Be a wise reader.. Udah diingetin di awal ya, full of smut. Tapi, alur masih ada kok.
Happy reading.
.
.
.
.Wonwoo dan Mingyu sudah kembali ke Korea Selatan. Berita tentang kematian Siegar sudah menyebar di dunia permafiaan, bahkan ada sebagian masyarakat yang mengetahuinya. Berita itu menyebar dengan Siegar yang di bunuh oleh salah satu bodyguard mafia Korsel.
Wonwoo memasuki kamarnya, sedangkan Mingyu ia kembali turun dan menemui Tuan Jeon yang tadi memintanya. Ia berjalan ke ruang kerja Tuan Jeon. "Ada apa Tuan?" Tanyanya begitu masuk ke ruangan tersebut.
"Kau tahu siapa Siegar?" Tanya Tuan Jeon sembari berdiri dari duduknya.
Mingyu menatapnya. "Tidak."
"Lalu kenapa kau membunuhnya?" Tuan Jeon berjalan ke arah Mingyu. Ia berdiri tepat di depan Mingyu.
"Dia mengancam keselamatan Wonwoo." Jawabnya.
"Aku tahu, tapi tidak berarti kau bisa membunuhnya seperti itu, dia adalah salah satu mafia yang paling kejam dan terkenal. Bagaimana jika orang-orangnya menargetkan Wonwoo?"
"Tidak akan, karena saya yang membunuhnya."
"Mingyu, kau begitu bodoh huh? Kau bodyguard Wonwoo, tugasmu adalah menjaganya, entah itu berarti kau harusnya tidak membunuh orang yang mengancam Wonwoo karena dikemudian hari bisa saja orang-orangnya datang untuk menargetkan Wonwoo karena dia bosmu." Tuan Jeon berbalik. "Dan bagaimana jika mereka malah menargetkanku? Karena mereka pasti tahu kau berada di sini."
Mingyu tersenyum simpul. "Maaf Tuan Jeon, tapi sesuai perjanjian kita, aku hanya menjadi bodyguard Wonwoo. Aku tidak memiliki hubungan dengan mafiamu."
Tuan Jeon yang mendengarnya kembali berbalik dan menatap heran Mingyu. "Apa maksudmu? Secara tidak langsung kau menjadi bagian dari kami." Ucapnya.
"Tidak. Sejak awal juga saya tidak berniat bergabung. Saya hanya menjadi bodyguard Wonwoo. Tidak lebih."
Plakk
Tamparan itu mendarat di pipi kiri Mingyu. Setitik darah keluar dari ujung bibirnya. "Tapi Wonwoo yang akan menggantikanku kelak, jadi kau..."
"Sama saja, meskipun Wonwoo yang memimpin, saya tetap tidak mau menjadi anggota. Tujuan saya menghilang selama enam tahun adalah untuk menjaga Wonwoo, bukan menjadi anggota mafia anda." Mingyu menatap tajam Tuan Jeon. Ia kemudian membungkuk sedikit. "Saya permisi." Dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Tuan Jeon memijat pelipisnya. Jika bukan karena putra tunggalnya, ia sudah pasti menghabisi Mingyu dengan tangannya sendiri.
Mingyu yang sudah keluar dari ruangan tersebut kemudian menuju ke halaman belakan rumah besar itu, atau seperti halnya mansion. Ia duduk di rerumputan hijau memandangi pohon-pohon di hutan yang ada di depannya. Mingyu menghela napasnya. Ia kemudian mengambil sarung tangan dan menghapus darah yang ada di ujung bibirnya.
Mingyu tengah memikirkan percakapannya dengan Siegar sebelum ia membunuhnya. Bagaimana orang tahu kalau dirinya adalah Vic. Padahal mereka belum pernah bertemu. Jika saja Mingyu tidak membunuhnya di tempat, sekarang pasti Wonwoo sudah mengetahui fakta itu. Dan ia tidak menginginkannya.
Ia mendongak dan menatap langit. Enam tahun itu bukan waktu yang singkat, ia melalui banyak hal, sangat. Berlatih hingga tengah malam, mendapat hukuman, dan lain sebagainya itu adalah hal yang begitu berat baginya. Ia menjadi seperti sekarang ini tidak mudah. Melakukannya demi mendapatkan Wonwoo. Demi menjaga Wonwoo.
Ia tidak tahu mengapa ia memutuskan hal seperti itu, jika saja malam itu ia tidak menemui Tuan Jeon dan membuat perjanjian, mungkin sekarang ia akan duduk manis di kursi CEO perusahaan milik ayahnya di Pyeonchang. Ia tidak perlu repot-repot menganiaya tubuhnya sendiri selama enam tahun demi menjaga Wonwoo. Ia bisa hanya duduk dan mengamati dosen yang berbicara dan menjadi pemilik perusahaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCH
FanfictionMINWON/WONMIN • COMPLETED Wonwoo mencintai sahabatnya sendiri, Mingyu, tak peduli dengan status dirinya, ia mencoba mendapatkan sahabatnya. Tanpa tahu jika ayahnya telah berbuat buruk pada Mingyu dan membuat Mingyu pergi. Enam tahun bukanlah enam h...