9 - vic

1.8K 71 2
                                    

Be a wise reader.. Udah diingetin di awal ya, Tapi, alur masih ada kok.
Happy reading.
.
.
.
.

Setelah kejadian itu, Mingyu membawa Wonwoo ke rumah sakit terdekat dan Wonwoo dirawat selama dua hari di salah satu rumah sakit di Gangwon.

Sejak kejadian itu pula, Wonwoo tak mau berbicara pada Mingyu selama hampir dua minggu lamanya. Ia sebenarnya tak masalah dengan orang-orang yang mati itu, tapi permasalahannya adalah Mingyu yang membunuh mereka. Wonwoo takut jika polisi mengetahui tentang hal tersebut, Mingyu pasti akan ditangkap dan entah hukuman apa yang akan ia terima.

Selama dua minggu itu, Wonwoo mendiami Mingyu, bahkan ia tak lagi meminta bantuan Mingyu ketika ia berganti baju atau apalah itu. Ia meminta Mingyu untuk tetap berjaga di luar kamarnya.

Sedangkan Mingyu sendiri, ia sudah lelah untuk menjelaskannya pada Wonwoo, orang-orang yang dibunuhnya adalah mafia, Mingyu tak akan dipenjara karena hal iti, tapi Wonwoo tentu saja tak percaya begitu saja. Karena orang yang membunuh akan tetap di penjara, tidak peduli itu mafia atau orang biasa.

Dengan itu, Mingyu juga berlaku layaknya bodyguard, ia bahkan tambah membuat Wonwoo kesal dengan cara bicaranya yang formal. Mingyu yang menjaga jarak darinya dan kini sudah memasuki minggu ketiga mereka belum baikan. Mereka masih sama-sama diam, tidak mengingat bahwa umur mereka sudah 25 tahun lebih.

Wonwoo merapikan baju yang ia gunakan, kemudian membuka pintu kamarnya, mendapati Mingyu yang selalu berdiri di samping pintu itu. "Soonyoung!" Panggilnya, menghiraukan Mingyu yang menampilkan wajah datarnya juga.

Soonyoung bergegas pergi ke arah Wonwoo dan menanyakan ada apa. "Anter gue ke kota, ada buku yang mau gue beli." Jawab Wonwoo. Soonyoung mengangguk kemudian ia melirik Mingyu. Kalau saja mereka tidak saling diam seperti sekarang, ia akan lebih punya banyak waktu untuk bersantai.

Wonwoo kemudian menutup kamarnya berjalan berdampingan bersama Soonyoung. Sedangkan Mingyu mengikutinya dari belakang. Wonwoo benar-benar lelah dengan sikap profesional Mingyu.

Sesampainya di tempat parkir, Wonwoo akan membuka pintu kemudi tapi terlebih dahulu Mingyu menyingkirkannya dan masuk. Wonwoo berdecak kesal lalu masuk di jok belakang. "Soonyoung duduk sini." Ucapnya. Soonyoung menghela napas lalu masuk ke jok belakang juga.

Mingyu menyalakan mesin mobil tersebut dan melajukannya ke arah kota. Di dalam mobil, Soonyoung merasa kecanggungan yang berlebihan. Ia mengamati Mingyu dan Wonwoo bergantian. "Kalian berdua kapan baikannya sih? Capek gue liatnya."

"Nggak." Jawab Wonwoo, ia menatap kesal Mingyu dari tempat duduknya. "Yang salah siapa coba, masa gue yang harus minta maaf." Lanjutnya.

"Maaf Tuan Soonyoung, tapi Tuan Wonwoo yang memulainya." Balas Mingyu, masih fokus dengan jalanan yang ada didepannya.

"Gyu, lo berhenti deh ngomong formal ke gue. Geli dengernya." Balas Soonyoung. Ia kemudian menoleh ke arah Wonwoo. "Lo juga Won, harusnya lo terima kasih karena Mingyu ngelindungin lo, malah jadi marahan. Bingung gue sama kalian berdua."

"Ya gimana gue nggak marah, orang di.."

"Diem ah, gue nggak butuh penjelasan lo lagi. Gue tahu semua itu, tapi intinya kan lo nggak papa dan.. Yang dibunuh Mingyu itu mafia, otomatis harusnya polisi pun berterima kasih sama dia."

"Lah, kok lo malah belain dia sih? Bos lo siapa sih Young?"

"Bos gue lo, tapi sebagai temen kalian berdua, gue belain Mingyu lah."

"Ih, mau gaji lo gue potong?"

"Ya jangan, kan gue cuma bilang baiknya itu gimana." Ucap Soonyoung lalu menolehkan wajahnya keluar jendela.

SWITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang