Heeseung baru saja menemui ketiga manusia yang sibuk membersihkan perpustakaan. Hingga akhirnya pesan udara yang diberikan oleh Sunoo terkirim membuat keempatnya berhenti dan bergegas menuju ruangan kepala sekolah.
Terlihat Namjoon yang berdiri memperhatikan tumbuhan berdurinya, Ni-ki yang duduk disalah satu kursi beserta Jungwon dan Sunoo yang duluan sampai juga seorang dari organisasi penyihir yang sangat mereka empat kenali.
Ni-ki yang melihat kedatangan keempat kakaknya itu semakin menunjukkan wajah datarnya. Dia sangat kesal, bahkan jika ayah dari anak yang ia lukai itu seorang penyihir penting.
Tidakkah terlalu kejam untuk meminta mengeluarkan Ni-ki dari sekolah tanpa mendengarkan kebenaran dari perlakuan anak itu?
Heeseung menundukkan kepalanya pelan ketika melihat pemimpin sekolah itu tak sengaja menatapnya. Namjoon mengangguk lalu duduk pada tempatnya.
"Kalian sudah paham bukan masalahnya?" tanya Namjoon yang diangguki oleh keempat manusia yang baru datang.
"Disini Ni-ki melanggar kode etik sebagai penyihir. Dia menyerang penyihir lain, apalagi menggunakan mantra tingkat menengah," jelas Namjoon.
Semua membulatkan netra kaget mendengar hal itu. Tak terkecuali lelaki setengah baya dari organisasi penyihir. Terkejut mengingat anak ini bisa melakukan hal tersebut.
Ni-ki mengeraskan rahangnya pelan melihat ekspresi lelaki setengah baya itu. Menjijikkan, dia benci melihat manusia yang iri, licik, dan munafik dihadapannya.
Heeseung hanya mengangguk, terkejut memang tapi dia tidak terlalu heran mengingat Jake dan Sunghoon yang sempat mengajari Ni-ki.
Jake dan Sunghoon menjadi bingung antara menyesal, marah atau bangga melihat anak itu bisa menguasai mantra sihir yang mereka berikan. Jay juga hanya menghela napas karena tidak melarang keduanya.
Lelaki setengah baya itu berdeham kemudian menatap rendah seolah-olah merasa diatas Namjoon, "saya ingin, anak ini di keluarkan!"
Namjoon hanya menghela napas, memang ada kemungkinan untuk mengeluarkan Ni-ki, karena pelanggaran kode etik yang ada.
"Tapi setau saya, adik saya tidak bersalah!" bantah Jungwon tiba-tiba.
Perhatian beralih pada Jungwon."Dia hanya membela dirinya, Zen, anak bapak juga melakukan kekerasan," lanjut Jungwon yang diangguki Sunoo karena sudah mengetahui cerita sebenarnya.
"Punya bukti apa kalian? Anak saya tidak pernah melakukan hal tersebut! Jelas-jelas anak saya adalah korban. Saya ingin dia di keluarkan!" marah lelaki setengah baya itu.
Jungwon tak menjawab dan menatap tajam kukuh mempertahankan sang adik. Sayang sekali dia dan Sunoo saat itu tak mempertanyakan karena apa Ni-ki menyerang Zen secara spesifik. Keduanya hanya tau bahwa Zen mendorong teman dekat Ni-ki dan mengejeknya selama dua minggu ini.
Namjoon hanya menatap perdebatan itu tenang selagi menilai kejadian.
Heeseung angkat bicara dan menunduk," maaf tentang adik saya."
Seluruh orang diruangan tertegun, mata lelaki setengah baya itu terlihat meremehkan Heeseung.
Ni-ki menutup matanya pelan dan mengigit bibirnya tak tahan untuk berbicara. Heeseung tidak perlu minta maaf untuk anak itu. Lelaki didepannya itu hanya manusia gila hormat yang tidak tahu tempatnya!
"Ya, sudah kalau begitu segera keluarkan anak ini!" protes lelaki paruh baya itu lagi.
"Sekali lagi saya minta maaf," Heeseung menundukkan kepalanya.
Ni-ki tidak kuat melihat hal itu dan mengalihkan pandangannya dari kedua makhluk yang saling berucap itu.
Tidak dipungkiri, kelima yang tadinya tenang merasa darahnya naik secara perlahan, lelaki paruh baya itu terlalu mendesak dan berlebihan. Namjoon merasakan tegang yang tak terelakkan dari kelima lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Times (ENHYPEN)
Adventureruangan khusus? jangan menyesal karena memasukinya. atau kau akan terbangun di masa yang belum kau kenal. Tapi sepertinya Ni-ki tidak menyesal setelah menemukan ke enam petualang ini. Rasanya tidak ingin kembali,meski akhir buruk yang datang. . . ...