2 - lover

3.8K 148 4
                                    

Be a wise reader.. Udah diingetin di awal ya, full of smut. Tapi, alur masih ada kok.
Happy reading.
.
.
.
.

Sekeluarnya Mingyu dari dalam kamar mandi, ia mendapati Wonwoo yang tengah sibuk merapikan tempat tidur dengan mengganti seprei yang ia ambil dari lemari Mingyu. Mingyu menatap lekat tubuh telanjang itu, dan ia menggelengkan kepalanya. "Sadar Gyu." Lirihnya.

"Gyu, gue minjem baju lo ya." Ucap Wonwoo.

Mingyu mengangguk untuk menanggapinya. Ia kemudian berjalan ke arah lemarinya dan mengambil baju yang akan ia kenakan bersama baju yang akan Wonwoo kenakan. "Lo laper nggak?" Tanya Mingyu sembari memberikan baju itu.

"Laper sih." Jawab Wonwoo.

"Udah nggak ujan, makan di luar yuk."

"Okay. Bentar gue mandi dulu." Wonwoo kemudian memasuki kamar mandi, sedangkan Mingyu memakai pakaiannya lalu mmebawa seprei dan baju kotor mereka ke tempat pencucian.

Ia memikirkan kenapa sikap Wonwoo biasa, padahal mereka melakukan hubungan yang seharusnya tidak dilakukan oleh sahabat. "Tuh anak keknya gila deh, kek bokapnya." Celoteh Mingyu. Ia kemudian kembali naik ke kamarnya.

Beberapa menit menunggu, Wonwoo keluar dari kamar mandi, kemudian keduanya bersiap-siap untuk keluar. Jam masih menunjukkan pukul delapan malam. "Naik motor lo kan Gyu?" Tanya Wonwoo dan Mingyu mengangguk untuk menanggapinya.

Keduanya kemudian keluar dari rumah tersebut, Mingyu mengeluarkan motornya dari garasi, ia memakai helm kemudian memberikan satu helm lagi untuk Wonwoo. Wonwoo kemudian naik, dan ia langsung memeluk Mingyu dari belakang. "Eh, ngapain lo peluk-peluk?" Tanya Mingyu sembari menoleh ke belakang.

"Nggak papa, toh lo udah tahu kalo gue suka sama lo." Balas Wonwoo dengan santainya.

Mingyu membulatkan kedua matanya. "Ya tapi nggak gini juga, sakit bego."

"Gue juga sakit Gyu."

"Apalagi gue, main lo kasar."

"Biar lo tambah ngrasain dong. Gimana sih."

"Rasain sakit kali ah."

"Udah ayok jalan, laper gue."

"Longgarin pelukannya, nggak nyaman banget mau nyetir." Mingyu memegang kedua tangan Wonwoo dan melonggarkan pelukan Wonwoo.

Wonwoo terkekeh. "Iya Mingyu sayang."

"Jijik, nggak usah gitu." Balas Mingyu lalu melajukan motornya, ia mencari sebuah restoran yang biasa dijadikan tempat mereka makan bersama.

Selesai makan malam, mereka tak langsung pulang. Keduanya sedang berada di pinggir sungai, bersandar pada motor sport Mingyu sembari memakan ice cream yang sempat mereka beli di toserba tadi. "Gyu." Panggil Wonwoo.

Mingyu yang sibuk menjilati ice cream kemudian menoleh. Ia memandang Wonwoo yang kini menatap matanya begitu dalam. "Lo nggak marah kan?"

"Marah kenapa?" Mingyu menatap Wonwoo bingung, tapi lidahnya masih sibuk menjilat ice cream yang ada di tangannya.

"Kalo gue suka sama lo." Balas Wonwoo.

Mingyu terdiam, ia berhenti menjilati ice cream itu dan menatap Wonwoo. "Nggak tahu, aneh aja rasanya disukain sama sahabat sendiri. Apalagi ngomongnya pas lagi nge-sex bareng. Kan gue ngiranya lo boong." Jawab Mingyu, ia beralih menatap ice cream yang ada di tangannya dan kembali menjilatinya lalu menggingitnya.

"Gue nggak boong, nggak tahu gimana awalnya. Cuman lo tahu sendiri kan gimana gue mohon sama bokap buat sekolah bareng elo." Mingyu hanya mengangguk mengerti. "Dan pas kita ke sauna bareng, gua baru sadar kalo gue suka sama lo."

SWITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang