf?" tawar Selatan. "Kalau lo gabung. Gue bisa bebasin anggota Zeus lainnya."

Brak!

"Apa-apa ini?" Elang menggebrak meja di hadapannya, begitu mendengar Valen mengatakan itu kepada Selatan.

"Sttt! Gue sedang menawarkan sesuatu ke dia. Nanti juga gue bakal tawarin sesuatu ke lo," ucap Valen. "Gimana, kapten Selatan?"

Selatan terdiam. Pandangan kini menatap Elang dan Gibrel yang terus menggeleng, menolak hal itu. Kini ia tidak bisa berbuat apa-apa, banyak sekali pengorbanan yang sudah anggota Zeus lakukan. "Gue gabung ke Black Wolf," ucap Selatan.

Elang membulatkan kedua matanya. Ia terkejut dengan ucapan Selatan itu. Saudaranya itu mengambil tindakan yang belum didiskusikan. "Apa-apaan ini Tan!" Elang menggeleng tak percaya.

Elang [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang