10 - the final

4.6K 111 9
                                    

Be a wise reader.. Udah diingetin di awal ya, full of smut. Tapi, alur masih ada kok.
Happy reading.
.
.
.
.

***flashback, Mingyu's side***

~hari di mana Jaehyun mencium Mingyu dan Wonwoo memukul Jaehyun, di part 3~

Mingyu menghapus air matanya kasar, ia kemudian masuk kembali ke ruang kepala sekolah. Dan di dalam, ia, Jaehyun dan Soonyoung diceramahi begitu banyak oleh kepala sekolah dan Pak Han. Tapi mereka tak dihukum atau hal lainnya, mengingat bahwa sebentar lagi mereka ujian.

Setelah itu, ketiganya kembali ke kelas. Tapi Mingyu, ia menarik tasnya dan keluar begitu saja. Mengendarai motornya dan melajukannya ke arah yang tak tentu. Hingga akhirnya ia terhenti karena bensin motornya habis.

Mingyu terduduk di pinggir jalan, cukup sepi karena itu berada di tebing yang bawahnya adalah lautan. Ia merogoh saku celananya dan mencoba menghubungi Wonwoo tapi tak aktif.

Mingyu menghela napasnya, ia kemudian bangkit, berdiri di pembatas pendek jalanan tersebut dengan tebing di sana. Matanya tertuju pada lautan biru yang ada di depannya. Mingyu mengusak rambutnya kasar.

Ia berdiam diri di sana hampir selama dua jam lamanya hingga ia dikejutkan oleh seseorang. "Kenapa kau nak?" Tanya orang tersebut, ia menyempatkan turun dari mobilnya menghampiri Mingyu, takut bahwa Mingyu akan bunuh diri.

Mingyu membalikkan tubuhnya, ia tersenyum. "Bensin motor saya habis saem." Ucapnya.

Laki-laki paruh baya itu mengangguk mengerti, Mingyu memandangi seragam yang dipakai oleh lelaki tersebut. "Oh, ini saya bekerja di NIS." ucap lelaki tersebut, tahu bahwa Mingyu memperhatikan logo di lengan kirinya. "Kau tunggu sini ya, akan saya belikan bensin."

"Eh, tidak perlu saem. Saya akan menelepon keluarga saya saja." Balas Mingyu.

"Tidak apa." ia bergegas masuk kembali ke mobilnya. "Kau tunggu sini." Ucapnya dan melajukan mobilnya.

Selama seperempat jam Mingyu menunggu dan mobil tersebut kembali. Pria tadi keluar dan membawa botol besar berisi bensin. Ia menyuruh Mingyu membuka tangki itu dan mengisinya. Mingyu berniat mengganti uangnya tapi pria itu menolak. "Tidak perlu buat uang jajan saja." ucapnya.

"Terima kasih banyak." Ucap Mingyu sembari membungkuk. Ia kira pria itu akan langsung pergi, tapi malah berjalan ke arah pembatas dan berdiri di baliknya. Mingyu kemudian mendekat dan keduanya berdiri bersebelahan.

"Saya kira, tadi kau mau bunuh diri." Ucap lelaki itu sembari tersenyum.

"Oh, tidak saem. Saya hanya mencoba menenangkan diri." Jawab Mingyu.

"Memangnya kenapa? Kau seperti banyak pikiran saja padahal masih muda. Masih SMA kan? Badanmu bisa sekekar ini."

Mingyu tersenyum malu. "Iya saem, tahun ketiga."

"Berarti sebentar lagi lulus."

"Iya."

"Kalau boleh tahu, kenapa kau mencoba menenangkan diri?"

"Itu, ada sedikit masalah di sekolah, biasa anak muda." Mingyu tersenyum.

"Ehm, setelah lulus kau mau meneruskan di mana?"

"Ayah saya menyuruh saya untuk mengambil bisnis, dan kelak, saya akan mengambil alih perusahaan ayah saya."

"Bagus. Lalu, perusahaan ayahmu di mana?"

SWITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang