When Joy Blooms Into The Pain

465 47 0
                                    


"Lho kalian membawa siapa?" tanya anak lelaki berdiri dengan buku yang tak terpengaruh gravitasi bumi.

Lelaki itu bertanya setelah melihat kedua nya meletakkan seorang anak tepat dihadapannya.

"Sunghoon.., aku tidak tahu dia siapa. Kami menemukannya di dekat perbatasan, Sunoo melempar batu tadi, padahal sudah kuingatkan," jawab lelaki blonde yang bersama Sunoo tadi.

"Tapi aku tidak sengaja kak Jay," bantah Sunoo.

"Perbatasan? Lalu kenapa bawa nya ke mansion? Kalian mau terkena hukuman membawa masuk seseorang yang belum jelas kaum nya! Konflik antar kaum bisa saja bertambah," tukas Sunghoon sedikit protes.

"Jadi maksud nya membiarkan dia mati ditengah hutan?" Sunoo menaikkan nada.

Sunghoon terdiam.

Suara lenguhan terdengar setelah adu mulut. Sunghoon sedikit melirik korban,"Sepertinya dia tidak akan mati."

.

.

Ni-ki membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya langit yang sudah senja. Langit senja yang berwarna ungu ini meyakinkan bahwa dia memang tidak dirumah. Tempat nya tidak akan memiliki langit sebagus ini menurutnya.

Baru hendak mencoba duduk setelah habiskan pemikirannya, sebuah ranting datang mendekati tepat lehernya. Ni-ki terkesiap. Agak nya lupa bahwa ada orang yang ia lihat sebelum akhirnya tertidur.

"Kak Sunghoon!" teriak Sunoo melihat Sunghoon yang mengambil ranting acak secara cepat lalu menaikkan tangannya. Sunoo terlihat tak tenang.

Jay terkejut melihat Sunghoon yang sensitif hari ini.

Mencoba menganalisis Ni-ki mengedarkan pandangan. Lalu kembali pandang kearah manusia didepan nya yang memegang ranting pohon itu dengan serius.

Batin lelaki itu sendiri menjadi gagal fokus saat melihat wajah Sunghoon, 'apa disini semua manusia itu terlihat tampan?'

Sunghoon menajamkan matanya menaikkan ranting semakin tinggi membuat reflek Ni-ki bekerja menjauhkan dagu keatas saat ranting tersebut semakin mendekati bawah wajahnya.

Ni-ki tak berdaya, rasa berani nya menurun pada titik yang tidak bisa di jelaskan, karena tahu ini bukan tempatnya. Tidak ada omong kosong dan kebohongan yang dapat ia katakan atau menurut insting nya dia akan dengan mudah terbunuh disini. Apalagi tentang ranting dengan ujung nya menjadi bercahaya. Ini terlalu asing.

"Katakan pada ku, nama mu siapa?kau kaum apa? asal keluarga?" buru Sunghoon dengan pertanyaan.

Lidah Ni-ki kelu dan bingung. Anak itu sendiri belum bisa mencerna bagaimana dia bisa masuk kesini, lalu pernyataan apa yang dapat menjawab pertanyaan manusia yang dipanggil Sunghoon ini.

"A-...."

"Lemittent," ucap kuat sosok yang terlihat dewasa baru keluar dari mansion tersebut sambil menodongkan sebuah tongkat kecil berbeda dari ranting yang mengarah pada Ni-ki sekarang.

Seketika ranting yang dipegang Sunghoon terlempar jauh.

"Kak heeseung!" panggil ketiganya berbarengan.

Ni-ki menurunkan dagu lemas setelah ranting bersinar itu tak lagi mengarah pada lehernya.

"Ada apa ini?" tanya Heeseung. Sunoo langsung berlari mendekati lelaki bernama Heeseung.

Ni-ki mengalihkan atensi kepada laki-laki yang baru menolong nya tadi. Tidak, tidak, bukan menolong. Ni-ki tidak bisa meyakinkan dirinya secepat itu terhadap orang yang baru ditemui.

Two Times (ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang